Bab 5: Beludru Emas Milikku - bagian 4

212 33 2
                                    

Huang Zixia menghabiskan sepanjang sore dengan memakan makanan kecil sementara Wang Ruo mempelajari peraturan istana dengan berhati-hati. Jika Huang Zixia tidak mengerti mengenai peraturan istana sama seperti Wang Ruo, itu akan memalukan, tetapi Huang Zixia tidak merasa terlalu tegang seperti malam sebelumnya. Dengan cepat pikiran Huang Zixia berkelana, dan Huang Zixia menyadari bahwa Wang Ruo juga merasa bingung.

Kemudian Wang Ruo menutup bukunya.

"Apa yang sedang dipikirkan oleh tuan Putri?" tanya Huang Zixia.

"Aku sedang memikirkan ... mengenai sesuatu yang diajarkan oleh Su Qi." Kata Wang Ruo.

Huang Zixia tersenyum, "Apa yang diajarkan oleh Su Qi?"

"Su Qi mengajariku mengenai Pelajaran bagi Wanita. Di bagian kesetiaan. Dikatakan bahwa suami dapat menikah lagi, tetapi istri samasekali tidak dapat menikah lagi. Aku mengetahui banyak wanita yang tidak puas dengan suami mereka dan pergi ke kuil untuk meminta bantuan. Hal ini benar-benar sangat bertentangan. Wanita harus suci dari awal sampai akhir adalah hal yang benar-benar penting bagi kesetiaan."

Huang Zixia mengangguk, "Pelajaran bagi Wanita biasanya diajarkan di tempat kediaman para selir agar mereka tidak buta huruf. Mengapa tuan Putri memikirkan hal itu?"

"Tentu saja aku belum pernah mempelajarinya sebelumnya." Kata Wang Ruo dengan cepat, "tetapi tiba-tiba aku memikirkan satu atau dua hal, dan aku tidak tahu harus berbuat apa."

"Memikirkan mengenai hal apa? Apakah tuan Putri merasa keberatan untuk menceritakannya kepada saya?"

"Aku mendengar bahwa Permaisuri Wu dulunya adalah salah satu dari istri Kaisar Tai, dan Yang Guifei yang merupakan selir dari Kaisar Xuanzong dulunya merupakan selir dari Shou ..." kata Wang Ruo.

Huang Zixia tidak menyangka bahwa masalah itu akan menjadi masalah sulit yang bahkan para ahli sejarah yang tidak terhitung jumlahnya juga tidak dapat menutupi masalah itu. Apa yang dapat dikatakan oleh Huang Zixia? "Dinasti ini juga memiliki masalahnya sendiri."

"Jadi pada Dinasti Han dulu, ibu Kaisar Wu, Wang Zhi, menikah dan memiliki seorang putri di luar istana. Kemudian Wang Zhi meninggalkan suami dan putrinya itu dan menikah lagi di istana, menyatakan bahwa pernikahan itu adalah pernikahan pertamanya, dan akhirnya Wang Zhi menjadi Permaisuri, bukankah seperti itu?"

Huang Zixia terdiam selama beberapa saat, "Sepanjang sejarah Tiongkok, ada beberapa kasus yang tidak biasa, tetapi kasus-kasus seperti itu sangat jarang terjadi."

Wang Ruo menatap buku di atas meja dan bertanya dengan ragu-ragu, "Jadi menurut Chonggu, apa yang akan terjadi pada seorang Permaisuri yang menyembunyikan sejarah pernikahannya dan pada akhirnya semuanya terungkap? Apa yang akan terjadi pada Permaisuri itu?"

Huang Zixia tidak dapat menahan tawanya, "Mengapa tuan Putri mengkhawatirkan hal-hal yang terjadi di masa lampau? Permaisuri menjadi Ibu Suri dan hidupnya sejahtera. Putri yang ditinggalkannya kemudian mengunjunginya dan memanggilnya dengan sebutan kakak. Saya rasa keluarga kerajaan juga memiliki perasaan dan menggunakan akal sehat untuk menyelesaikan masalah itu."

"Ya, aku juga berpikir demikian." Wang Ruo mengambil kembali buku itu.

Huang Zixia mengulang kembali kata-kata yang baru saja dikatakan oleh Wang Ruo dalam hatinya tetapi tidak dapat memahami maksudnya. Kemudian Huang Zixia mengalihkan tatapan matanya pada Wang Ruo, kemudian pada peony yang ada di atas meja.

Peony itu adalah peony yang diberikan oleh Li Shubai kepada Wang Ruo, peony itu sekarang berada dalam mangkuk kristal yang besar yang diisi dengan air sebagian untuk membuatnya tetap segar. Meskipun demikian, peony itu menunjukkan tanda-tanda layu. Kelopaknya sedikit melengkung dan satu atau dua kelopaknya terlihat mengambang di atas permukaan air.

Wang Ruo melihat Huang Zixia memperhatikan peony itu dan tiba-tiba saja Wang Ruo tersipu malu. Wang Ruo semakin menundukkan kepalanya ke arah buku itu, terlihat malu dan tidak nyaman.

Tingkah Wang Ruo yang aneh itu membuat Huang Zixia berpikir bahwa Wang Ruo benar-benar telah jatuh cinta pada Pangeran Kui. Huang Zixia dapat merasakan bahwa itu adalah pertama kalinya Wang Ruo jatuh cinta dan merindukan Li Shubai.

Wang Ruo mencondongkan tubuhnya ke depan dan dengan lembut menyentuh peony yang mengambang di atas air itu, "Kau pasti berpikir kalau aku ini bodoh, Chonggu." Kata Wang Ruo dengan lembut.

"Mengapa saya berpikir seperti itu?" kata Huang Zixia, sambil tersenyum.

Wang Ruo menutup mulutnya dengan malu-malu dan berbisik, "Aku tidak tahu apakah kau dapat memahaminya. Sebelumnya, aku sering bertanya-tanya tentang calon suamiku kelak, seperti apa kehidupanku sehari-harinya kelak, orang seperti apa yang akan mengikatku selamanya, tetapi ketika aku memasuki bagian belakang aula dan melihat Pangeran Kui secara sekilas, aku tiba-tiba memahami kehidupanku kelak seperti apa, dan semua ketakutanku akan masa depanpun menjadi lenyap. Pada saat itu, aku tahu bahwa Pangeran Kui adalah belahan jiwaku."

Huang Zixia berpikir tentang cara Wang Ruo menatap ketika Wang Ruo melihat Li Shubai, tetapi Huang Zixia berpikir bahwa cara menatap Wang Ruo pada Li Shubai bukan merupakan tatapan yang menyatakan perasaan cinta Wang Ruo pada Li Shubai. Masih saja, Huang Zixia tersenyum dan berkata, "Saya mengerti."

"Jangan beritahu siapapun."

"Baik." Huang Zixia duduk di sebelah Wang Ruo, memperhatikan pipi Wang Ruo yang berwarna merah tua dan matanya yang terlihat bersemangat. Ingatan Huang Zixia kembali pada suatu malam di awal musim panas. Capung terbang di atas kolam, Huang Zixia memegang bunga-bunga lotus, anak laki-laki itu menatap Huang Zixia dari kejauhan.

Huang Zixia mulai merasa resah. Ketika Huang Zixia kembali pada kenyataan, ada sedikit rasa sakit di hatinya. Huang Zixia berbalik dan melihat cahaya merah matahari yang terbenam dan perlahan-lahan berdiri, "Hamba harus kembali. Tuan Putri dapat menyimpan buku-buku ini dan melanjutkan membaca."

"Baiklah." Wang Ruo tanpa sadar membelai kelopak peony itu.

Huang Zixia berjalan menuju pintu. Bunga-bunga wisteria mekar di halaman kecil itu, terbungkus warna ungu yang mempesona layaknya kabut yang berada di sekitar rak. Matahari musim semi yang terbenam bermandikan sinar keemasan yang mempesona. Huang Zixia tiba-tiba merasakan kegembiraan dan perasaan malu-malu yang dirasakan oleh Wang Ruo di dadanya.

Huang Zixia berbalik dan menatap Wang Ruo dan tersenyum, "Jangan khawatir, tuan Putri, saya tidak akan memberitahu siapapun. Saya hanya akan memberitahu Pangeran Kui bahwa anda mencintai bunga yang diberikan oleh Pangeran Kui itu."

Wang Ruo tersenyum.

[Terjemahan] The Golden Hairpin Vol. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang