Bab 13: Jalan yang Sepi dan Panjang - bagian 4

177 27 1
                                    

"Aku ingin tahu apakah masih ada makanan di ruang makan?"

Huang Zixia, yang kembali ke Istana Kui, merasakan sakit perut. Hari ini, kecuali memakan beberapa lumpia di pagi hari dan meminum beberapa cangkir teh di siang hari, Huang Zixia tidak memakan sebutir beraspun sementara sepanjang hari ini Huang Zixia terus-menerus berlarian untuk menyelesaikan kasus. Sekarang Huang Zixia benar-benar merasa lapar dan pusing. Huang Zixia mencengkram perutnya dan pindah ke ruang makan dan melihat bahwa kompor di ruang makan sudah dingin dan kosong.

"Aku tidak tahan dengan semua ini ..." Huang Zixia merasa marah pada dirinya sendiri karena tidak bertanya kepada Bibi Lu dimana Bibi Lu menyimpan makanan. Sekarang, tanpa adanya Bibi Lu, Huang Zixia tidak dapat menemukan apapun untuk dimakan. Huang Zixia akhirnya menemukan dua buah roti kering yang disimpan di lemari. Masing-masing tangan Huang Zixia memegang roti itu sebuah, dan menggigit roti itu dalam perjalanan menuju ke kamarnya.

Ketika Huang Zixia sampai di pintu masuk halaman kamarnya, Huang Zixia melihat lampu di kamarnya menyala. Huang Zixia tertegun, dan buru-buru berjalan menuju pintu kamarnya untuk melihatnya. Dan roti yang dipegang oleh Huang Zixia itupun hampir jatuh dari tangannya.

Bukankah itu, itu, orang yang duduk di sana dan membaca dengan santai di malam hari dengan menggunakan lampu, bukankah itu adalah Pangeran Kui Li Shubai?

Huang Zixia berdiri di pintu dengan bingung, Li Shubai mendongak dan menatap Huang Zixia, mengangkat tangannya dan melambaikannya ke arah Huang Zixia. Huang Zixia melangkah maju sambil membawa dua roti kering yang masing-masing sudah digigitnya itu, dan bertanya kepada Li Shubai, "Pangeranku ... apa yang bisa saya lakukan untuk anda hingga anda berada di sini pada larut malam seperti ini?"

Li Shubai tidak berbicara, hanya mengangkat dagunya sedikit untuk menunjukkan kotak makanan yang ada di sebelahnya.

Huang Zixia mengangkat kotak makanan itu dengan ragu-ragu, membukanya, dan mengeluarkan isi yang ada di dalamnya –

Semangkuk bubur, sepiring roti goreng manis, semangkuk daging babi tenderloin, burung puyuh panggang, dan udang panggang kesukaan Huang Zixia juga swike dengan tauge. Entah bagaimana, semua makanan itu masih panas. Huang Zixia melirik Li Shubai dan melihat bahwa Li Shubai masih mengabaikannya. Huang Zixia segera membuang roti yang ada di tangannya dan mengambil sumpit gading yang ada di dalam kotak makanan itu dan juga memberikan sepasang sumpit itu kepada Li Shubai. Dengan menggunakan sumpitnya sendiri, Huang Zixia mengambil salah satu bagian dari burung puyuh panggang itu. Burung puyuh panggang itu menggunakan saus yang sangat otentik, dan panas makanan itu juga sangat sempurna. Selain itu, saat ini Huang Zixia benar-benar merasa sangat lapar, maka Huang Zixia-pun menghela nafas lega, memakan makanannya itu dengan kecepatan normal yang tidak terburu-buru, dan mulai mengunyahnya, kemudian menelan makanan itu secara perlahan-lahan.

Li Shubai juga meletakkan buku yang ada di tangannya dan bertanya kepada Huang Zixia, "Apakah ada perkembangan?"

Huang Zixia tidak berbicara, hanya mengeluarkan setengah batang perak dari balik lengan pakaiannya, meletakkan setengah batang perak itu di atas meja, dan berkata, "Saya menemukannya di kamar Jin Nu."

Li Shubai mengambil setengah batang perak itu, membaliknya, dan memeriksanya dengan cermat.

Di bagian belakang setengah batang perak itu terdapat dua baris tulisan. Baris pertama bertuliskan Deng Yunxi, Song Kuo. Kemudian baris kedua bertuliskan duapuluh tael perak.

Huang Zixia mengambil setengah batang perak yang lainnya, yang mereka temukan di Balai Yongchun dari dalam laci, dan menyerahkannya kepada Li Shubai.

Dua batang perak itupun disatukan dengan rapat dan membentuk sebatang perak yang utuh. Kata-kata yang tertulis di bagian belakang perak itupun akhirnya menjadi lengkap. Kata-kata itu tertulis Wakil Utusan Liang Weidong, Deng Yunxi, Song Kuo, dan Tuan Zhang Junyi mencetak duapuluh tael perak.

Li Shubai meletakkan perak yang sudah disatukannya itu dan menatap Huang Zixia, "Dimana kau menemukannya?"

"Di bawah rak bunga yang ada di kamar Jin Nu."

"Tidak mungkin." Kata Li Shubai dengan tegas dan percaya diri.

"Ya, itu benar. Kamar Jin Nu sudah diacak-acak oleh banyak orang. Seharusnya tidak terdapat setengah batang perak yang terletak di tempat yang bisa dilihat orang dengan sangat jelas seperti di bawah rak bunga itu." Kata Huang Zixia sambil memakan buburnya. Kemudian Huang Zixia melanjutkan perkataannya, "Maka seharusnya setengah batang perak itu diletakkan di sana oleh Cheng Xuese yang baru saja pergi meninggalkan kamar Jin Nu."

"Cheng Xuese?" Li Shubai akhirnya terlihat sedikit bersemangat, "Cheng Xuese berada di ibukota?"

"Ya, tetapi saya tidak bertemu dengannya, saya hanya mendengar beberapa orang siswa di akademi musik mengatakan bahwa seorang gadis yang sangat cantik membawa lukisan ke kamar Jin Nu. Tetapi ketika saya sampai di kamar Jin Nu, gadis itu sudah pergi."

"Ya, kau sudah melewatkan kesempatan untuk bertemu dengan Cheng Xuese." Li Shubai sedikit mengernyit dan kembali bertanya, "Mengapa Chen Nian tidak memberitahumu?"

"Mungkin Jin Nu dan Cheng Xuese memiliki hubungan yang sangat dekat. Maka Cheng Xuese pergi mencari Jin Nu terlebih dulu sebelum menemui Chen Nian." Kata Huang Zixia sambil berpikir, "Tetapi Chen Nian seharusnya sangat mengkhawatirkan masalah mengenai Feng Yi ini, maka Chen Nian pasti akan segera membawa Cheng Xuese untuk menemui saya."

Li Shubai mengangguk dan berkata, "Saat ini Chen Nian berada di Istana Li Run. Kita dapat pergi ke sana untuk menemui Chen Nian besok."

"Baik, selain itu, hari ini saya juga memeriksa area di luar akademi musik dan menemukan sebuah tempat. Sudah terlalu larut untuk melakukan pemeriksaan pada hari ini, jadi akan sulit untuk dapat menemukan sesuatu di tempat itu. Tetapi jika kita besok pergi dan melihat tempat itu, mungkin kita akan menemukan sesuatu."

"Sepertinya kau akan kembali sibuk sepanjang hari besok." Ketika Li Shubai berbicara, Li Shubai melihat cahaya lilin di ruangan itu menjadi redup. Li Shubai kemudian menutup buku yang dibacanya itu, mengambil gunting yang terletak di atas meja di sebelahnya, memotong sumbu lilin itu, dan cahaya lilin itupun menjadi sedikit lebih terang.

Cahaya lilin yang berkelap-kelip itu membuat ruangan itu terasa tenang. Sambil makan, Huang Zixia mendongak dan melihat Li Shubai sedang menatapnya di bawah cahaya lilin di ruangan itu, Huang Zixia tidak dapat menahan diri untuk merasa ragu dan berhenti makan untuk sementara waktu.

Li Shubai memalingkan wajahnya dan dengan santai mengambil sepasang sumpit, mengambil beberapa tauge dengan menggunakan sumpitnya itu, dan meletakkannya ke dalam mangkuk.

Selama beberapa saat Huang Zixia merasa ragu-ragu, dan akhirnya berkata dengan susah payah, "Terima kasih, Pangeran, karena sudah memberikan makanan ini –"

"Tidak perlu." Li Shubai menyela kata-kata Huang Zixia, menatap Huang Zixia untuk waktu yang lama, dan dengan perlahan-lahan berkata, "Aku selalu percaya bahwa seekor kuda yang diberi makan akan dapat berlari dengan kencang."

Ujung-ujung mulut Huang Zixia sedikit berkedut, dan Huang Zixia berkata, "Pangeran sangat bijaksana."

"Maka besok, larilah lebih cepat lagi, mengingat keluarga Wang akan segera membawa jenazah Wang Ruo kembali ke Langya."

"Ya ..." Berbicara mengenai keluarga Wang, Huang Zixia ingat bahwa malam ini dia bertemu dengan Wang Yun, Huang Zixia memegang sumpit di tangannya, dan menatap cahaya lilin yang berkelap-kelip dan untuk sejenak merasa bingung, dan kemudian Huang Zixia dengan bijak memilih untuk tidak mengatakan hal itu kepada Li Shubai, agar tidak menimbulkan masalah –

Pertemuan antara Huang Zixia dengan Wang Yun pada malam ini adalah suatu kebetulan yang tidak ada hubungannya dengan kasus ini.

[Terjemahan] The Golden Hairpin Vol. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang