Chapter 2: UTS Susulan (versi lama)

3.9K 305 56
                                    

Sekitar jam 11 siang, Rana memarkirkan motornya di area parkir motor kampus. Ia melepas helmnya berikut dengan kunciran berwarna hitam yang sempat ia gunakan selama perjalanan menuju kampus tadi. Cewek itu turut melepaskan jaketnya sebelum menenteng tas dan sedikit berjalan cepat menuju kantin Fakultas Hukum yang letaknya cukup berdekatan dengan ke arah luar pintu gerbang universitas. Tasnya untuk jadwal hari ini jauh lebih berat, hal itu dikarenakan Rana membawa lebih banyak barang dari yang seharusnya.

Mengingat ini sudah cukup siang, tak perlu heran jika situasi di kantin kali ini jauh lebih ramai. Apalagi di jam-jam makan siang seperti ini yang bisa disebut sebagai jam nanggung akan membuat banyak orang segera menyerbu kantin. Rana sendiri rasanya enggan untuk memasuki kantin sekarang kalau saja ia tak ingat ocehan Sharon yang memintanya segera ke kantin FH. Lagipula Rana pun tahu kalau Sharon memang bukan tipe orang yang suka sendirian di kantin sehingga ia tak punya pilihan lain.

Di salah satu meja kantin tersebut, Rana melihat sosok Sharon yang sedang bermain ponsel dengan kedua telinga yang terpasang oleh sepasang headset. Seperti biasanya, Sharon selalu tampil modis. Tak jarang beberapa pasang mata di sekitar sesekali mencuri pandang ke arah Sharon yang tampaknya tidak begitu peduli menjadi pusat perhatian. Setidaknya sampai pusat perhatian itu justru direbut oleh Rana yang datang dan mendudukkan diri di depan Sharon. Bagaimana tidak? Mungkin bisa dibilang kalau Rana adalah satu-satunya mahasiswi di Universitas Pekerti Luhur yang mengecat rambut panjangnya menjadi blonde.

Kira-kira sudah hampir 2 tahun Rana mempertahankan warna rambutnya ini, tidak usah ditanya apakah Mama mengomel atau tidak. Sudah jelas jawabannya. Tapi, mengingat Rana mengecat rambutnya dengan uang sendiri, tentu saja Mama tak bisa berbuat banyak. Rana sendiri juga tidak peduli menjadi pusat perhatian karena warna rambutnya itu, bahkan ia tahu ada beberapa senior cewek yang mencibir gayanya yang mungkin dibilang sok. Padahal sudah sejak SMA Rana memang hobi mengecat rambutnya, hanya saja jaman SMA dulu Rana hanya mengecat rambutnya dengan warna gelap seperti cokelat. Meskipun hobi mengecat rambutnya, Rana selalu memastikan agar rambutnya tetap terawat.

"Lama lo," gerutu Sharon seraya melepas kedua headset yang terpasang di telinganya. Tak lupa ia juga menghentikan alunan musik di ponselnya itu. "Gue sendirian dari tadi. Della sama Oliv udah masuk kelas dari tadi."

"Ya udah sih, gue udah dateng ini. Gue ngerjain tugasnya si Abby sama Bang Satya dulu. Tempat ngeprint di deket kosan gue rame, jadinya gue ngeprint deket kampus deh," jelas Rana sebelum tiba-tiba merebut segelas es Beng-Beng yang merupakan milik Sharon. Belum sempat si empunya protes, Rana sudah lebih dulu menyeruput minuman itu.

"Kebiasaan, bukannya mesen dulu. Sono pesen," omel Sharon sambil mengambil lagi minumannya.

"Iya iya," Rana beranjak berdiri dan menghampiri Bude Pur, salah satu pemilik kios di kantin FH itu. Setelah memesan minuman yang sama dengan Sharon, Rana pun kembali duduk dan melanjutkan pembicaraan. "Oh iya, Della sama Oliv lagi kelas apaan, sih? Kita ada kelas Hukum Acara Perdata jam 1, kan? Emang Bu Dira udah dateng?"

"Ih, lo mah lupaan! Udah UTS begini lo malah nggak tau mereka ada yang ngulang di semester kemaren," cibir Sharon sebal. "Mereka kan ngulang matkul Hukum Agraria. Lo tau kan Pak Noel gimana? Udah nggak bisa SP, 3 SKS, terus kalo ngejawab di ujian juga harus bener-bener persis kayak di buku. Kan Della sama Oliv dikasih C sama Pak Noel. Sialan banget, yak?"

"Gila, nanggung banget!" Rana sedikit melotot setelah mendengar sedikit cerita Sharon soal nasib nilai kedua temannya itu. Bertepatan dengan itu pula, minuman pesanan Rana datang dan setelah mengucapkan terima kasih, Rana menyesap minumannya tersebut. Lalu, ia kembali bicara. "Padahal pas UAS semester kemaren lo ngasih kebetan ke mereka, kan? Lo ngasih yang di internet kali bukan yang lo foto-fotoin dari bukunya Pak Noel."

ASDOS✅️ [Ebook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang