Chapter 10: Tidak Hadir (versi lama)

2.5K 243 75
                                    

Sudah sebulan lebih sejak Rana resmi menjadi asdos Pak Raka dan tidak begitu penting untuk sekadar menanyakan bagaimana perasaannya setelah menjadi asdos dosen itu. Selama sebulan kehidupan Rana sebagai asdos selalu diwarnai dengan berbagai macam teguran atau omelan dari Pak Raka, baik itu hal sepele sampai hal yang membuat Rana berpikir kalau wajar saja Pak Raka marah. Tapi, sejauh ini tidak ada hal-hal ekstrim yang pernah ia lakukan sampai membuat hubungannya dengan dosen itu berubah. Mungkin saran Rana saat pria itu mengantarnya pulang ke kosan adalah pengecualian, entahlah karena Pak Raka tak pernah membahas obrolan mereka waktu itu lagi. Rana juga tak merasa ada perbedaan sikap dari pria itu kepadanya, kecuali belakangan ini ia memang merasa Pak Raka lebih banyak diam.

Menurutnya Pak Raka jadi lebih diam dikarenakan sedang banyak pikiran soal pekerjaan saja atau barangkali memang ada suatu permasalahan di keluarganya sehingga membebani pikiran pria itu. Bisa dibilang Rana tak tahu apakah ia harus merasa senang atau tidak karena omelan Pak Raka tidak sesering sebelumnya, ia hanya belum terbiasa dengan karakter Pak Raka yang tidak banyak bicara. Biasanya ada saja hal tidak penting yang dipermasalahkan oleh pria itu dan tentunya Rana yang akan menjadi tempat dosen itu melampiaskan keluhannya. Puncak keanehan itu adalah minggu lalu saat Pak Raka secara mendadak memberi kabar kepada Rana kalau pria itu tidak bisa mengajar untuk pertemuan yang ke-4 di bulan Oktober ini dengan alasan sedang banyak urusan.

Namun, hari ini keanehan tersebut kembali terjadi. Rana langsung berlari seperti biasanya dari parkiran motor menuju lobi Fakultas Hukum setelah melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 09.57 WIB. Bayangan di mana Pak Raka akan kembali mengomel karena ia datang 3 menit sebelum kelas dimulai sudah memenuhi kepala Rana sehingga ia tak bisa merasa tenang di setiap langkahnya. Ini semua karena ia begadang menonton drama Korea yang direkomendasikan oleh Oliv selama semalaman suntuk. Ia baru selesai menonton drama Korea tersebut saat adzan Subuh sudah berkumandang sehingga setelah menunaikan sholat Subuh, Rana langsung memaksakan diri untuk tidur setelah menyetel alarm di ponsel. Sialnya, alarm ponselnya malah tidak berfungsi sehingga Rana baru bangun tidur sekitar pukul 9 pagi.

Akhirnya cewek itu tiba di depan ruangan Pak Raka. Ia menarik napas dalam-dalam sambil mempersiapkan hati dan barulah ia mengetuk pintu ruangan sang dosen. Sayangnya, tak ada jawaban sama sekali dari dalam sana. Sejenak tentunya ia merasa heran karena biasanya jika ia baru sekali mengetuk pintu saja, pasti akan terdengar suara berat khas Pak Raka yang mempersilakannya untuk masuk ke dalam ruangan itu. Ia mencoba mengetuk pintu sekali lagi, tapi masih saja tidak ada jawaban dari dalam sana.

"Kok nggak disaut, ya?" tanya Rana pelan penuh rasa heran. "Buka langsung aja, deh."

Setelah ia membuka pintu ruangan itu, barulah Rana tahu kalau Pak Raka tidak ada di dalam ruangan tersebut. Tumben sekali Pak Raka tidak menunggu di sana. Sepertinya tidak mungkin Rana salah hari. Ia mengecek kalender di ponselnya dan jelas sekali kalau hari ini adalah hari Senin. Tetapi, kenapa Pak Raka tidak ada di ruangannya? Apa mungkin dosen itu sangat kesal karena Rana terlalu lama datang sehingga memutuskan untuk langsung masuk ke dalam ruang 201 langsung? Kalau itu benar berarti Rana harus mempersiapkan kedua telinganya untuk mendengar segala macam ceramah yang dilontarkan oleh pria itu kepadanya.

Ia menggunakan ponselnya itu untuk mengirim chat kepada Pak Raka. Yah, hanya untuk memastikan jikalau memang hari ini pria itu ingin mengajar atau bisa saja pria itu malah memberi informasi kepada Rana kalau beliau sudah berada di ruang 201. Tapi, Rana jadi berpikir sekarang. Bukankah Pak Raka pasti akan mengirimkannya chat juga untuk memberi tahu kalau pria itu sudah di ruang kelas? Tetapi, saat Rana membuka kolom obrolannya dengan Pak Raka di WhatsApp, tak ada satupun pesan dari sang dosen.

Diketiknya beberapa chat kepada dosen itu dan hal lain yang cukup mengejutkan terjadi sehingga membuat Rana semakin heran. Semua chat-nya kepada Pak Raka tertanda satu ceklis yang artinya pria itu sedang tidak online di WhatsApp-nya. Ini adalah momen pertama di mana pesan dari Rana tidak terkirim ke WhatsApp pria itu langsung. Sepertinya aneh juga jika Pak Raka kehabisan kuota internet, kan? Atau bisa saja Pak Raka memang selalu menonaktifkan data internetnya selama mengajar sehingga itu artinya pria itu sudah memulai mata kuliah sebelum Rana sempat tiba.

ASDOS✅️ [Ebook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang