BAB IV: Sebuah Asumsi Part 3 (versi baru)

230 22 0
                                    

Sekitar seminggu kemudian setelah UAS berakhir, kampus masih saja tetap ramai seperti biasanya. Kebanyakan mahasiswa sudah pasti nongkrong di kantin karena merasa bosan juga di rumah setelah UAS selesai. Sementara di gedung fakultas justru para dosen serta seluruh staf Tata Usaha, terutama yang bekerja di bidang akademik, malah sibuk mondar-mandir di sana karena hari ini seluruh nilai UAS setiap mata kuliah akan segera di-upload ke website kampus.

Hal itu pula yang menjadi alasan Raka buru-buru datang ke kampus tersebut setelah mengendarai mobilnya dalam kecepatan maksimum dari arah law firm. Pria itu dikejar waktu untuk menemui kliennya di perusahaan tempat kliennya itu bekerja, tepatnya di daerah Jakarta Pusat. Sementara Raka sendiri juga harus menyerahkan data-data nilai mahasiswa yang telah ia buat, sayangnya data itu tertinggal di ruangan Raka di kampus dan ia tak ingin satu pun orang selain dirinya yang mencari data tersebut. Ia khawatir jika ada yang berbuat iseng di ruangannya.

Setelah memarkirkan mobilnya, Raka segera berjalan cepat menuju ruangannya. Di dalam ruangan tersebut, Raka langsung mencari-cari data yang ia simpan dan akhirnya ia menemukan barang yang dicarinya itu. Kemudian, Raka membuka data-data nilai tersebut sambil memastikan kalau tak ada kesalahan sama sekali di sana sebelum akhirnya ia serahkan kepada Pak Zumakir yang bertanggung jawab terhadap peng-input-an nilai-nilai mahasiswa ke website kampus.

Setelah itu, Raka langsung berjalan keluar dari lobi FH menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari sana. Hanya saja, saat Raka hendak mengeluarkan kunci mobilnya, pria itu baru sadar kalau ia tidak mengantongi kunci mobilnya sama sekali. Beberapa saat Raka sibuk mencari-cari kunci mobilnya, entah di saku kemeja, jas, hingga celana.

"Hah, pasti di ruangan tadi," gumam Raka sebelum kembali masuk ke gedung Fakultas Hukum dan kembali ke ruangannya.

Benar saja, ketika Raka kembali ke sana pria itu langsung menemukan kunci mobilnya tersebut di atas meja. Mungkin ia refleks menaruh kunci mobilnya di sana saat sibuk mencari data-data nilai mahasiswa di rak ruangannya. Untung saja tidak hilang, bisa bahaya jika ada orang jahat masuk ke ruangannya itu dan mengambil kunci mobilnya.

Drrt! Drrt!

Ponsel Raka tiba-tiba bergetar. Pria itu meraihnya dan melihat kalau kliennya itu meneleponnya. Apa kliennya sudah menunggu sehingga menanyakan posisi Raka di mana sekarang?

"Halo, selamat siang," sambut Raka setelah mengangkat telepon itu.

"Halo, selamat siang, Pak Raka. Waduh, maaf ya saya ganggu sekarang," terdengar kekehan canggung dari kliennya itu. "Mohon maaf sebelumnya ya, Pak. Kira-kira kalau ketemu setelah jam makan siang bisa nggak, ya? Rapat di kantor diundur dan baru mau dimulai sekarang, jadi saya nggak bisa kalo ketemu sekarang."

"Wah, kalo langsung abis jam makan siang saya udah ada jadwal ke Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Pak. Atau kalo sorean gimana?" tanya Raka yang mulai negoisasi masalah waktu.

"Oh, bisa-bisa, Pak. Mungkin sekitar jam 4, ya? Nanti saya aja yang ke law firm Pak Raka."

"Boleh, boleh. Kalo gitu jam 4 sore hari ini di law firm saya, ya?"

"Baik, Pak. Terima kasih. Sekali lagi maaf ya karena diundur tiba-tiba, Pak."

"Oh nggak masalah, Pak. Sama-sama, ya."

Pria itu menghela napas panjang setelah memutuskan sambungan telepon. Sedikit jengkel memang karena Raka sudah buru-buru dan belum lagi pria itu hampir bisa dibilang berkeliling Jakarta demi mengincar waktu yang tepat untuk bertemu dengan klien itu. Tapi, mau bagaimana lagi? Toh, kliennya juga ada alasan tersendiri dan Raka bisa memaklumi itu.

"Levy! Tunggu!"

"Sharon?"

Saat Raka hendak keluar dari ruangan tersebut dan baru sedikit membuka pintu ruangannya, ia terhenti ketika mendengar suara dua orang yang seperti sedang berdebat tak jauh dari ruangannya itu. Suara laki-laki dan perempuan, sepertinya yang perempuan sedang meluapkan kemarahannya pada si laki-laki. Mungkin permasalahan asmara. Yah, kira-kira itu yang Raka pikirkan sampai ia mendengar nama yang tak asing disebut oleh mereka.

ASDOS✅️ [Ebook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang