Pertemuan Pertama 2

3K 215 6
                                    


Pukul sembilan malam, Renata baru saja akan keluar dari lobby kantor, namun ia melihat Ayahnya tengah berdiri di samping mobil dan tersenyum ke arahnya. Renata langsung berjalan menghampiri sang Ayah. Namun saat ia akan masuk ke dalam mobil, ia melihat dua orang yang satu ia tahu dan yang satu lagi ia tidak mengenalnya.

"Dia siapa Yah?"

Andra tersenyum. "Masuk dulu, kita makan malam bareng. Kamu belum makan bukan?"

Renata menatap Ayahnya sinis. "Enggak mau."

Pergelangan tangan Renata dicekal oleh Ayahnya ketika ia hendak pergi meninggalkan Ayahnya, dan dengan sangat terpaksa Andra harus mendorong tubuh kecil putrinya untuk masuk ke dalam mobil di bagian penumpang. Karena jok sebelah Ayahnya sudah diisi oleh perempuan yang sangat Renata benci-Atlanta-.

"Ayah!"

"Udah masuk, kamu harus makan bareng Ayah malam ini."

Renata mendengus dan menatap ke luar jendela mobil, tidak memperdulikan seseorang yang duduk disampingnya. "Kak Renata?"

Renata langsung mendelik. "Siapa yang lo sebut Kakak? gue bukan Kakak lo!"

Angkasa sedikit terkejut ketika mendengar nada bicara Renata. "Kan Bunda sama Ayah nya Kakak bakalan nikah. berarti aku bakalan jadi adiknya Kakak dong."

"Enggak, siapa bilang?!"

"Aku."

"Terserah, pokoknya gue gak akan pernah setuju sama pernikahan nyokap lo dan bokap gue, ngerti?!"

"Tapi Kak-.."

"Dan satu lagi, jangan panggil gue Kakak. Karena gue bukan Kakak lo!"

Atlanta sedikit tidak terima ketika putranya dibentak seperti itu, karena sejak dulu ia tidak pernah membentak putra nya itu.

"Angkasa udah ya. Renata lagi capek.."

"Sok tau."

Angkasa melihat Renata dengan tatapan tajam. "Kamu boleh bentak aku, tapi enggak sama Bunda aku ya."

"Ya terserah gue, ini mulut gue. dan gue berhak bilang apa aja."

Angkasa menghembuskan nafasnya berat. Sepertinya ia harus lebih extra sabar ketika menghadapi calon Kakak tirinya itu.

Andra yang melihatnya lewat kaca spion depan hanya tersenyum miris, ia tidak menyangka putrinya yang manis akan berubah menjadi sangat jutek ketika mendengar kabar jika ia akan menikah lagi.

"Mas, kayaknya kita gak usah jadi makan malem ber-empat ya? Aku sama Angkasa langsung pulang aja. Kamu bisa turunin kita berdua di depan." Kata Atlanta. Perempuan itu sempat melirik ke kursi penumpang dan mendapati keadaan putranya tidak baik-baik saja.

"Kenapa?"

"Kasian kamu sama Renata, kayaknya capek. Turunin kita di depan aja ya?"

"Kalo emang kamu mau pulang, aku bisa anterin kamu."

Atlanta menggeleng. "Enggak perlu Mas, turunin aku di depan aja. Biar aku telfon supir pribadi. Gak apa-apa, lagian kamu sama Renata butuh istirahat."

Andra menganggukkan kepalanya dengan terpaksa. "Yaudah."

Mobil mewah itu berhenti tepat di sebuah halte bus yang jaraknya tidak jauh dari tempat tujuan mereka, dengan berat hati Andra memberhentikan mobilnya.

"Yakin kamu mau turun disini?"

Atlanta mengangguk. "Gak apa-apa Mas, Angkasa ayo turun."

Angkasa yang sedari diam hanya mengangguk, tanpa mengucapkan apa-apa ia turun dari mobil Andra dan mencari tempat duduk.

STEPBROTHER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang