Makan Malam

2.5K 197 4
                                    


Beberapa menit yang lalu Andra dan Renata baru saja tiba di kediaman Atlanta, Renata tercengang ketika melihat kediaman calon Ibu tirinya itu ternyata lebih mewah dari rumah Ayahnya. Namun ia mencoba untuk tidak memperdulikan kemewahan tersebut.

"Kalian udah datang?"

Andra dan Renata disambut oleh Atlanta dan Angkasa, bahkan jika harus Renata akui ternyata Atlanta sangat cantik dengan dress berwarna merah dan juga calon saudara tirinya-Angkasa- yang terlihat tampan dengan kemeja yang digunakannya.

"Ayo masuk.."

Renata mengikuti langkah Ayahnya yang telah berjalan lebih dulu didepannya. Disampingnya berjalan Angkasa, Renata sangat mengagumi cara berpakaian Angkasa, benar-benar diluar dugaan jika Angkasa akan terlihat sangat tampan malam ini. Namun ia langsung menggelengkan kepalanya ketika ia mulai berpikiran yang tidak-tidak.

"Kenapa Kak?" Tanya Angkasa ketika melihat Renata menggelengkan kepalanya.

Renata menatap Angkasa dengan pandangan sinis. "Bukan urusan lo."

Alis Angkasa menyerit ketika mendengar nada ketus yang keluar dari mulut Renata, belum juga dua puluh empat jam mereka bertemu tapi sikap Renata harus membuat Angkasa luar biasa sabar untuk menghadapi perempuan yang akan menjadi calon Kakak tirinya itu.

"Aku nanya Kak."

"Gue bilang bukan urusan lo."

"Iya deh iya.."

Kini ke-empatnya sudah terduduk di meja makan yang cukup mewah, bisa dilihat dari design meja dan juga kursi nya yang sangat mewah, bahkan Renata bisa menebak harga semua barang di rumah megah Atlanta. Sekali lagi, sungguh ia tidak menyangka jika calon ibu tirinya itu ternyata sangatlah kaya.

"Yah.."

Andra yang sedari tadi mengobrol dengan Atlanta menolehkan kepalanya ke arah sang putri. "Kenapa?"

"Pengen ke toilet dulu, aku ijin sebentar ya?"

Andra terkekeh. "Dikirain kenapa."

"Kamu pengen ke toilet? Ayo Tante anter."

Renata hanya dapat mengangguk, jika sebelum-sebelumnya ia akan bersikap ketus dan juga jutek kepada Atlanta, namun malam ini ia tidak akan bersikap seperti itu. Ia sadar sekarang ia sedang berada di rumah calon ibu tirinya, taku-takut ia akan diusir dari sini.

"Makasih ya Ren, kamu udah restuin hubungan saya dan juga Ayah kamu."

Renata hanya mengangguk.

"Tante tau, ini semua pasti sulit buat kamu. Tapi Tante gak akan maksa kamu buat bisa nerima Tante dan juga Angkasa jadi bagian keluarga kamu. Tante ngerti kok. Dan satu lagi, Tante enggak akan pernah bisa ngerebut posisi Mama kamu dari hati Ayah kamu."

Renata terdiam, setelah tiba di depan pintu toilet ia masuk ke dalam, sedangkan Atlanta menunggunya di luar. Tidak lama kemudian Renata keluar. "Udah?"

Hanya anggukan yang diberikan oleh Renata untuk menjawab pertanyaan calon ibu tirinya itu.

"Rena, Tante boleh minta tolong?"

"Apa?"

"Bisa gak kamu jangan terlalu keras sama Angkasa? Kalo kamu keberatan ya gak apa-apa. Tante cuma minta itu aja kok, tapi  kalo kamu tanya alasannya. Kamu nanti bakalan tau apa jawabannya."

Renata menatap punggung Atlanta dengan berbagai pikiran. Kenapa ia tidak boleh bersikap keras kepada calon adik tirinya? Bahkan entah sudah keberapa kali ia membentak maupun berbicara dengan ketus kepada Angkasa. Tapi bukan Renata namanya jika ia menuruti perkataan perempuan yang masih berstatus sebagai calon ibu tirinya itu.

STEPBROTHER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang