Jika kalian berpikir Angkasa adalah orang yang sangat sempurna, kalian semua salah. Disaat ia memiliki wajah tampan, materi yang berlimpah dan juga otak yang sangat pintar, itu semua tidak dapat bisa mengubah keadaan Angkasa. Angkasa tahu setiap manusia pasti memiliki kekurangan, dan inilah kekurangan Angkasa.
Tepat ketika usianya menginjak umur yang ke empat belas, Angkasa di vonis oleh Dokter menderita penyakit Kanker Paru-paru stadium awal. Angkasa dan juga Atlanta terkejut bukan main, ia tidak bisa menerima semuanya. Hingga akhirnya Bundanya terus membujuk anaknya untuk berobat, hingga akhirnya tepat umurnya yang ke lima belas, Angkasa dipinta oleh sang Ibu untuk berobat di Canada, dia mengikuti semuanya apa yang dikatakan oleh Bundanya. Ia tahu semua ini demi kebaikannya. Tapi ia harus menerima ke-kecewaan ketika ia diberitahu tidak bisa sembuh dari penyakit Kanker Paru-paru yang sudah menggerogoti tubuhnya itu.
Namun bukan Angkasa namanya jika ia menyerah, ia tidak akan menyerah dengan semuanya. Ia akan bertahan dan berusaha untuk bertahan demi Bundanya. Ketika dia mendengar Bundanya untuk kembali menikah, ia senang bukan main. Setidaknya jika ia pergi nanti dia tidak akan khawatir sang Bunda akan sendirian, ada yang menemani Bundanya.
Seperti sebelum kepergiannya ke Canada tujuh tahun yang lalu, sepulang sekolah dari sekolah menengah pertamanya, Angkasa tiba-tiba saja mengajak Bundanya untuk ikut bersamanya ke taman belakang rumahnya. Atlanta yang saat itu baru saja pulang dari Rumah sakit terkejut ketika anaknya menarik tangannya.
"Kenapa?"
"Ikut aku dulu Bunda.."
"Mau kemana?"
"Ikut dulu, aku punya kejutan buat Bunda."
Atlanta hanya mengikuti kemana anaknya itu menarik tangannya. Hingga mereka berdua tiba di taman belakang rumah mewah Atlanta, kedua mata permpuan itu berkaca-kaca. Sudah ada sebuah meja dan juga dua kursi yang duduk berhadapan, dengan sebuah lilin untuk menerangi dan juga sebuah kue tart di atas meja.
"Kamu nyiapin semua ini?"
Angkasa mengangguk. "Selamat ulang tahun Bundaku sayang.."
Atlanta memeluk tubuh kurus anaknya dengan sangat erat, ia menangis terisak. Ia sangat tidak menyangka jika anaknya berpikiran untuk memberikan kejutan seperti ini. "Makasih sayang..hiks..hiks.."
Angkasa mengangguk. "Sama-sama Bunda, Bunda jangan nangis dong."
Atlanta mengusap air matanya. "Bunda bahagia sayang.."
Dan itu adalah perta kejutan ulang tahun Angkasa untuk Atlanta, sebelum ia pergi ke Canada untuk melanjutkan sekolahnya dan juga berobat. Selama di Canada, Angkasa dikenal sebagai orang yang ceria dan juga dapat diandalkan, selain karena otaknya yang pintar ia juga ternyata sangat ramah.
Selama di Canada, kegiatan pendidikan Angkasa sedikit terganggu dengan proses pengobatan yang ia jalani. Menurut Dokter yang bernama Steve-teman Atlanta- mengatakan jika ia sempat koma selama seminggu sesaat setelah melakukan kemoterapi yang ketiga. Entahlah, Angkasa sama sekali tidak mengingatnya.
Dan setelah itu, ia lebih memilih untuk berobat di Jakarta dibandingkan di luar negeri, lagipula ia sudah lelah untuk melakukan serangkaian test berobat disana. Biarlah waktu yang akan menjawabnya, ia harus rela jika waktu itu tiba. Ia akan menerima itu semua.
"Aku gak mau liat Bunda nangis nanti, kalo aku gak ada.."
Angkasa Putra Widyautama
22 Tahun
buat kalian yang dari kemarin sempet nanya 'yg jadi angkasa siapa ya?'
udah kejawab ya, tetep yang jadi angkasa Wonwoo. Tapi kalo kalian mau buat visualisasi dari angkasa sendiri yang lain juga gak apa-apa, takutnya kalian nempel kalo dia itu 'Adinata'
KAMU SEDANG MEMBACA
STEPBROTHER ✔
FanfictionRenata tidak menyangka tepat satu tahun setelah kepergian Ibunya, sang Ayah tiba-tiba memberitahu dirinya jika Ayahnya itu akan menikah dengan seorang janda yang telah dikaruniai anak seorang lelaki. Apakah Renata akan bisa menerima anggota baru di...