Tidak Mengerti

1.6K 141 2
                                    


"Apa mau lo sih?" Tanya Renata kepada sahabatnya Fika dan Radit. Karena sedari tadi keduanya terus saja mengikuti Renata.

Fika tersenyum. "Kita boleh ikut ke rumah Ibu baru lo ya?"

"Kalian mau ngapain? Bunda kerja."

Fika menggeleng. "Enggak, tadi kita udah tanyain ke bokap lo. Katanya Nyokap lo ada di rumahnya. Pokoknya lo harus ngajak kita ke rumah lo."

Renata mendengus, sebelum akhirnya ia mengijinkan kedua sahabatnya untuk ikut pulang dengannya. Tidak membutuhkan waktu lama, kini Mobil yang diutmpangi Renata dan kedua sahabatnya itu sudah terparkir di halaman rumah mewah Atlanta.

"Ini rumah apa istana? Gede banget." Radit berdecak kagum dengan ukuran serta interior rumah mewah Atlanta.

Renata mendelik. "Kalian mau diem aja disitu?"

Radit menghentikan tatapan kagumnya dan menggeleng. "Ya enggaklah, kita ikut masuk ke dalem."

Renata masuk ke dalam rumah mewah itu diikuti oleh kedua sahabatnya. "Ren, lo gak salah rumah kan? Gue liat rumah ini cuma dari berita doang, dan sekarang gue masuk ke dalem rumah mewah ini. Mimpi apa gue semalem." Mulut Radit terus saja mengucapkan kata-kata yang melantur.

"Lo berdua duduk disana, gue mau ganti baju dulu."

Fika dan Radit seakan tidak mendengar perkataan Renata, mereka masih saja sibuk untuk memperhatikan interior rumah mewah Atlanta, hingga perhatian mereka teralihkan kepada seseorang yang tengah membaca buku di sebuah meja tidak terlalu besar dekat dengan jendela besar di rumah itu. Tanpa sadar keduanya melangkahkan kaki mereka untuk mendekati orang itu. Fika dan Radit menatapnya dengan tatapan penasaran dan juga kasian, orang itu menggunakan alat bantu pernafasan berupa selang yang menghiasi wajah tampannya.

Merasa diperhatikan diperhatikan, orang itu mendongakan kepalanya dan menatap Fika serta Radit. "Kalian siapa?"

Radit dan Fika terkejut ketika mendengar pertanyaan orang itu. "Ki..kita temen Renata."

Orang itu mengangguk. "Temennya Kak Tata. Duduk aja disana, Kak Tata nya pasti lagi ganti baju, aku panggilin ya?"

Fika dan Radit refleks menggeleng. "Enggak usah, lo lanjutin aja bacanya."

Orang itu mengangguk, tapi sebelumnya ia memperkenalkan dirinya. "Oh iya, nama aku Angkasa."

Kedua mata Fika dan juga Radit membola. "Angkasa? Lo anak Ibu Atlanta?"

Angkasa menyeritkan alisnya. "Kakak kenal sama Bunda? Tau darimana?"

"Ibu Atlanta sering muncul di tv, dan gue kagum sama Ibu Atlanta."

Angkasa terkekeh. "Oh iya aku lupa, Bunda kan udah sering muncul di tv, pantes aja Kakak-Kakak ini tau Bunda."

Fika yang sedari tadi hanya terus memperhatikan wajah tampan Angkasa yang dihiasi oleh selang yang melintang di bawah hidungnya. "Lo baik-baik aja?"

Angkasa tersenyum. "Aku baik-baik aja Kak, Kakak mau minum apa? Biar aku bilang ke Bibi disini."

Fika menggeleng. "Enggak usah, kita mau nunggu Renata aja."

Angkasa mengangguk. "Yaudah kalo gitu aku ke kamar ya Kak, Kakak tunggu aja disini kalo enggak di taman belakang juga boleh."

Radit mengangguk. "Makasih.."

Setelah Angkasa pergi dari hadapan keduanya, Fika dan Radit menatap kagum dengan sikap Angkasa yang sangat baik dan juga ramah. Ia pernah berpikiran jika anak dari seorang Atlanta mungkin anak angkuh ataupun sombong, tapi pada kenyataannya tidak sama sekali. Dan karena hal itu, Radit sekali lagi merasa kagum dengan semua yang ada pada keluarga Widyatama serta keturunannya.

STEPBROTHER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang