Kepergiannya

2.2K 137 15
                                    

Renata baru saja membuka kedua matanya tepat pada pukul delapan, karena hari ini adalah hari minggu Renata merasa tidak perlu bangun terlalu pagi. Itulah yang ada di pikirannya selama ini, entahlah setelah ia bekerja di kantor milik sang Ayah ia merasa sangat lelah, padahal posisi yang ia tempati bukan lain adalah sebagai karyawan biasa. Bahkan setelah Ayahnya menawarkan posisi yang cukup tinggi Renata menolak dengan alasan, ia ingin bisa memulai karirnya dari awal tidak mau menempati posisi yang telah ditawarkan Ayahnya dengan mudah. Ia ingin merasakan menjadi karyawan biasa seperti yang lainnya. Dan karena hal itulah posisi karyawan biasa di tempati oleh Renata. Meski hampir semua karyawan tahu jika ia adalah anak dari pemilik perusahaan yang Ayahnya pimpin, Tapi hal itu tidak membuat Renata sombong.

Kembali ke cerita, Renata baru saja melangkan kakinya di ruang makan. Dan ia tidak merasa aneh dengan suasana sepi yang ada di rumahnya, karena memang setiap hari rumah megah milik Atlanta itu selalu sepi. Mungkin hanya akan ada beberapa maid yang berlalu lalang untuk membersihkan atau menyiapkan sesuatu.

Hingga akhirnya ia merasa aneh, karena biasanya jika hari minggu adiknya akan duduk di sofa ruang keluarga dengan segelas susu di hadapannya dan juga telivisi yang menyala. Namun hari ini ia tidak melihat keberadaan adiknya itu. Merasa penasaran, Renata melangkahkan kedua kakinya menuju kamar adiknya. Tanpa mengetuk pintu Renata membuka pintu kamar adiknya karena biasanya adiknya tidak pernah mengunci pintu kamarnya.

Alis Renata menyerit ketika melihat kamar adiknya kosong. "Apa dia di perpustakaan?" Tanpa berpikir panjang lagi Renata kembali melangkahkan kedua kakinya menuju ruangan yang biasa adiknya tempati seharian hanya untuk membaca. Ketika ia membuka pintu ruang perpustakaan Renata kembali dibuat bingung karena lampu ruangan itu padam, berarti itu tandanya adiknya tidak ada didalam.

Hingga akhirnya ia melihat seorang maid yang berjalan tergesa-gesa menuju kamar Atlanta. "Mbak Shinta.."

Maid yang bernama Mbak Shinta itu menghentikan langkahnya dan menatap wajah Renata dengan tatapan gelisah.

"Kasa kemana?"

Mbak Shinta terdiam.

"Terus Bunda sama Ayah kemana? Kok gak keliatan?"

"A..anu Non, Den Kasa dibawa ke rumah sakit tadi malam."

Kedua mata Renata memola, ia sangat terkejut dengan pernyataan Mbak Shinta. "Maksud Mbak?"

"I..Iya, semalam keadaan Den Kasa menurun Non, Den Kasa bahkan sempet muntah darah terus kejang-kejang Non. Jadi Nyonya dan Tuan membawa Den Kasa ke rumah sakit."

Tanpa disadari kedua mata Renata sudah berkaca-kaca. "Terus sekarang gimana keadaan Kasa, Mbak?"

"Keadaannya buruk Non."

"Mbak bakalan balik lagi kan ke rumah sakit?"

Mbak Shinta mengangguk. "Iya Non, Tapi saya harus membawa beberapa baju ganti untuk Nyonya dan juga Tuan."

Renata mengangguk. "Aku juga bakalan siap-siap dulu."

Setelah semuanya selesai Renata langsung ikut dengan Mbak Shinta ke rumah sakit untuk memastikan keadaan adiknya. Sungguh ia tidak percaya dengan semua perkataan yang di ucapkan oleh Mbak Shinta tentang keadaan adiknya. Bahkan kemarin sore adiknya terlihat baik-baik saja, lalu berita apa ini? Keadaan adiknya memburuk dan ia tidak akan pernah siap dengan akhir dari keadaan adiknya. Ia hanya ingin adiknya sembuh. Bahkan ia dekat dengan Angkasa belum lama, bahkan mereka belum membuat banyak kenangan. Selama perjalanan Renata terus saja meneteskan air mata. Tidak membutuhkan waktu lama, Mobil yang dikendarai oleh Pak Rano telah terparkir di lobby rumah sakit dan Renata langsung turun dari dalam mobil dan berlari menuju ruang ICCU untuk melihat keadaan adiknya.

STEPBROTHER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang