Hari ini Andra tengah berada di sebuah butik milik teman dekatnya yang bernama-Arko- bersama dengan Atlanta, Renata dan juga Angkasa. Andra tengah mencoba beberapa jas yang akan digunakan untuk hari pernikahannya nanti, begitu pula dengan Atlanta. Dia sama dengan Andra, tengah mencoba beberapa gaun untuk persiapan pernikahannya nanti.
Sementara Renata dan juga Angkasa hanya menunggu mereka berdua, tidak ada yang mereka lakukan selain fokus dengan ponsel mereka berdua masing-masing. Angkasa tengah bermain games untuk mengisi waktu kebosanan mereka, sedangkan Renata hanya membuka beberapa akun sosial medianya.
"Kalian jangan saling diem-diem kayak gitu dong, obrolin sesuatu gitu biar lebih akrab." Kata Andra ketika melihat Renata dan juga Angkasa yang hanya fokus dengan ponsel keduanya. Ia merasa sangat gemas ketika melihat mereka berdua.
"Gak ada yang perlu kita omongin." Kata Renata ketus, entah kenapa mood nya hari ini sedang buruk.
Angkasa mematikan ponselnya dan menatap ke arah lain, ia bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah Bundanya yang tengah berbicara dengan seorang designer untuk gaun pernikahannya nanti. Ia memegang tangan Bundanya, dan Atlanta terlihat terkejut ketika melihat anaknya sudah berdiri disampingnya. "Kenapa?"
Angkasa menggeleng. "Bun.."
"Hmm.."
"Aku boleh beli es krim gak di depan?"
Atlanta menggeleng. "Gak boleh, suara kamu kayak kodok gitu. Jangan dulu ya, nanti aja. Kalo keadaan kamu udah baik-baik aja, Bunda ijinin kamu buat beli es krim."
"Ihh, Bunda bukan buat aku, tapi buat Kak Renata. Boleh ya?"
Atlanta terkekeh ketika melihat wajah kesal putranya, meski sudah berusia dua puluh dua tahun anaknya itu terlihat seperti anak kecil, bahkan tidak jarang putranya itu sering merajuk karena tidak diijinkan untuk melakukan kegiatan yang memang tidak boleh Angkasa lakukan.
"Yaudah, sana. Tapi Bunda titip beliin kopi ya?"
Angkasa menggeleng. "Jangan kopi, Bunda gak boleh minum kopi. Aku ganti beliin air mineral aja."
Atlanta tersenyum. "Yaudah, terserah kamu aja.."
Setelah mendapatkan ijin, Angkasa melangkahkan kedua kakinya untuk membeli minuman serta es krim untuk Renata. Tidak membutuhkan waktu yang lama, Angkasa kembali lagi ke butik dimana Bunda dan juga Andra tengah melihat baju untuk pernikahan mereka nanti.
Ia memberikan sebotol kopi kepada Andra, sebotol minuman dingin kepada sang Bunda dan juga sebuah es krim kepada Renata.
"Nih Kak.."
Renata menatap es krim ditangan Angkasa, ia tidak mengambilnya sama sekali. "Gak mau.."
"Kenapa? Kakak gak suka rasa vanilla?"
Renata tidak menjawab, tanpa memperdulikan sikap Renata, Angkasa menyimpan es krim tersebut di tangan Renata. "Enggak baik nolak rejeki, aku udah beliin Kakak es krim dan Kakak harus nerima ini."
Renata mendengus, dengan terpaksa ia menerima es krim yang ada di tangannya dan membuka bungkusnya, tanpa mereka berdua sadari, sedari tadi Andra dan Atlanta memperhatikan kedua anaknya. Atlanta tersenyum sendu, sedangkan Andra ia hanya terkekeh kecil.
"Aku salut sama Angkasa, dia gak nyerah buat deketin Renata."
Atlanta mengangguk. "Angkasa emang kayak gitu orangnya Mas, Dia gak akan nyerah sebelum semua keinginannya tercapai."
"Makasih karena udah punya anak kayak Angkasa.."
Atlanta tersenyum. "Aku juga bangga punya anak kayak Angkasa, tapi aku bakalan lebih bahagia kalo misalnya Angkasa bisa luluhin hati Renata."
KAMU SEDANG MEMBACA
STEPBROTHER ✔
FanfictionRenata tidak menyangka tepat satu tahun setelah kepergian Ibunya, sang Ayah tiba-tiba memberitahu dirinya jika Ayahnya itu akan menikah dengan seorang janda yang telah dikaruniai anak seorang lelaki. Apakah Renata akan bisa menerima anggota baru di...