Belanja Bulanan

1.7K 141 3
                                    


"Kak Tata dipanggil Bunda!" Angkasa berteriak dari arah dapur, karena ia mengetahui jika Kakak tirinya berada di ruang keluarga.

"Lo gak usah teriak-teriak bisa?" Renata bertanya dengan nada lumayan ketus.

Angkasa hanya terkekeh. "Ya habisnya Kak Tata dipanggilin Bunda dari tadi gak nyaut-nyaut."

Renata memukul pelan kepala adiknya. "Terserah."

Renata berjalan menghampiri Ibu tirinya itu. "Ada apa Bunda?"

Atlanta tersenyum ketika melihat putrinya sudah berada di sampingnya. "Bunda boleh minta tolong?"

"Minta tolong apa dulu? Kalo Bunda nyuruh aku masak, aku gak mau karena aku gak bisa masak."

"Bukan itu."

"Terus apa?"

"Kamu maukan nemenin Angkasa belanja? Tadi Bunda minta tolong ke Angkasa, tapi dia bilang dia pengen belanja sama kamu."

Renata langsung menolehkan kepalanya dan menatap tajam Angkasa, sedangkan Angkasa ia berpura-pura tidak mendengar semua obrolan Bunda serta Kakak tirinya itu.

"Lo?!"

"Apa?"

Renata menarik tangan Angkasa. "Mau kemana Kak?"

"Lo bukannya disuruh Bunda? Yaudah ayo, kita belanja."

Angkasa tersenyum. "Yaudah tunggu, aku bawa dulu jaket sama uangnya dulu. Tunggu sebentar, lagian kita juga belum minta tolong buat anterin ke Pak Rano."

Renata menghentikan langkahnya dan mengangguk. "Yaudah gue tunggu lo di dalem mobil ya. cepet jangan lama."

"Iya bawel."

Angkasa berjalan ke arah kamarnya untuk mengambil jaket beserta uang, setelah dirasa siap. Ia berpamitan kepada Bundanya dan menyusul Renata yang sudah berada di dalam mobil.

"Ayo Pak, ke supermarket yang biasa aja ya Pak."

"Siap Tuan."

Renata hanya diam. Ia lebih memilih untuk memperhatikan jalanan daripada mengikuti pembicaraan Adik tirinya dengan sang supir.

"Tuan bawa obat kan?"

Angkasa menggeleng. "Enggak Pak, lagian sebentar ini. Bunda minta tolong beliin terigu sama gula aja."

"Kata siapa Terigu sama Gula?" Renata langsung berbicara kepada Angkasa.

"Kata aku."

"Sok tau lo."

"Emang Kakak tau apa yang Bunda suruh selain Terigu sama gula?"

"Lo harus nemenin gue sekalian buat belanja bulanan."

Kedua mata Angkasa membola. "Enggak mau, aku cuma mau beli terigu sama gula aja. Kakak belanja sendiri aja, atau enggak ditemenin Pak Rano, aku tunggu di restoran ya?"

Renata menggerakan jari telunjuknya. "No, pokoknya lo harus temenin gue."

Angkasa mendengus.

Tidak butuh waktu lama, Kini keduanya sudah tiba di sebuah supermarket yang cukup luas. "Pak Rano ikut ya?"

Pak Rano yang mendengar permintaan Tuan Mudanya hanya mengangguk, sedangkan Renata ia tidak peduli.

Selama tiga puluh menit mereka mengelilingi supermarket dan Angkasa sudah mulai kelelahan. "Kak udah yuk, aku capek."

"Bentar satu lagi, gue harus nyari shampoo buat gue."

STEPBROTHER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang