Harimau Galak atau Kucing Jinak?

2.4K 202 12
                                    


"Kamu udah ganteng kayak gini mau kemana sih?" Tanya Atlanta ketika melihat sang putra yang sudah terlihat sangat rapi dengan pakaian simple nya.

Angkasa tersenyum, ia mencium pipi kiri Bundanya. "Aku tau aku ganteng kok, Aku mau pergi ke rumahnya Om Andra."

"Mau ngapain?"

"Main.."

"Om Andra nya kan kerja, terus kamu mau ngapain ke rumah Om Andra?"

Angkasa mengangguk. "Aku tau, Om Andra pasti kerja. Aku cuma diminta tolong sama Om Andra semalem buat nemenin Kak Renata di rumah."

"Emang Renata kenapa?" Tanya Atlanta pura-pura tidak tahu, sebenarnya semalam ia menadapatkan pesan singkat dari Andra, Jika Putrinya sedang sakit dan meminta Angkasa untuk menemani Renata. Pada awalnya Atlanta nampak ragu untuk mengijinkan putranya. Tapi apa boleh buat, ini demi kebaikan anaknya nanti.

"Kak Renata sakit Bun, Kata Om Andra dia demam. Kayaknya gara-gara kemarin malem aku ajak diem di luar deh."

Atlanta menggeleng. "Bukan salah kamu, bisa aja Kak Renata udah sakit waktu dateng kesini. Iya gak?"

Angkasa mengangguk.

"Kamu sama siapa kesana? dianter Pak Rano kan?"

Angkasa kembali mengangguk. "Iya Bun, aku dianter Pak Rano."

Atlanta mengusap kepala anaknya. "Yaudah, kamu hati-hati dijalan ya. Kalo ada apa-apa kasih tau Bunda."

"Iya Bun, yaudah aku berangkat ya. Assalamualaikum Bun.."

"Waalaikumsallam. Hati-hati sayang.."

Dan Angkasa pun pergi ke kediaman Andra, selama perjalanan Pak Rano-supir pribadi keluarga Widyautama- terus memperhatikan gelagat Tuan Mudanya.

"Tuan? Tuan udah minum obat?" Tanya Pak Rano kepada Tuan Mudanya itu.

Angkasa mengangguk. "Udah Pak, Bapak jangan khawatir."

"Tapi muka Tuan Muda pucet, beneran enggak apa-apa?"

Angkasa tersenyum, senyum itu adalah senyum yang disukai oleh semua orang ketika melihat senyum itu membuat hati mereka menghangat. "Aku baik-baik aja Pak, gak usah khawatir."

"Nanti kalo ada apa-apa kasih tau saya ya Tuan."

"Iya Pak.."

Bagaimana tidak khawatir, Pak Rano dan juga sang istri Bi Inah telah bekerja di kediaman Atlanta sejak Atlanta masih jaman kuliah, dan mereka sangat menyayangi Tuan mudanya itu, mereka berdua sudah menganggap Angkasa sebagai cucu mereka. Bagaimana tidak menyayangi Tuan Mudanya itu, sikap Angkasa sangat berbeda dengan anak majikan di luar sana, Angkasa selalu sopan kepada para pelayan di rumahnya dan jangan lupakan dia bahkan sering mengajak para pelayannya untuk makan bersama di meja makan, dan semua hal itu tidak dilarang oleh Atlanta.

Atlanta sendiri tahu bagaimana tulus dan juga baiknya hati anaknya itu.

"Udah nyampe Tuan.."

Angkasa menghembuskan nafasnya dan tersenyum. "Makasih Pak, nanti aku telfon ya kalo aku pulang."

"Iya Tuan.."

Angkasa turun dari mobil yang ia tumpangi, dan berjalan ke arah depan pintu rumah Andra. Ia menekan bel rumah beberapa kali, hingga akhirnya pintu utama rumah tersebut terbuka dan menampilkan seorang wanita paruh baya yang tersenyum ke arahnya.

"Ada perlu apa Nak?"

"Kak Renatanya ada? Aku Angkasa Bu, anaknya Bunda Atlanta.."

Perempuan paruh baya yang diketahui bernama Bu Inem itu tersenyum. "Anaknya Non Atlanta toh, yaudah masuk Nak."

STEPBROTHER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang