Pagi ini ketika Renata turun dari kamarnya yang berada di lantai dua merasa sangat aneh, ketika melihat seorang wanita yang tidak jauh berbeda umurnya denga sang Ayah tengah berkutat dengan peralatan dapur.
"Anda siapa?"
Perempuan itu menolehkan kepalanya dan tersenyum. "Pasti kamu Renata kan?"
"Anda siapa?" Tanya Renata sekali lagi. Dia tidak memperdulikan senyuman wanita dihadapannya itu.
"Saya Atlanta Widyautama. Saya teman Ayah kamu."
Renata tersenyum, namun senyumnya bukanlah senyum tulus ataupun hangat dimata Atlanta.
"Ah, teman Ayah? Kamu perempuan yang tidak tau diri itu bukan? Yang udah rebut perhatian Ayah buat lupain Mama?"
Hati Atlanta berdenyut ketika mendengar perkataan pedas Renata. "Saya tidak berniat untuk merebut hati Ayahmu dari mama kamu. Kamu salah paham."
"Lalu apa bedanya? Jika memang kamu tidak berniat merebut hati Mama dari Ayah, Ayah enggak mungkin bakalan nikah lagi!"
Atlanta hanya tersenyum. "Kalo kamu berpikir seperti itu, saya minta maaf. Tapi kami memang sudah berteman sejak lama, bahkan sebelum Ayahmu mengenal Mamamu."
"Saya tidak akan pernah peduli dengan hubunganmu dan juga Ayah, yang pasti kamu bukan perempuan baik-baik. Inget itu! Aku enggak akan pernah nerima kamu dikeluarga ini!"
Setelah mengatakan itu Renata pergi meninggalkan Atlanta yang mematung ditempatnya. Hingga perhatiannya teralihkan dengan kedatangan Andra. "Kenapa?"
Atlanta menggeleng. "Enggak, ternyata anak kamu cantik ya, Dra."
"Kamu udah ketemu sama Renata? terus sekarang dia kemana?"
"Kayaknya dia buru-buru, tadi dia langsung pergi."
Andra menangguk dan berjalan ke arah meja makan. "Kamu yang masak ini semua?"
Atlanta mengangguk. "Aku sengaja masak banyak, aku mau bawa ini ke rumah sakit buat aku makan siang nanti, tapi sebelum itu aku boleh minta tolong gak?"
"Apa?"
"Bisa kamu jemputin Anakku di bandara?"
"Ah, Angkasa pulang?"
Atlanta mengangguk. "Dia bilang dia udah bosen di Canada, dan dia gak sabar pengen ketemu sama Ayah barunya."
Andra terkekeh ketika mendengar perkataan Atlanta. "Masih calon belum bener jadi Ayahnya."
"Iya-iya, masih calon Ayah.."
Renata baru saja tiba di ruangannya, sudah ada Fika dan juga Radit yang berada di ruangannya. Mereka berdua adalah teman dekat Renata, terlebih Fika, dia sudah mengenal Renata semenjak mereka duduk di bangku sekolah dasar, sedangkan Radit, Renata baru mengenalnya pada saat masa sekolah menengah atas.
"Muka lo kenapa?" Tanya Radit ketika melihat wajah kusut Renata yang baru saja memasuki ruangannya.
"Kesel gue."
"Kesel kenapa? Ayah lo?"
"Coba lo bayangin, waktu lo keluar kamar terus ke dapur lo liat perempuan yang enggak lo kenal, dan waktu gue tanya dia bilang dia temen Ayah. Lo bakal ngapain?"
"Ya kenalan lah."
"Bego!"
"Lah, kenapa lo manggil gue bego. Lo tanya gue kayak gitu, ya gue jawab lah."
"Dia calon Ibu baru lo, Ren?" Kali ini bukan Radit yang berbicara melainkan Fika.
"Gue gak akan pernah setuju pernikahan Ayah sama perempuan itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
STEPBROTHER ✔
FanfictionRenata tidak menyangka tepat satu tahun setelah kepergian Ibunya, sang Ayah tiba-tiba memberitahu dirinya jika Ayahnya itu akan menikah dengan seorang janda yang telah dikaruniai anak seorang lelaki. Apakah Renata akan bisa menerima anggota baru di...