Sudah memasuki hari ke sepuluh Angkasa berdiam diri di rumah sakit, tidak banyak yang ia lakukan selama sembilan hari ini. Hanya tertidur dan memakan makanan yang diantarkan oleh perawat ke ruangannya. Hari ini ia sendiri di dalam ruang rawat hanya menonton siaran televisi yang menurutnya tidak menarik sama sekali, ia berkali-kali menghembuskan nafasnya dengan kasar dan juga mengusap lengannya yang sedikit membengkak akibat infus yang bertengger di punggung tangan kirinya.
"Kasa.."
Angkasa tersenyum ketika melihat Bundanya masuk ke dalam ruang rawatnya. "Bunda kenapa lama visit nya?"
Atlanta tersenyum ketika mendengar keluhan dari putranya, ia mendudukan dirinya di bangku yang berada di samping ranjang Angkasa. "Emang kamu pikir Bunda cuma visit satu kamar aja? Ya engaklah sayang, Bunda habis visit lima kamar, ya jadi lama. Emang kamu mau apa?"
Angkasa mengangguk. "Bunda aku bosen, ke taman yuk?"
Atlanta sudah tahu keinginan anaknya itu langsung membawa kursi roda yang sudah ada di ruangan Angkasa.
"Boleh Bun?" Kedua mata Angkasa berbinar dan Atlanta sangat menyukai binar di kedua mata anaknya itu.
"Boleh tapi enggak lama ya?"
"Oke."
Atlanta membantu anaknya untuk duduk di atas kursi roda, ia mengatur posisi selang infus anaknya agar tidak tertarik. Setelah selesai Atlanta mendorong kursi roda anaknya untuk menuju ke taman rumah sakit, selama melewati koridor rumah sakit tidak sedikit perawat yang menyapa Atlanta dan juga Angkasa.
"Bun.."
"Hmm.."
"Kapan aku boleh pulang?"
"Kamu udah bosen ya disini?"
"Iya Bun, lebih baik di rumah. Main game, baca buku di ruang baca."
"Lusa sayang, lusa kamu udah boleh pulang."
"Makasih Bun. Oh Iya Bun, aku mau tanya boleh?"
"Tanya apa?"
"Bunda kan waktu itu pernah cerita sama aku katanya ada anak kecil yang sakit terus sama Bunda di bantu, terus sekarang anak itu gimana keadaannya?"
Atlanta yang mengerti kemana arah pembicaraan putranya itu langsung tersenyum. "Kamu mau ketemu sama anak kecil itu?"
Alis Angkasa menyerit. "Emang dia masih dirawat Bun? Emang sakit apa?"
"Dia masih ada disini, sebenernya udah boleh pulang sejak minggu lalu, tapi Bunda suruh mereka buat jangan dulu pulang, kasian."
Angkasa mengangguk. "Boleh ketemu sama anak kecil itu?"
"Ya boleh lah."
Atlanta mendorong kursi roda anaknya untuk menuju ke ruang rawat anak kecil yang kemarin ia datangi bersama dengan Renata.
"Bu.."
Orang tua anak kecil itu langsung berdiri dan tersenyum. "Selamat pagi Dok.."
"Selamat pagi Bu, gimana keadaan Rani?"
Rani adalah nama anak kecil yang telah dibantu oleh Atlanta dua minggu lalu. Sebab dua minggu yang lalu saat tengah malam ia melihat seorang wanita paruh baya menggendong anaknya yang demam tinggi sambil menangis, dan Atlanta langsung membantunya tanpa memikirkan biaya yang akan ditanggung oleh wanita paruh baya itu. Dan sejak saat itu Atlanta mulai membiayai semua perawatan hingga kebutuhan anak kecil yang bernama Rani yang baru saja berumur enam tahun itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
STEPBROTHER ✔
FanfictionRenata tidak menyangka tepat satu tahun setelah kepergian Ibunya, sang Ayah tiba-tiba memberitahu dirinya jika Ayahnya itu akan menikah dengan seorang janda yang telah dikaruniai anak seorang lelaki. Apakah Renata akan bisa menerima anggota baru di...