Dua Puluh

5.7K 568 242
                                    

Rasanya hidup Lana seperti ada di dalam film

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasanya hidup Lana seperti ada di dalam film. Baru beberapa jam lalu dia berjuang antara hidup dan mati, kini ia sudah ada di klinik dokter di Alaska. Luka-lukanya diperiksa dan diobati. Ia minum air putih sampai muntah. Dia merasa senang sekali bisa bertemu dengan orang lain di luar rumah itu, berada di luar kurungan dan teror kematian.

A di dekatnya, berbicara dengan suara pelan bersama dua dokter dan seorang juru rawat. Lana tidak terlalu memperhatikan. Apa pun yang mereka bicarakan pasti ada hubungannya dengannya dan A pasti bisa mengurus semuanya. Dia merapatkan selimut tebal yang baru saja menggantikan selimut termal. Dia tidak lagi menggigil. Tempat ini hangat. Di sebelah tempat tidurnya ada espresso panas yang dibawakan A dari mesin.

Dia berbaring di tempat tidur putih, mengesampingkan aroma disinfentan yang terlalu menusuk hidung dan rengekan anak kecil di dekatnya yang terus mengeluh kesakitan pada ibunya. Dia bisa menerima apa saja yang mengingatkan kalau dia sudah ada di dunia bebas dengan semua keributan yang dulu dibencinya.

'Aku bersumpah tidak akan membenci manusia lagi. Aku bersumpah akan mencari posisiku di dunia. Dengan uang ini aku akan memulai bisnis baru, hidup baru. Mungkin aku akan ke pulau terpencil di pasifik dan memulai bisnis online. Tidak akan ada yang menemukanku,' rancang Lana dalam hati.

Saat ini, dia membiarkan A yang mengurus semua. Laki-laki itu tahu apa yang harus dilakukannya. Jika saatnya tiba, dia berencana mengatakan pada A untuk memilih jalan hidupnya sendiri.

"Kita harus pergi." A tiba-tiba mengemasi perlengkapannya yang tidak banyak. Dia juga menghabiskan kopinya sambil berdiri, seakan terburu-buru.

"Kenapa?" tanya Lana bingung, masih merasa enggan beranjak dari tempat tidur.

"Mereka pasti mencarimu," katanya A lagi sambil merapatkan jaket parkanya.

"Siapa?"

A terdiam, menatap Lana tidak percaya.

"Kau sungguh tidak tahu apa yang menimpamu?"

Lana diam saja. Yang ia tahu hanya bahwa saat ini dia selamat dari maut. Dia sudah membunuh siapa saja yang mengendalikan ruangan itu. Tidak akan ada yang mencarinya lagi. Lalu, bahaya apa lagi yang akan mereka hadapi?

A duduk di tempat tidur, mencondongkan tubuh sampai wajahnya berada di atas wajah Lana.

"Kau terjebak dalam reality game. Kalian semua dikumpulkan untuk menjadi bahan taruhan ribuan orang, termasuk kau. Tidak ada yang selamat dari permainan itu. Tidak pernah ada sampai kau masuk dan mengobrak-abrik semua. Sekarang, apa mereka akan melepaskanmu? Lihat! Kau membawa jutaan dolar uang mereka dan menghancurkan kapal mereka. Aku tidak yakin mereka bisa membangun satu yang sama."

"Siapa mereka?"

A mengembuskan napas hangat di wajah Lana. "Tidak ada yang tahu. Kuharap kau tidak bertanya. Maaf, aku tidak memberimu kesempatan untuk istirahat. Perjalanan kita masih panjang."

The Great Escape; Sweet Pea (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang