Mata Kimmon terpaku pada sosok pemuda berseragam sekolah menengah atas yang baru saja menyelamatkan wanita tua yang tiba-tiba pingsan di trotoar depan kantor perusahaanya. Pemuda itu menarik perhatian Kimmon hingga ia harus menghentikan langkahnya sebelum memasuki kantor perusahaanya.
Dengan cekatan pemuda itu memberikan pertolongan pertama wanita itu dan segera meminta seseorang membawa wanita tua itu ke rumah sakit, tapi bukan hal itu yang menarik perhatian Kimmon, melainkan wajah tampan pemuda itu mengingatkan dirinya dengan penampilan Kimmon versi sekolahan, hanya saja senyumnya memiliki lekuk senyum hangat yang berbeda dengan senyum Kimmon yang cenderung dingin.
"Kim, kenapa melamun. Ayo masuk." Ucap istri Kimmon disebelahnya. Sprite, istri Kimmon yang masih saja cantik di usia empat puluhan itu keheranan dengan suaminya yang tiba-tiba berhenti.
Mendengar ucapan Sprite istrinya, Kimmon melanjutkan langkah menuju ruang pemilik dari perusahaan ini dengan kepala yang masih memikirkan pemuda tadi, entahlah. Hanya saja senyum pemuda itu sangat manis seperti dia.
**
Kimmon tidak menyangka akan ada pertemuan kedua antara Kimmon dengan pemuda yang menyelamatkan wanita tua waktu itu. Kimmon bertemu denganya saat menghadiri acara kenaikan kelas dan kelulusan di sekolah putrinya. Saat itu Kimmon menyadari ternyata pemuda itu adalah kakak kelas putrinya sendiri.
Pemuda itu, yang baru Kimmon ketahui bernama Mon, naik ke panggung dengan sebuah gitar di tanganya serta disusul tepukan riuh dari bangku siswa yang menonton, pemuda itu pasti sangat populer. Mon menyanyikan berjudul Hanya Rindu dari penyanyi Indonesia -Admesh Kamaleng diacara kelulusanya kali ini, dengan suara indahnya Mon menyanyikanya dengan penuh perasaan, menyanyikan lagu ini pada seseorang yang sangat ia rindukan.
Segala cara telah ku coba
Agar aku bisa, tanpa dirimu
Namun semua berbeda
Sulit 'tuk menghapus kenangan bersamamuKu ingin saat ini engkau ada di sini
Tertawa bersamaku seperti dulu lagi
Walau hanya sebentar,
Tuhan tolong kabulkan lah
Bukanya diri ini tak terima kenyataan
Hati ini hanya rindu,Ku rindu senyum mu, Ibu.
Tepat saat lirik terakhir, air mata Mon mengalir di pipi mulusnya, disusul tepukan riuh dari seluruh penonton.
Sungguh Mon sangat merindukan ibunya. Seharusnya di saat seperti ini, di acara kelulusanya, ibunya berdiri di sini menatapnya dengan tersenyum bangga kepadanya, tetapi sudahlah.
Kimmon yang duduk di kursi orang tua seperti dapat merasakan kesepian dan pedih yang dirasakan Mon, hati Kimmon makin mencelos saat pembacaan kejuaraan untuk kelas dua belas yang baru saja diluluskan kepala sekolah, Mon berdiri di sana sendirian sebagai peraih juara pertama di saat peraih sepuluh besar lainya didampingi orang tua mereka masing-masing. Apa tidak satupun orang tua Mon menghadiri acara kelulusan anaknya? Bahkan disaat anaknya memiliki pencapaian hebat seperti ini?
"Kasian phi Mon, dia selalu berdiri sendirian setiap tahun." Ucap pelan seorang siswi yang duduk beberapa meter dari kursi Kimmon.
"Setelah kematian ibunya, phi Mon tidak memiliki siapa pun kecuali kami dan ibu panti, tapi ibu panti pastilah sibuk, ia tidak bisa hadir ke setiap acara kenaikan kami, lalu siapa yang kamu harapkan berdiri di sampingnya saat ini? Ayahnya? Bahkan ayahnya tidak menginginkanya." Balas siswi satunya lagi.
Semua perkataan itu masuk ke pendengaran Kimmon membuatnya makin penasaran dengan sosok Mon ini. Apakah Mon yatim piatu hingga tak satupun dari orang tuanya hadir di sini?
**
Setelah acara di sekolah putrinya, Kimmon memiliki kesempatan untuk mengikuti Mon sejak putrinya pergi dengan beberapa kakak kelasnya dan temanya untuk mengikuti acara pesta perpisahan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Chocolate!
Fiksyen PeminatSHORT STORY Original by me! Genre Random! PERINGATAN! FUJO AREA⚠ AWAS PLAGIAT JANGAN MENDEKAT! KALIAN TERDETEKSI DIMANA SAJA BERADA!!