Magical Lover (end)

305 29 7
                                    

Uh.. ternyata setelah diedit jadinya satu chapter.

PERINGATAN! Ini ada adeganya. Karena aku baru aja 18 jadi udah boleh kan nulis ngenaena. Hehe.. happy reading na~

.
.

Beberapa hari bahkan beberapa minggu berlalu seperti itu, entah sudah berapa banyak ciuman yang Kimmon lakukan dengan Copgi, lama-lama Kimmon jadi terbiasa, atau mungkin ketagihan(?) Kehadiran Copgi benar-benar telah mengubah kehidupan sunyi Kimmon, kemungkinan Kimmon tidak bisa tinggal jika akan Copgi pergi darinya.

Kali ini Copgi sudah bisa diatur, ia mau menuruti apa yang Kimmon katakan seperti menunggunya pulang sekolah dan bekerja part-time, dengan itu pula tubuh Copgi tidak menjadi lemah seperti awal mereka tinggal bersama.

Malam ini tugas sekolah Kimmon lumayan banyak, sebenarnya hanya satu lembar, yaa satu lembar soal matematika yang mematikan kewarasan siswa, upss curhat.

Copgi menarik kursi untuk duduk di sebelah meja belajar Kimmon, ia  menunggu Kimmon untuk tidur. Jadi mereka sudah terbiasa tidur bersama dalam satu ranjang akhir-akhir ini.

"Masih berapa lama?" Tanya Copgi cemberut, karena sejak ia duduk Kimmon tidak kujung menatapnya.

Srakk!

Tiba-tiba Kimmon meremas kertas soalnya menjadi bola dan menekanya ke meja. "Aku tisak tau! Aisssh! Soalnya sangat rumit, aku tidak bisa berpikir lebih keras lagi."

Copgi hanya melongo menatap Kimmon yang frustasi. Ia mengambil bola kertas di tangan Kimmon dan membukanya lagi. Ia membaca sekilas kemudian mengambil pulpen Kimmon dan menuliskan sesuatu di buku tugas Kimmon.

Kimmon hanya menatap Copgi yang menuliskan jawaban-jawaban yang akurat di buku tugasnya. Ketika Copgi selesai menulis, Kimmon meraih bukunya dan mengangkatnya tinggi.

"Akhirnya selesai. Ternyata kau pintar juga, Copgii." Tangan kanannya menepuk-nepuk pucuk kepala Copgii.

"Berhitung bukanlah hal sulit, tuan Wang Lu selalu mengajarkan itu padaku."

"Baiklah muridnya tuan Wang Lu, sekarang jelaskan sistem penyelesaian ini padaku, aku tidak ingin guru mengetahui jika tugasku dibuatkan olehmu."

Ekspresi Copgi berubah, astaga bukan ini yang dia inginkan. Ia hanya ingin segera tidur dan memeluk Kimmon semalaman.

Copgi segera berakting.

"Aaaw.. dadaku sakit sekali Kimm! Aaakh!" Copgii meremas dadanya seolah itu benar-benar sakit.

Kimmon langsung tau jika Copgi hanya berakting, ia bersedekap dengan mata memincing.

"Aku tau kau berbohong Copgii. Berhenti, dan bantu aku."

Copgii masih saja berakting dan memegangi dadanya. Namun karena tidak ada respon dari Kimmon ia akhirnya berhenti dan menatap Kimmon dengan mempoutkan bibirnya. Ia bangkit dari kursi dan berpindah duduk di kedua paha Kimmon.

"Ehh-- heei. Apa yang kau lakukan Copgi? Kau harus men--"

Ucapan Kimmon terhenti karena Copgii telah memanggut bibirnya, Kimmon juga terbuai dengan kesesatan itu dan membalas ciuman Copgii. Mereka berciuman cukup lama hingga Copgii menarik wajahnya karena kehabisan nafas.

"Apa aku harus kesakitan dulu pagar kau mau menciumku?" Lirih Copgii dengan wajah merahnya yang menggemaskan.

Kimmon mendekap wajah Copgii dengan kedua tanganya, mengusap pipi Copgi dengan ibu jarinya sensual.

Kimmon menggeleng. "Aku juga tidak ingin kau kesakitan lagi."

"Kalau begitu kau harus selalu bersamaku Kim, karena aku membutuhkan mu.. ah emm, aku mencintaimu."

Chocolate!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang