Foeigrass (end)

222 24 2
                                    

Seperti yang disetujui sebelumnya, Kimmon dan Copter telah memulai latihan memasaknya sejak pukul delapan tadi, mereka masih berkutat pada bahan-bahan dan peralatan dapur yang ada di dapur asrama itu. Copter dengan kesabaran yang mencapai batas mengajari Kimmon teknik memasak Foiegrass seperti yang ia janjikan, sungguh Copter perlu bersabar, selain menyebalkan dan banyak bicara Kimmon juga ternyata sangat keras kepala seperti dirinya, ini lah yag akan terjadi jika dua orang keras kepala berkumpul; mereka saling beradu argumen dan bersikukuh dengan skill masing-masing.

Namun seiring jarum jam berjalan, tak jarang tawa lepas terdengar dari keduanya yang kelama-lamaan membuat atmosfer disana menjadi menyenangkan.

Setelah dua jam, satu set menu yang terdiri dari makana pembuka, makanan utama, dan dessert atau makanan penutup telah mereka sajikan di meja makan. Keduanya sungguh puas dengan hasil yang mereka buat, siapa sangka jika mereka bekerja sama hasil makanan mereka jadi sesempurna ini.

 Keduanya sungguh puas dengan hasil yang mereka buat, siapa sangka jika mereka bekerja sama hasil makanan mereka jadi sesempurna ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Btw, ini mousse foiegrass gais, yg bentuk silinder itu mousse nya

mirip kayak puding gitu tapi
teksturnya lebih lembut.


"Cobalah." Copter menyuapi Kimmon dengan sesendok mousse foiegrass yang mereka buat.

Kimmon tersenyum lebar, Copter tiba-tiba merasa berdebar, ia perlahan menarik tangannya kembali namun Kimmon malah menahannya dan memakan mousse itu.

"Lembut sekali, rasanya juga segar, tapi tidak amis. Ditambah potongan buah plum dan saus rasberi yang asam manis membuat mousse ini sangat perfect!" Kimmon sungguh merasa takjub dengan mousse foiegrass itu.

Copter menghela nafas dan tersenyum simpul. "Itulah kenapa aku sangat menyukai mousse foigras buatan Mae sejak kecil, namun sial, aku tidak bisa merasakannya lagi."

"Hei, kau pernah bisa merasakan? Lalu bagaimana itu hilang?"

"Karena kecelakaan. Kecelakaan tragis yang merenggut nyawa Mae dan indra perasa ku ketika berusia dua belas tahun. Pho bilang aku sempat koma beberapa hari karena benturan keras di otak yang merusak beberapa syaraf perasa, lalu ketika sadar aku tidak lagi bisa merasakan makanan apapun di lidahku, semua hambar seperti hidupku saat mengetahui Mae meninggal." Copter menghela nafas berat, sesak rasanya mengingat semua kejadian yang sangat tiba-tiba itu.

"Kau telah mati rasa sejak kecil lalu kenapa kau memutuskan untuk menjadi koki? Bahkan sampai mengikuti turnamen masak nasional begini?" Tanya Kimmon.

"Memasak adalah hobiku, Kim. Sejak kecil aku bermimpi ingin menjadi chef hebat dan membuka restaurant besar atas nama Mae, tapi sayang, Mae meninggalkan ku sebelum semua itu terwujud. Meskipun begitu, aku akan tetap mewujudkan mimpiku sendiri meski tanpa lidah sekalipun, aku ingin membuat Mae bangga, meski dari dunia yang berbeda."

Seketika ruangan itu hening, hanya ada suara mesin penyedot uap yang terdengar, Kimmon menatap lekat wajah Copter yang terlihat makin sendu, dia telah membuat Copter mengingat kenangan pahit di hidupnya.

"Jadi kau sungguh tidak bisa merasakan apapun?" Tanya Kimmon memecah kesunyian.

"Kau pikir aku sedang mengada-ngada?"

Belum menjawab, Kimmon segera menyeret Copter ke sebelah kulkas. Dia memotong jeruk nipis.

"Coba kau rasakan ini." Kimmon memberikan potongan jeruk nipis itu pada Copter.

Tanpa ragu Copter menggigit heruk nipis itu dan ekspresinya hanya datar, dan malah wajah Kimmon yang keasaman.

"Kau tidak merasakan apapun?"

Copter menggeleng menggemaskan.

"Shiya!" Kimmon pun mengambil beberapa bahan makanan yang berasa tajam namun Copter masih tidak merasa apapun di lidahnya.

"Aku telah mati rasa Kim, berhenti! Aku tidak akan bisa merasakan apapun lagi." Copter mulai kesal dengan ulah Kimmon.

"Tunggu, kau masih belum merasakan cabai ini."

"Kau gila? Walau tidaj terasa di lidahku, itu cabai, kau mau aku diare hah?" Copter pun beranjak dari sana, hendak kembali ke meja makan, namun Kimmon menahannya lagi.

"Tapi kau harus merasakan ini dulu." Tepat setelah mengatakan itu, Kimmon menarik tengkuk Copter dan meraup bibir plum milik Copter.

Copter sempat meronta, namun ketika lidah hangat Kimmon menyentuh lidahnya, sebuah percikan manis dapat ia rasakan, dan Copter malah terbuai dengan pergulatan lidah mereka.

Ketika pasokan oksigen menipis semakin menipis, mereka melepas tautan keduanya dan saling bertatapan.

"Kau bisa merasakannya? Bagaimana?"

Copter tidak bisa berbuat apa-apa, ia tersipu malu dan hanya menunduk sambil memukul dada Kimmon berulang kali. Kimmon malah terkekeh dan memeluk Copter erat. Perlahan Copter pun membalas pelukan itu.

"Kau bajingan, Kimmon!"

"Iya aku tau."

"Kau rival brengsek yang banyak omong dan tidak tau malu."

"Hmm.. itu benar."

"Kau diam-diam menyukai ku, bukan?"

"Iyap!"

"KAUU-- sialan! Ciumanmu lebih manis dari madu!"

Kimmon terkekeh lagi, ia mengecup pucuk kepala Copter sayang. "Kau bisa merasakannya? Mau merasakan yang lain? Aku memiliki 'sosis' besar yang gurih tapi sedikit amis, kau mau coba?"

"Dasar cabul!"

"Ehhh apa? Kau tidak suka 'sosis'?"

"Diaaaam!!" Masih berpelukan, Copter mencubit punggung Kimmon gemas, mulut Kimmon sangat brengsek, ya?

--end :)

Hahahahahahahhaha🤣

Chocolate!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang