2Sibblings

223 29 10
                                    

Kimmon menatap punggung ringkih Copter di sisinya, baru saja mereka menyelesaikan pergulatan panas yang seharusnya tidak terjadi. Copter terlalu trauma, Kimmon sebenarnya tidak tega, tapi karena emosi dia malah menyetubuhi Copter lagi, rasa penyesalan itu semakin menumpuk di dada. Kimmon menyentuh bahu Copter pelan, namun Copter malah menepisnya.

"Pergi. Bukankah kau sudah mendapat apa yang kau mau?! Tinggalkan aku dan putra ku!" Ujar Copter dingin.

"Tolong jangan begini, Ter. Aku kesini bukan untuk hal ini, aku ingin meminta maaf, aku sudah tau semua kebenarannya, kau tidak membunuh Jane, tunangannya yang melakukan itu, aku sudah memberinya pelajaran. Dan kau lihat, aku sudah tidak melakukan pekerjaan mafia lagi seperti keinginanmu, aku seorang pengacara sekarang."

"Kau sudah mengatakan semuanya? Bisa kau pergi sekarang?"

"Aku mohon, Ter. Berikan aku kesempatan untuk membahagiakanmu kembali, aku ingin memulai semua dari awal bersama mu."

"Tidak perlu! Aku sudah cukup bahagia bersama Joe, sebelum kau datang dan mengembalikan rasa sakit itu!"

"Lalu bagaimana dengan Jack? Bukankah dia anakmu juga? Dia kembaran Joe bukan? Kau tidak mencintai putra mu yang lain?"

Copter meremas selimut di tubuhnya, siapa bilang Copter tidak mencintai Jack? Dia bahkan menangisi bayi sulungnya yang direbut Kimmon belasan tahun lalu dalam waktu berbulan-bulan, selalu bertanya-tanya apakah putra sulungnya tubuh dengan sehat, makan dengan baik, apakah Kimmon merawatnya dengan baik, Copter hampir gila saat itu.

"Jack selalu merindukan ibunya meski dia tidak pernah melihat ibunya, bukankah kau sangat egois dengan mengabaikan Jack?"

"Hah, siapa yang egois?" Suara Copter terdengar serak, dia mulai menangis. "Kau bahkan melenyapkan seluruh keluargaku, menyiksaku, melecehkanku, kau juga tidak mengakui putra kembar ku adalah darah dagingmu. Lalu siapa yang egois? Kau tiba-tiba datang ingin memisahkan seorang ibu dengan anaknya, katakan siapa yang lebih egois?!"

Copter menumpahkan air matanya, punggungnya bergetar hebat. Kimmon mencoba merengkuhnya meski mendapat penolakan dari Copter.

"Maaf, maafkan aku. Walau kesalahanku tidak pantas dimaafkan, aku akan menebus segalanya. Kau boleh menghukum ku sesuka mu, tapi tolong jangan jauhi aku dan Jack."

Copter menggeleng. "Kau pikir hatiku terbuat dari apa? Aku tidak kuat lagi jika harus merasakan sakit kembali."

Kimmon membalik tubuh Copter hingga keduanya saling berhadapan, tangan Kimmon menakup pipi pucat milik Copter.

"Kau tidak akan merasakan sakit lagi, aku bersumpah. Aku telah kehilangan seluruh keluargaku, hanya kau dan kedua putra kita keluarga ku yang tersisa, aku akan menjaga kalian dengan seluruh hidupku. Aku sangat mencintai mu, Copter Panuwat."

"Aku membencimu."

"Katakan dengan menatapku jika kau benar-benar membenciku."

"Aku membencimu! Hiks.."

"Lihat mataku, Ter."

Kimmon menarik dagu Copter, keduanya akhirnya saling beradu pandang.

"Katakan.. kau masih mencintaiku bukan?"

Copter bungkam, tapi sorot matanya telah menjawab pertanyaan Kimmon. Masih ada cinta di sana namun rasa takut lebih mendominasi.

Kimmon mengecup dahi Copter mencoba menyalurkan perasaannya, kemudian menghapus air mata Copter.

"Aku bersumpah ini adalah air mata terakhirmu, setelah ini, hanya akan ada tawa dan kebahagiaan. Aku mencintaimu, Ter. Sangat!"

Kimmon segera mendekap Copter dan mencium surainya berkali-kali. Copter mencoba menelan tangisnya, mencari posisi ternyaman dalam pelukan itu, sungguh ia lelah, lelah berjuang sendiri dalam ketakutan masa lalu, sekarang semuanya telah terselesaikan, dan Copter sangat lelah, boleh kah Copter bersandar pada Kimmon sekarang?

Chocolate!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang