❤34

1.4K 55 6
                                    

Setelah Rehan keluar dari kamarnya,Natan membuntutinya.

Melihat Rehan duduk di teras depan,Natan pun mendekat ke arahnya.

"Ekhm." Natan berdehem pelan.

Rehan hanya menatapnya sekilas.

"Sebenernya apa sih,yang lo pusingin?Lo jelas jelas udah yakin seratus persen kalo lo suka sama Vava.Terus apa lagi masalahnya?" tanya Natan serius.

Ia tidak tega melihat raut wajah sahabatnya saat ini.

Apa urusan cinta serumit itu?Sampai sampai seorang Rehan yang tidak pernah ambil pusing dengan masalah apapun frustasi seperti ini?

Itulah mengapa,Natan lebih memilih tidak berurusan dengan masalah percintaan.Tapi dia bukan homo yang tidak suka dengan perempuan!

"Gue emang udah yakin sama perasaan gue ke Vava,tapi..." jawab Rehan menggantung.

Natan menunggu kelanjutan dari jawaban sahabatnya itu.

"Tapi,apa Vava juga suka sama gue?Gimana kalo dia ternyata udah suka sama orang lain?"

Natan menghela nafas.

"Orang lain yang lo maksud itu Riki?" tanya Natan.

Rehan diam.Tidak menjawab.

Natan tersenyum miring.

"Lo pingin tau siapa orang yang di sukai Vava?" tanya Natan lagi.

Rehan langsung mengangguk mantap.

"Tanya langsung lah,sama Vava.Gitu aja kok ribet!" jawab Natan sambil bangkit dari kursi.

"Yeee,dasar bego!!!Kirain mau jawab apaan." kata Rehan kecewa.

"Han,kalo lo emang bener bener suka sama Vava,nggak penting Vava suka sama siapa,entah itu lo atau Riki ataupun orang lain.Yang penting,lo tetep harus berjuang kejar dia,dapetin dia," kata Natan menasehatinya.

"Kalo misalnya Vava nggak suka sama lo dan dia lebih suka sama Riki ataupun orang lain,tugas lo adalah gimana caranya lo harus berusaha ngebuat Vava suka sama lo.Itu yang terpenting!" kata Natan lagi.

"Kalo nanti akhirnya Vava tetep nggak suka sama lo,yaudah.Cari yang lain.Lo ganteng,keren,apa susahnya cari cewek?Yang penting kan,lo udah berusaha."

Rehan dibuat melongo dengan perkataan Natan barusan.

Sejak kapan sahabatnya ini menjadi bijak?Bisa sepintar ini dalam mengatasi masalah?

"Dah lah,gue mau balik,udah sore,takut di cariin sama Papa gue." kata Natan sambil memakai helm dan menaiki motornya. "Bilangin ke Oma lo ya,gue pamit pulang." tambahnya.

Rehan tersenyum.

"Thanks,ya bro."

Natan mengacungkan jari tengahnya.

Ehh,jari jempol maksudnya.

*****
Vava masih di rumah sakit.Tempat di mana Riki masih di rawat.Sedangkan Umar sudah pulang dari tadi.Umi juga pulang untuk bersih bersih diri dan mengambil baju ganti untuk Riki.

Kata dokter,besok pagi Riki sudah diperbolehkan pulang,tapi Riki masih harus rajin kontrol seminggu sekali untuk melihat perkembangan tubuhnya.

Vava berjanji akan menemani Riki setiap kali Riki kontrol.Karena Vava masih merasa bersalah.Riki jadi seperti ini karena menyelamatkan nyawanya.

Vava tidak akan pernah melupakan hal itu.

"Mending sekarang lo pulang aja deh,Va." kata Riki.

"Lo ngusir gue?" tanya Vava.

Benci tapi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang