❤35

1.3K 38 4
                                    

Vava sampai di depan rumah dengan selamat.Di sampingnya masih ada Rehan yang masih duduk di atas motornya.

"Dah,lo pulang sana.Gue capek,mau masuk.Jangan ngebut bawa motornya." kata Vava sambil memberikan helm ke Rehan.

Bukan apa apa.Vava menyuruhnya langsung pulang karena Vava ingin terus tersenyum dan teriak girang. Karena,hari ini Rehan bersikap sangat manis kepadanya.

Biasanya kan,Rehan cuma bisa ngebuat Vava kesel!

Jadi,Vava mau sukuran dulu habis ini.Mau bilang terima kasih juga sama Allah yang udah baik hati sekali karena telah menuliskan takdir hari ini yang begitu membuatnya bahagia.

Rehan menerimanya sambil sedikit tertawa.

"Nggak ada niatan mau ngucapin kata kata makasih?" tanya Rehan.

Vava meniup poninya malas.

"Makasih!"

Rehan tertawa puas.

"Sama sama." jawabnya dengan senyuman kecil.

"Gue masuk dulu ya,lo hati hati pulangnya." kata Vava lagi.

Tiba tiba Rehan menahan tangan Vava.

"Bentar,Va." kata Rehan menahannya pelan.Rehan menatap Vava dalam dalam."Ada yang mau gue omongin." lanjutnya lagi.

Vava menatap Rehan bingung.Alisnya mengernyit mengisyaratkan pertanyaan "Apa?"

"Kalo gue ngomong sama Vava sekarang,kayaknya dia bakal nganggep kalo gue lagi bercanda.Tapi kalo nggak sekarang,gue ke duluan sama Riki nggak ya?" batin Rehan.

"Kok malah diem?" tanya Vava membuyarkan fokusnya yang sedang berdiskusi dengan hatinya.

Rehan hanya bisa menggaruk belakang kepalanya.

"Lo kenapa sih,hari ini jadi aneh gini?Tiba tiba baik ke gue,terus jadi pendiem.Lo kesmbet?" tanya Vava lagi.

Rehan malah terkekeh.

"Ya ampun,ternyata lo perhatian banget ya sama gue,Va.Gue baru berubah sedikit aja,lo nya udah khawatir gini." katanya. "Jadi pingin deh,gue punya pacar kayak gitu." lanjutnya dengan tatapan genit.

Dengan susah payah Vava mengatur nafas dan detak jantungnya yang tiba tiba saja berdisko di dalam sana.

"Hah?Istigfar,Han.Istigfar." kata Vava sambil mengelus ngelus punggung belakang Rehan. "Kayaknya lo kesambet beneran,deh." kata Vava lagi.

"Astagfirullahaladzim." kata Rehan menuruti perintah Vava. "Dah,sekarang gue mau ngomong serius!"

Kali ini tatapan Rehan berubah serius.Bahkan,tampang menyebalkan yang biasanya ada di mukanya itu,hilang.

"Apaan,sih?Lo tuh,bukan tipe orang yang bisa serius.Jangan sok serius,deh." jawab Vava.

Tatapan Rehan masih tetap serius.Rehan masih menatap Vava tanpa beralih sedikit pun.

"Emm...Gue...Gue...Sebenernya...."

"Sebenernya...Gue...."

Lama banget si woy!Susah banget kayaknya cuma mau ngomong doang.

Lo mau ngomong apaan sih,Rehan ?

"Gue..." kata Rehan masih menggantung. "

"Kayaknya,sekarang bukan waktu yang tepat." kata Rehan dalam hati.

Benci tapi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang