❤49

790 31 4
                                    

Citra duduk di kursi taman sekolah.

Ia masih saja terus mengingat ancaman dari Ica.Bagaimana jika Ica bersungguh sungguh dengan ancamannya itu?

Bagaimana nantinya kehidupan dirinya dan keluarganya?

Semua ini salahnya,tidak ada sangkut pautnya dengan keluarganya.Kenapa sekarang keluarganya juga akan terkena efek dari perbuatan bodohnya itu?

Citra benar benar menyesali perbuatannya.

"Lagi mikirin apa,sih?"

Citra menoleh ke arah belakang.

"Lo tau lah gue lagi mikirin apa." jawab Citra.

Umar lalu duduk disampingnya.

Umar tahu,sejak Citra diancam oleh Ica,Citra memang sering terlihat melamun memikirkan masalah itu.

"Udahlah,nggak usah dipikirin terus." kata Umar.

Citra langsung menoleh ke arah Umar.Menatapnya.

"Nggak usah dipikirin gimana?!" tanya Citra sewot. "Maksud lo,gue harus masa bodoh gitu sama nasib keluarga gue nantinya?" tanyanya lagi.

Umar menghela nafas pelan.

Kenapa ya,kalo orang lagi punya masalah tuh,gampang banget sewot?

Padahal kehadirannya disini kan ingin memberitahukan kabar gembira.

"Buk.."

Citra bangkit langsung berdiri.

"Udahlah." katanya tak mau mendengarkan.

Umar jadi ikut bangkit.

"Lo itu kenapa,sih?" tanya Umar.

Alis Citra naik satu.

"Gue kenapa?" tanya Citra mengulang. "Elo yang kenapa!" kata Citra.

"Elo nyuruh gue buat nggak mikirin masalah ancaman itu?Lo pikir,gue bisa?Gue bisa santai aja gitu?"

Umar sengaja diam.Ia ingin Citra bebas mengeluarkan emosi yang dari kemarin ia pendam.

Ia rela dibentak bentak seperti ini.

"Gimana kalo Ica beneran tentang ancaman itu?Nasib keluarga gue mau dikemanain?!"

"Dan lo,masih bisa nyuruh gue buat nggak mikirin masalah itu?!" tanyanya mengakhiri.

Citra mengalihkan pandangannya ke arah lain.Tak habis pikir dengan jalan pikiran Umar.

Sedangakan Umar malah tersenyum menatap Citra.

"Cit," panggil Umar pelan.

Citra menoleh ke arah Umar.

"Apalagi?!!"

Umar masih tersenyum.

"Gue nyuruh lo buat nggak mikirin masalah ancamannya Ica itu karena masalah itu emang  udah nggak harus dipikirin lagi." kata Umar pelan.

Citra menatap Umar meminta penjelasan.

"Masalah itu udah selesai." kata Umar melanjutkan perkataannya tadi.

"Hah?" tanya Citra masih kurang paham.

Selesai gimana?

Umar tersenyum penuh arti.

"Riki yang udah urus masalah itu." kata Umar lagi. "Jadi,lo jangan pusing pusing mikirin ancaman itu lagi ya." kata Umar dengan nada yang lembut.

Citra ternganga mendengar apa kata Umar barusan.

Benci tapi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang