❤37

1.3K 54 16
                                    

Vava akan menjaga rahasia itu.

Vava tidak akan membeberkan kepada siapapun tentang hal itu.

Vava tidak ingin masa depan sahabatnya itu berhenti sampai disini.Dia yakin,bahwa Ica pasti masih bisa berubah.

Vava tau Ica salah.Tapi ini tidak sepenuhnya salah Ica.Dirinya ikut andil dalam masalah ini.

Ica jadi berubah seperti ini karena dirinya.

Tidak adil jika nanti sampai Ica masuk penjara sedangkan dirinya tidak.

*****
Paginya,saat di sekolah Ica dan Vava berlagak seperti tidak terjadi apa apa.Mereka bahkan bisa tertawa bersama.Bercanda seperti biasanya.

Mereka terlihat akrab satu sama lain.Tidak terlihat seperti ada masalah diantara mereka.

Padahal,semalam mereka baru saja saling beradu argumen.

Natan dan Rehan menatap mereka berdua dari kejauhan.

"Lo udah jelasin semuanya ke Ica kan?" tanya Natan pelan.

Rehan menoleh lalu mengangguk.

"Kan kemaren gue udah cerita sama lo.Masa lo lupa." jawab Rehan.

Natan diam sebentar.Mengamati Vava dan Ica.

"Kok bisa ya,mereka masih baik baik aja kayak gitu?Bukannya kalo cewek biasanya ribet ya?Apalagi ini masalah cinta." katanya bingung.

Natan masih terus menatap mereka dengan heran.

Biasanya kan perempuan zaman now kalo udah masalah cinta,mereka rela sampai jambak jambakkan,adu mulut,bahkan berantem sampai jadi tontonan orang orang demi satu cowok.

Kenapa mereka malah biasa biasa saja?

Ada yang aneh!

"Kan mereka sahabat,Nat.Masa persahabatan mereka hancur cuma gara gara cowok." jawab Rehan. "Persahabatan itu lebih penting daripada cinta cintaan,Nat." lanjutnya sok menceramahi sahabatnya itu.

"Justru itu masalahnya!Mereka itu sahabat!" kata Natan meyakinkan. "Pasti salah satu diantara mereka ada yang merasa sangat tersakiti,karena ternyata cowok yang disukai malah suka sama sahabatnya sendiri!" kata Natan lagi.

"Masih mending kalo itu orang lain,bukan sahabatnya sendiri." kata Natan memberi jeda. "Kan bisa langsung baku hantam!Selesai deh,masalahnya.Nggak ada sakit hati sakit hati lagi.Rasa sakitnya terbalaskan sudah." katanya lagi.

Rehan berpikir sejenak.

Iya juga ya?

Apalagi,kemarin Vava melihat langsung dengan mata kepalanya sendiri,dirinya mencium Ica.Vava kemarin juga menangis.Kenapa Vava seolah tidak sakit hati sama sekali?Padahal,biasanya Vava paling betah kalo di suruh marah atau pun ngambek.

Kemarin Ica juga menangis, karena dirinya sudah menjelaskan yang sebenarnya,bahwa dirinya tidak menyukai Ica,tapi dirinya menyukai sahabatnya,yaitu Vava.Harusnya kan Ica marah sama Vava.

Ica harusnya juga sakit hati dong.Harusnya sebagai sahabatnya Vava,Ica merasa terkhianati.

Ini kenapa tiba tiba mereka berdua bisa terlihat baik baik saja?Bahkan terlihat bahagia.

Asal kalian tau ya para cowok,cewek itu makhluk ciptaan Tuhan yang paling bisa menyembunyikan lukanya dan paling pandai menampilkan senyum palsunya :)

"Udahlah,positif thinking aja,bro." kata Rehan sambil merangkul bahu Natan.

Rehan memang selalu seperti itu.Tidak mau ambil pusing terhadap suatu masalah.

Natan hanya diam dan masih menatap Vava dan Ica dari kejauhan.

Benci tapi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang