❤31

1.5K 57 0
                                    

Sudah hampir tiga hari,Riki belum sadar juga.Selama itu juga Vava selalu menjenguknya setelah pulang sekolah diantar Rehan.

Umar juga tidak absen menjenguk sahabatnya itu.

*****
Rehan dan Umar duduk di sofa sambil masih fokus pada game yang mereka mainkan masing masing.

Sedangkan Vava duduk bersama Umi di samping kasur yang di tiduri Riki.

"Umi,Riki belum bangun juga ya?"tanya Vava.

Umi menggeleng pelan.Vava menghembuskan nafas pasrah.

"Riki kebo banget ya,Mi?Dia betah banget tidur dari kemarin nggak bangun bangun."kata Vava sambil mengusap tangan Riki lembut.

Umi menyunggingkan senyumnya pada Vava.

"Sebentar lagi,Riki pasti juga bangun."kata Umi sambil mengelus pundak Vava."Umi titip Riki dulu ya,Umi mau sholat asar sebentar."kata Umi.

"Bener ya?Awas kalo Umi bohong."kata Vava bercanda.

Umi terkekeh pelan.

"Berdoa saja,semoga doa Umi tadi di kabulkan sama Allah."Jawab Umi sambil tersenyum.

"Aamiin."kata Vava mengamini doa Umi barusan.

"Yaudah,Umi tinggal sebentar ya."katanya lalu pergi.

Vava mengangguk mengiyakan.

Vava menatap Iky yang dari kemarin tidak bosan terus tertidur di kasur warna biru itu.

"Va,mungkin,kalo lo cium Riki,Riki langsung bangun,deh." kata Umar mengagetkan.

Vava agak terkejut mendengarnya.Mereka berdua tiba tiba datang tanpa di undang.

Mengganggu momen Vava sama Riki berdua saja!

"Nggak mungkinlah!Dasar mesum lo!Nggak waras!"kata Rehan cepat merespon ide gilanya Umar barusan.

"San..TAI,bro." kata Umar sengaja memenggal kata santai tadi dan mengatakan penuh dengan tekanan di bagian akhir kata."Nggak usah ngegas kan bisa!Gue tadi juga cuma bercanda doang!"kata Umar lagi sambil berdecih pelan.


Vava menatap Umar sekilas.

"Emm,tapi semua kemungkinan kan bisa aja terjadi."jawab Vava polos.

Rehan langsung menatap ke arah Vava tajam.Seperti mengisyaratkan bahwa Vava tidak boleh mencium Riki.

"Nggak!Jangan gila deh,Va!" sergah Rehan.

"Tapi kalo gue belum ngelakuin hal itu,kita semua nggak akan ada yang tau gimana hasilnya." jawab Vava.

"Pokoknya jangan!"kata Rehan kekeh.

"Lo siapanya Vava,sih?!Sok ngatur banget?!!"tanya Umar tak suka.

"Gue?"tanya Rehan sambil tersenyum miring."Gue...orang yang akan selalu ngejaga dan ngebuat Vava bahagia."jawab Rehan mantap.

Umar berdecih pelan.

"Cih."Umar hanya berdecih."Dasar buaya jelek!"katanya bergumam tak jelas.

Benci tapi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang