Bismillah, Jangan lupa tekan bintang di kiri yaa dan komen setelah membaca.
Happy reading:)
---
"Sebelum mengeluh tentang masalah yang datang selih-berganti, selalu ingat bahwa di luar sana ada yang berjuang untuk bertahan hidup agar tidak mati!"
☆☆☆
Demi sebuah pekerjaan, Razita rela datang pagi-pagi ke sebuah tempat bertuliskan 'Heaven Publisher'.
Sesuai dugaan, karena masih pukul setengah delapan pagi kondisi kantor masih cukup sepi. Razita sengaja duduk di luar sambil mengamati beberapa orang yang mulai berdatangan. Semoga saja hari ini menjadi kabar baik untuknya.
Sejak semalam ia sudah mempersiapkan semua berkas yang dibutuhkan. Seharusnya berkas itu dikirim lewat email dan setelah dikonfirmasi baru mereka diminta datang untuk interview.
Namun, karena Razita tidak bisa menunggu selama itu ia akhirnya nekat datang kemari. Sampai seseorang tiba-tiba menghampirinya.
"Maaf, kamu siapa ya? Kok saya nggak pernah lihat?" Dari cara bicaranya entah mengapa Razita merasa dia adalah orang yang ramah.
"Saya mau nglamar pekerjaan Mbak. Kalau boleh tahu Pak Andranya sudah datang?" Tanya Razita to the point.
Ia cukup salut dengan sistem penerimaan pegawai disini. Sekilas dari yang dia baca di website kemarin, Jika biasanya kebanyakan perusahaan lain punya tim interview sendiri, disini CEO-nya bahkan ikut ambil bagian langsung dalam penerimaan pegawai. Katanya supaya dia bisa tahu kualitas pegawainya.
"Wah, kemungkinan agak siang biasanya kalau Senin. Boleh masuk dulu, tunggu di lobi aja jangan di luar!" Ternyata benar, wanita itu dengan ramah mengantarkan Razita duduk di ruang tunggu lobi.
"Maaf ya saya nggak bisa nemenin kamu karena harus kerja. Semoga sukses ya!" Pamitnya kemudian.
"Iya nggak papa. Makasih banyak ya Mbak."
Dan setelah tubuh wanita itu menghilang dari pandangan, Razita baru ingat kalau ia tidak sempat menanyakan namanya.
Sambil menunggu, Razita mengambil beberapa buku yang berada di rak sebelahnya. Kemungkinan buku-buku ini adalah hasil terbitan Heaven Publisher sendiri. Tidak salah memang pilihannya! Meskipun mengambil genre religi namun dari segi konten sangat tidak membosankan.
Mendadak Razita menjadi ragu, apakah dirinya bisa menjadi editor sehebat itu? Mengingat ia tidak punya pengalaman menjadi editor, hanya pernah sekali menjadi copyeditor selama enam bulan dan sisanya sebagai penulis artikel freelance.
Dan entah keberuntungan apalagi yang mendatanginya pagi ini. Tiba-tiba saja ketika mata Razita terfokus ke buku bacaannya. Seorang pria yang mungkin sepuluh tahun lebih tua darinya berbicara dengan salah seorang pegawai.
Awalnya, Razita pikir pria itu juga pegawai biasa karena bajunya yang kasual. Namun ketika pegawai perempuan di depannya meamnggilnya dengan sebutan 'Pak Andra' Razita langsung berdiri spontan. Dengan terburu-buru Razita mengejar pria tersebut.
"Permisi, Pak Andra!"
Pria itu berbalik dan menatap Razita dengan kening berkerut. Seolah paham Razita langsung menunduk kecil.
"Assalamualaikum, Pak permisi sebelumnya perkenalkan nama saya Razita Nirmala." Razita menangkupkan kedua tangannya di depan dada.
"Sebenarnya tujuan saya kemari karena mau melamar pekerjaan menjadi editor fiksi. Saya sudah membawa semua berkasnya sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Di atas Cinta [COMPLETED]
Fiksi Umum#1 Ghazi 31/03/2021 #1 Razita 31/03/2021 #2 Editor 31/03/2021 #3 Fiksiislami 31/03/2021 "Apa gunanya wajah tampan kalau dia tidak bisa menaati perintah agamanya?" Razita Nirmala. "Keyakinan gue ya cukup gue sama Allah yang tahu, sisanya terserah or...