#5 Love Interest

686 51 4
                                    

Rara POV

Aku merasa menyesal atas apa yang terjadi tadi, membuat pikiranku kacau kembali, aku berulang kali teringat hal tersebut, aku sudah mencoba melupakan semua itu tapi gagal karena 2 Setan berupaya menggoda dan menghasut ku.

" Aku harus melupakan nya!" Ucapku dalam hati.

Tiba-tiba muncullah dua sosok kecil merah dan putih di sampingku.

" Jangan lupakan itu!" Ucap si merah.

" Jika kau ingin merasa lebih baik lupakanlah!" Ucap si putih.

" Hei kalian siapa? Bisa diem ngga sih!" Aku risih karena mereka menganggu pikiran ku.

" Aku adalah dirimu!" Ucap si putih dan merah serentak.

" Ra, dengarkan aku kau harus melupakannya atau kau akan tersiksa seperti ini setiap hari!" Merah.

" Percayalah dengan perasaanmu, jangan dengarkan dia!" Putih.

" Hei Putih apaan sih loe!, Rara lupakanlah Pria itu!" Merah.

" Ra, jangan dengarkan dia!, Jangan lupakan Pria itu karena dia Love Interest mu!" Putih.

Merah dan Putih mereka saling bertengkar dan mengoceh membenarkan pendapat mereka masing-masing, ini membuat aku lebih tambah puding.

" Hei sudah-sudah! Kalian Diam!" Tegas Rara yang sudah geram dan kesal.

Seketika si merah dan si putih menghilang, aku sontak kaget, mungkin itu adalah Dilema isi hatiku.

" Bagaimana ini?, Apa yang harus aku lakukan?" Pikirku.

3 hari lagi kompetisi CC antar sekolah Nasional akan digelar, aku fokus untuk belajar mengenai materi perlombaan di sekolah, begitu juga dengan partner ku yang lainnya, di kantin aku bukannya malah makan tetapi sibuk belajar bersama Ana, Rasya dan tak lupa sahabatku yaitu Jirayut.

Kami berempat berkumpul dan belajar bersama-sama tetapi ada aja saja yang mengganggu kami.

" Hai Rara, gimana belajarnya dengan dua bocil ini?" Alif bersama rombongan nya meledek kami, aku hanya diam saja dan menghiraukan mereka tetapi Rasya merasa tidak nyaman karena rombongan Alif selalu menganggu kami.

" Hei kalian itu yang bocil, dengar ya! Sekali lagi Kaka semua ngeganggu kami lagi, kami akan laporin ke kepsek! Biar Kaka pada jera dan tidak sembarangan menghina dan meledek orang!" Ancam Rasya.

Rombongan Alif merasa mereka sedang diremehkan dan di permalukan oleh bocah SMP.

" Hei Anak kecil, jaga bicaramu! Kau cuma siswa SMP disini, jadi jangan sok nasehatin kita!" Alif mulai geram.

" Mereka suka cari masalah saja!" Jirayut.

" Rasya, jangan ngomong kek gitu, mereka kakak kelas kita!" Cegat Ana.

Rara hanya diam saja dan tidak mengeluarkan sepatah kata apapun.

" Kaka semua pada sadar ngga? Apa yang Kaka dapatkan dari hasil meledek dan menghina orang? Emang Kaka bisa seperti kita? Mikir donk!" Rasya mulai emosian.

Dilema Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang