Sebelum baca mohon bantuannya untuk follow Ig author ya @zhaanoe_
Thanks semuanyaBegini rasa nya menjadi anak semata wayang, semua kebutuhan sudah terpenuhi, tetapi ada yang kurang yaitu perhatian kedua orangtuaku terhadap diriku, itu disebabkan karena mereka sibuk dengan dunia kerjanya masing-masing, aku tidak tau harus bagaimana lagi? Satu hal yang aku inginkan hanyalah orangtuaku bisa menyisihkan sedikit waktu mereka untuk bersamaku.
Sejak dari kecil aku sering ditinggal oleh kedua orangtuaku, mereka seakan tidak ingat kalau aku adalah anak mereka, setiap hari hanya ada pertengkaran di meja makan maupun saat sarapan pagi dan sebelum aku berangkat sekolah.
Hari ini adalah hari yang spesial bagiku, sebelum berangkat sekolah kami sarapan di meja makan bersama, aku senyum-senyum sendiri sembari memikirkan apakah kado yang akan di berikan kedua orangtuaku untuk ulang tahun ku hari ini.
Aku kesal karena kedua orangtuaku sibuk dengan gadget mereka masing-masing, mereka menghiraukan ku tak berkata sedikitpun.
" Ma, Pa,!" Aku memanggil mereka tetapi mereka masih sibuk saja.
Aku berteriak sekali lagi barulah mereka menghentikan aktivitas mereka.
" Iya Sayang, ada apa?" Ucap Mama dan Papa serentak.
" Ma, Pa, tau ngga hari ini hari apa?" Tanyaku.
" Hari ini hari Kamis sayang!" Jawab Papa yang cuek.
" Iya, emang ada apa sayang?" Tanya Mama.
Aku menepuk jidad ku sambil menghela nafas yang geram terhadap tingkah kedua orangtuaku.
" Ma, Pa, apa kalian lupa bahwa hari ini....?" Sebelum aku menyelesaikan kalimat yang aku ucapkan Mama dan Papa sudah beranjak dari meja makan karena mereka sudah menerima panggilan telepon pekerjaan mereka masing-masing, Alhasil aku tidak sempat mengatakan hal tersebut.
Bik Nima menggeleng kan kepalanya sambil memelukku untuk menyemangati diriku yang sudah terlanjur kecewa.
" Bik apa mereka lupa ultah Rara?" Ucapku kesal.
" Non, yang sabar ya!, Mereka mungkin terlalu sibuk, yang penting Non harus semangat! Sekarang Ayuk berangkat sekolah ntar telat nantik!" Bik Nima begitu sayang padaku ia sudah aku anggap seperti ibu pengganti bagiku.
Di sekolah aku tidak begitu banyak memiliki teman, aku memilih untuk berdiam diri saja, meninggalkan keramaian karena aku tidak suka dengan keramaian, tingkahku yang seperti ini membuat semua siswa menatapku aneh dan menganggap ku penyendiri.
Di sekolah aku hanya memiliki satu teman yang selalu baik dan perhatian padaku yaitu Jirayut, ia adalah sahabat terbaik ku, ia selalu menyemangati ku dan membuatku tertawa bahagia dengan tingkah kocaknya.
Sambil mengobrol asyik di kantin aku mentraktir Jirayut karena hari ini adalah ultahku.
" Jirayut, hari ini kamu free ngga?".
" Kalau untuk mu pasti free lah!" Jawab Jirayut yang kegirangan.
" Hari ini kan ultahku, aku ingin buat acara kecil-kecilan gitu dirumah, jadi nantik tolong bantu-bantu yah dirumah!" Pintaku ke Jirayut.
" Oke".
Aku menelpon kedua orangtuaku agar bisa pulang lebih awal untuk acara ultah ku, tetapi mereka sudah terlanjur terbang keluar kota demi pekerjaan mereka sehingga mereka lupa hari spesial ini.
Persiapan telah selesai, semua tamu undangan telah hadir, acara pun dimulai, meskipun tidak ada kehadiran kedua orangtuaku aku tetap bersemangat dan bahagia karena orang-orang yang ada di sekitar ku begitu bahagia dengan cara ini. Semua tamu undangan menyayangkan tidak ada kehadiran orangtuaku di saat momen yang berharga ini, sudah biasa menjadi omongan oleh semua orang tentang kondisi keluargaku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dilema Sebuah Rasa
Storie d'amoreKisah Cinta ini berbeda dari sebelumnya, Dilema sebuah perasaan yang mengharuskan Rara untuk menikah dini dengan seorang Pria pengusaha besar yang sudah memiliki seorang anak perempuan yang begitu sayang padanya.