#13 I Hate U

513 47 2
                                        

" Gimana kak bagus ngga bajunya, cocok untuk kk!" Ana memuji Rara yang sudah ganti pakaian.

" Bagus juga, cocok sih sama kk!, Oh ya ini baju siapa Ana?" Rara.

" Itu baju almarhum Mama Ana kk!, Baju itu adalah baju kesukaan mama!" Jawab Ana.

" Apa ada baju lain ngga? Kk jadi segan mau pakai baju ini?" Rara.

" Pakai aja kk, ngga apa-apa kok!, Ntar lagi Rasya datang, kita harus ke depan!" Ana.

Dengan tiba-tiba Salim menyelonong masuk ke kamar Ana ia membawa obat untuk Ana, Rara dan Ana sedikit terkejut, tetapi Salim lebih terkejut lagi karena ia melihat Rara sedang memakai baju kesukaan almarhum istrinya.

" Ana ayo minum obat!" Salim termenung kala melihat Rara sudah tampil cantik dengan dress kesuksesan almarhum istrinya.

" Astaga, Papa ini main nyelonong masuk aja, untung kak Rara udah ganti baju!" Ocehan Ana di hiraukan oleh Papa nya.

" Tuan ada apa? Kenapa anda men-tap saya seperti itu?" Rara sedikit malu dan Canggung.

" Wow, Rara cantik bgt, dress itu begitu cocok untuk nya!" Ucap Salim dalam hati karena ia terpana.

Ana dan Rara heran kenapa Salim termenung melihat Rara. Rara menjadi risih dan tidak nyaman.

" Papa, sini obatnya!" Teriakan Ana membuat Salim terbangun dari lamunannya.

" A-a-ada apa? Maaf!" Salim salah tingkah karena ia gugup.

" Tuan baik-baik aja kan?" Tanya Rara.

" Ana segera diminum obatnya!" Salim menyuapkan obat ke Ana.

" Papa kenapa ya? Kenapa papa bertingkah aneh saat bertemu dengan kak Rara?, Lebih baik aku omongin ke Rasya deh?" Pikir Ana sambil meminum obatnya.

Saat itu Rara mengemas barang-barang miliknya yang sudah kotor tadi, sementara itu Setelah menyuapkan obat ke Ana, Salim membereskan meja belajar Ana yang sedikit berantakan, karena ia tidak begitu suka dengan hal yang berantakan.

" Kak Rara, Ana ke depan dulu, soalnya Rasya udah nyampe!" Pamit Ana.

" Iya,. Ntar kk nyusul, soalnya kk beresin ini dulu!" Jawab Rara.

Tinggallah Rara dan Tuan Salim di kamar itu, Rara sudah selesai membereskan pakaian nya, begitupun dengan tuan Salim. Saat  Rara akan keluar dari kamar Ana, ia di cegat oleh tuan Salim.

" Ada apa tuan?" Rara sedikit gugup karena tuan Salim berdiri tepat dihadapannya dimuka pintu kamar.

" Kenapa kamu pakai baju istri saya?" Tanya Salim.

" Maaf tuan, jika anda tidak suka saya memakai dress ini, saya akan ganti pakaian lagi!' Rara sedikit merasa bersalah karena ia kira tuan Salim akan memarahinya.

Terdengar suara teriakan Ana dan Rasya yang memanggil Rara dari halaman belakang.

" Tidak perlu, kamu boleh memakainya! Lagi pula dress itu cocok denganmu!" Tuan Salim pergi begitu saja setelah mengatakan hal itu, membuat Rara sedikit baper dan bingung juga.

Rara tersenyum malu, ia sedikit baper dan ia senyum-senyum sendiri didepan pintu kamar Ana, saat itu Rasya sedang memperhatikan Rara yang tengah melamun karena hal tadi.

" Kak Rara, kenapa kakak senyum-senyum gitu? Habis kesambet ya..?" Goda Rasya.

" Iya, ada apa?" Rara tersadar dari lamunannya.

" Idihhh, ayo kita ke belakang, Ana sudah nungguin dari tadi!" Rasya menarik tangan Rara.

" Ada apa dengan gue? Kenapa gue baper gini?" Rara bingung.

Dilema Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang