#15 Lost Again

459 45 4
                                    

Rasya dan Ana serta Oma merencanakan sesuatu untuk ultah nya Rara tepat pukul 12 malam rencana akan dimulai, seluruh isi bagian ruang tamu sudah di hiasi, tinggal menunggu moment nya saja.

Waktu sudah hampir menunjukkan pukul 12 malam, kebetulan pada saat itu Salim baru saja tiba dari kantor dan ia sekaligus membawa kue ultah yg Ana minta tadi.

" Kok papa lama amat sih?" Ana.

" Sayang, papa tadi lagi sibuk di kantor, ini kue nya!" Salim memberikan kue yg ia beli tadi ke Ana.

" Masuklah nak!" Ucap Mama Rara.

" Ayo paman!" Rasya.

Ana mulai menghidupkan lilin yang sudah ia tancapkan di kuenya, Oma sudah di posisi untuk mematikan saklar listrik rumah, sedangkan Rasya tengah bersiap di ruang tamu, Ana menarik paksa Salim untuk ikut berpartisipasi dengan membawa papa nya untuk pergi bersama nya memberikan suprise di depan pintu kamar Rara.

Tik, suara saklar lampu telah dimatikan, seluruh isi rumah gelap gulita, Rara yang awalnya tengah tertidur pulas, ia terbangun karena merasa kepanasan. "Loh, kok lampunya mati? Dan AC nya mati juga?" Rara segera bangkit dari ranjang. " Apa mati lampu kali?" Rara menuju jendela kamarnya untuk melihat sekitar area rumah nya.

" What? Lampu tetangga ngga mati? Ada apa nih?" Rara segera pergi keluar.

Saat Rara akan membuka pintu kamarnya.....

" Suprise, HBD kk Rara!!!!!" Ana langsung mengucapkan kata tersebut yang membuat Rara terkejut gak karuan, apa lagi Rara melihat tuan Salim ada bersama Ana.

" Ana? Bagaimana....?" Omongan Rara disela oleh Ana.

" Hbd kk Rara....!, Ayo pa, ucapkan juga!" Ana mengangkat kue ke hadapan Rara.

" Hbd Rara!" Salim ikut juga mengungkapkan kata itu tepat didepan Rara.

" Thanks yah, kalian jadi repot-repot bgt!" Rara.

" Iya ok kk!" Ana.

" Baiklah!" Rara segera meniup lilin yang ada di kue tersebut hingga padam, lalu setelah nya listrik mulai nyala.

" Ayo kk ikuti kami!" Ana menarik Rara untuk ikut dengannya ke lantai bawah.

" Wawww, ini bgs bgt!" Rara begitu terharu dan bahagia melihat suprise ultah nya.

" Kenapa aku jadi bagian dalam hal ini?" Salim begitu kezel.

Sekeliling ruangan tamu di hiasi dengan pernak-pernik ulang tahun yang begitu indah.

" Ini semua rencana kalian?" Rara menghampiri Rasya begitu Ana.

" Iya kk, tapi Oma juga ikut! Dan Papa Salim juga!" Ucap Ana.

" Thanks yah, kalian sudah repot-repot buat seperti ini!" Rara.

" Ayuk kita mulai acara potong kue nya!" Oma.

Mereka melanjutkan acara pemotongan kue, tetapi Salim tidak hadir, ia malahan keluar dari rumah Rara dan memilih untuk menunggu Ana.

Acara pun telah selesai, Salim segera memanggil Ana untuk pulang tetapi...

" Pa, ada apa?" Ana.

" Sayang, ayo kita pulang!" Ajak Salim.

" Pa, ini udah malem, kita nginep aja di rumah kk Rara!" Ana memaksa Papa nya untuk nginap di rumah Rara.

" Tapi...Papa besok harus kerja, karena ada meeting!" Salim.

" Plissss.....!" Dengan terpaksa lagi Salim menerima itu.

" Rara, Salim akan menginap di rumah kita! Jadi kamu tolong bereskan kamar tamu satu lagi yah!" Perintah Mama.

Rara yang pada saat itu tengah mencuci piring terpaksa menghentikannya, ia segera pergi untuk mempersiapkan kamar tamu yang akan di tempati Salim.

" Oma, dimana kamar untuk Papa aku!" Tanya Ana.

" Ada di atas, disamping kamarnya Rara!" Jawab Oma.

" Pa, kamarnya ada di atas, Papa duluan yah! Soalnya Ana mau bantu Oma beresin ini!" Ana.

" Baiklah, tapi jangan lama-lama!" Salim segera pergi ke atas.

Secara kebetulan Salim melintas di depan kamarnya Rara yang saat itu pintu nya terbuka, Salim berniat ingin menutup pintunya tetapi ia terhenti melakukan hal tersebut saat ia melihat ada hal yang begitu unik di kamar Rara, dengan rasa penasarannya Salim memasuki kamar Rara, alangkah terkejutnya Salim melihat seluruh isi kamarnya Rara yang berisikan peralatan cross dan beberapa aksesoris balapan, Salim juga melihat beberapa foto prestasi Rara yang terpajang Rapi di dinding dan beberapa action figur Rara yang tersusun Rapi di meja aksesoris.

" Wawww, anak ini berbakat dan luar biasa!" Salim begitu terkagum dengan sosok Rara.

Pada saat yang bersamaan Rara kebetulan melintas di depan kamarnya, ia kaget saat melihat Salim ada di dalam kamarnya.

" Tuan, apa yang anda lakukan disini?" Rara segera mamasuki kamarnya, dan berdiri dihadapan Salim.

" Maaf, aku tidak sengaja memasuki kamarmu!" Salim.

Salim melangkah kan kakinya keluar, saat itu Rara mengikutinya untuk menunjukkan kamar yang akan di tempati tuan Salim.

" Ini kamarnya tuan, kamar mandi ada di sana, di lemari pakaian ada beberapa baju yang bisa anda pakai!, Saya permisi dulu!" Saat akan melangkah tiba-tiba kaki Rara tersandung meja rias yang ada di kamar itu hingga hampir membuat Rara terjatuh, untung saja tuan Salim dengan sigap menangkap Rara, kini Rara berada dalam rangkulan tuan Salim.

Mereka saling bertatapan hingga mereka tidak sadar, saat itu hanya ada keheningan yang semu, semua berlalu begitu saja, tatapan penuh arti tak terhindarkan, Tatapan mata tuan Salim membuat Rara sedikit luluh begitupun sebaliknya, mungkin detik ini akan mulai tumbuh benih cinta yang akan berkembang di hati mereka masing-masing yang sedang terlena dalam lamunan.

" Ternyata dari dekat Rara begitu cantik!" Salim.

" Tuan Salim begitu tampan saat ia menatapku seperti ini!" Rara.

Mereka tersadar saat ada sebuah benda yang terjatuh di lantai kamar tersebut.

" Astaga, maaf, apa kau baik-baik saja!" Salim begitu gugup.

Rara juga begitu gugup dan memilih untuk pergi.

" Apa yang aku lakukan!" Salim.

Next komen 👇

Dilema Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang