Perlahan pesawat mulai landing, gue terasa sedikit gugup saat untuk pertama kalinya gue otw Indonesia, terlihat sosok lelaki yang begitu aku kagumi, ia juga sekaligus sahabat gue, kini ia menunggu gue di parkiran jemputan bandara, siapa lagi kalau bukan Salim alias Faul.
" Hei Les, gimana perjalanan mu?" Faul begitu baik, ia membukakan pintu mobil untuk gue.
" Ya gitulah!" Gue langsung masuk kedalam mobil begitupun dengan Faul.
" Baguslah, you can stay at my home how?" Tawar Faul sambil menyetir mobil.
" No thanks, because i was booking a apartement here!" Tolak Lesti.
" Alright, if you need somethings you can call me, okay!" Faul.
" I do!" Lesti.
Salim telah mengantarkan Lesti ke apartemennya.
" Faul, kirimkan salam ku untuk Ana ya!" Lesti.
" Ok, bye!" Salim segera tancap gas kembali untuk pulang kerumahnya.
On the Way...
Calling on from Oma.
" Ada apa Oma?" Ucap Salim sambil menyetir.
" Kamu lagi dimana?, Tolong nanti jemput Ana di rumah Rara yah!" Perintah Oma.
" Ha? Ngapain Ana di sana mah? Kok bisa...?" Oma langsung memutuskan telepon nya.
Salim dengan terpaksa harus menjemput Ana di rumah Rara.
Rara house
" Gimana enak ngga?" Rara menyuapkan makanan hasil buatan nya ke Ana dan Rasya yang kini telah menjadi sahabat nya.
" Enak bgt, kk Rara pintar masak!" Rasya.
" Iya nih, enak bgt aku suka!, Kapan-kapan masakin buat kita lagi yah!" Sambung Ana.
" Oke".
Tampak sebuah mobil Mercedez Benz e-class datang, itu terlihat dari jendela kaca yang dimana Rara, Ana dan Rasya sedang duduk makan bersama.
" Itu Papa!" Ana segera keluar untuk menemui Papa nya yang kini baru saja keluar dari dalam mobil.
Rara dan Rasya mengikuti Ana sampai di depan pintu.
" Ana ayo pulang!" Salim.
" Bentar lagi yah pa!" Pinta Ana.
" Kita pulang sekarang yah!" Pinta Salim juga.
" Baiklah Pa, tapi anterin Rasya pulang sekaligus ya!" Ana.
" Oke, Rasya ayo kita pulang!" Salim memanggil Rasya yang kini tengah berdiri di samping Rara.
" Kak Rasya pulang dulu yah! Thanks buat makanan nya!" Rasya segera menuju Ana dan tuan Salim.
" Oke, hati-hati yah!" Teriak Rara.
" Paman akan mengantarkan kamu pulang!" Ucap Salim ke Rasya.
" Baiklah paman!" Rasya segera memasuki mobil.
Begitupun dengan Salim, tetapi tidak dengan Ana, Ana malah menghampiri Rara kembali.
" Ana lebih baik kamu pulang!" Rara.
Entah kenapa tiba-tiba Ana memeluk Rara dengan erat, Salim terheran dengan apa yang dilakukan anaknya itu.
" Ana ada apa?" Rara bingung dengan Ana yang tidak mau melepaskan pelukannya.
" Kenapa Ana memeluk Rara?" Salim.
" Ngga ada kk, Ana cuma pengen meluk aja!" Jawab Ana sambil melepaskan pelukannya dari Rara.
Sebenarnya saat Ana memeluk Rara ia seperti merasakan pelukan yang ia rindukan selama ini, yaitu pelukan hangat dari ibunya.
" Ooo, gitu, sekarang pulanglah!" Rara mencolek pipi Ana.
" Thanks ya kk!" Ana begitu gugup dan gemetaran, lalu ia menuju mobilnya.
" Ana ada apa?" Tanya Rasya pada Ans yang kini sudah masuk dan duduk disampingnya.
Ana hanya diam saja, tampak Salim melirik Ana dari kaca sepion mobil miliknya, ia terheran dan bingung kenapa Ana bisa melakukan hal tersebut, sesekali Salim juga melirik-lirik Rara yang tengah berdiri di depan teras rumahnya.
Ana tampak murung sekaligus gemetaran karena ia tidak pernah merasakan hal itu sebelumnya.
" Baiklah, kita pulang!" Salim langsung menancapkan gas mobilnya keluar dari area halaman depan rumah Rara.
" Kenapa Ana meluk gue tiba-tiba gitu?" Rara segera masuk kembali kedalam rumah.
Next komen 👇

KAMU SEDANG MEMBACA
Dilema Sebuah Rasa
RomanceKisah Cinta ini berbeda dari sebelumnya, Dilema sebuah perasaan yang mengharuskan Rara untuk menikah dini dengan seorang Pria pengusaha besar yang sudah memiliki seorang anak perempuan yang begitu sayang padanya.