#16 Falling

452 31 6
                                        

" Pagi ma!" Saat itu semuanya tengah berkumpul di meja makan, termasuk Ana, Rasya, dan tuan Salim, kebetulan hari ini weekend jadi Rara dan yg lainnya tidak bersekolah.

Tuan Salim begitu cepat sarapan nya, karena ia harus segera ke kantor untuk mengikuti meeting penting, saat akan memasuki mobilnya, tuan Salim di telpon oleh sekretaris nya bahwa meeting ini harus di hadiri brand ambassador produk perusahaan, hal tersebut membuat tuan Salim kembali ke dalam rumah untuk memberitahukan hal tersebut kepada Rara.

" Eh, Salim apa ada yg tertinggal?" Tanya mama Rara yg sedang mengemas meja sarapan.

" Raranya mana tant? Hari ini ada meeting di kantor jadi Rara harus hadir di meeting tersebut!" Salim.

" Loh kok papa blm pergi?" Ana baru saja tiba dari lantai atas.

" Ana kk Rara mana?" Salim.

" Kk Rara ada di kamarnya, mau Ana panggilkan?" Ana.

" Bilang ke Rara bahwa hari ini ada meeting di kantor dgn papa!, Papa pergi dulu!" Saat Salim akan pergi Ana mencegatnya.

" Pa, kalau gitu papa barengan aja perginya sama kk Rara!?" Saran Ana.

" Betul tuh nak, kenapa ngga barengan sekalian aja!?" Sambung Mama Rara.

" Baiklah!" Salim terpaksa harus menerima.

Ana segera pergi untuk memanggil Rara, beberapa menit kemudian Rara sudah bersiap dan mereka segera berangkat, sesampainya di kantor kebetulan Rara jumpa dengan teman lama nya kemarin siapa yaitu Richard.

Dan kebetulan saat itu Lesti hadir juga sebagai desainer produk dari Salim group.

" Wawww, kebetulan kita jumpa lagi!" Richard menghampiri Rara yg saat itu baru saja turun dari mobil bersama tuan Salim.

" Lesti? Lu ikut meeting juga? Kok gue ngga tau?" Salim kaget saat lihat Lesti sedang menunggu nya di depan kantor.

" Hehehe kebetulan aja sih!" Rara pada saat itu enggan untuk berbicara tetapi Richard berusaha untuk mengajak nya bicara sambil berjalan memasuki kantor.

" Hai boy! How're you to day?" Lesti memeluk Salim.

" I'm Ok, how about you?" Ucap Salim ke Lesti sambil melepaskan pelukannya.

Entah kenapa Rara merasa jelous melihat kedekatan tuan Salim dengan Lesti hingga ia tidak mendengar kalo Richard sudah ngomong panjang lebar dengan nya. " Siapa wanita itu yah? Kelihatannya Deket bgt dgn tuan Salim?" Rara melamun memikirkan hal itu.

Tau Rara melamun Richard mengerjai Rara dengan mengetuk keningnya Rara dengan jarinya.

Tok...

" Hayoo lagi ngelamun ya?" Richard tertawa kecil.

" Astaga, ih kamu ngagetin aj deh!" Rara kaget dan tersadar dari lamunannya.

Hal yang serupa terjadi dimana tuan Salim juga kelihatan jelous saat ia lihat Rara bersenda gurau dengan Richard.

" Salim? Hei Salim? Lu liat apa sih?" Lesti heran lihat Salim melamun ngga jelas.

" I-i-iya, ada apa?" Salim Gugup.

" Lu ngelamun apa sih? Udahlah jgn byk ngelamun terus ntar kesambet loh, ayo kita masuk!" Lesti.

Mereka kini telah berada di ruang meeting, ada beberapa kolega dan klien yg sudah hadir, meeting pun di mulai, sesi 1 yaitu meeting membahas produk kosmetik yg di pemimpin oleh Richard, dan sesi 2 yaitu membahas produk pakaian yg di pimpin oleh Lesti.

Semua sibuk dengan materi yg sudah di bagikan tidak dengan Rara yg hanya terdiam saja, sebenarnya Rara sudah mengerti pembahasan pada meeting ini, hingga Rara males untuk memperhatikan sesi meeting.

Tuan Salim menatap sinis Rara karena Rara dari tadi tidak memperhatikan penjelasan selama meeting berlangsung. " Kenapa anak itu tidak memperhatikan meeting ini? Apa yg sedang ia pikirkan?" Salim.

" Gimana tuan Salim? Apa anda setuju dengan rancangan produk kita?" Richard bertanya kepada Salim tetapi Salim tidak menjawab pertanyaan itu karena dari tadi Salim hanya melamun melihat seseorang yg ada di depannya.

" Gimana Salim? Apa anda setuju?" Lesti mengencangkan sedikit suaranya agar Salim mendengar pertanyaan yg di berikan padanya.

" Apa? Sorry, Sorry, Yap saya setuju dengan rancangan nya! Kita tinggal memproduksi produk dan mempromosikan nya, kebetulan disini sudah hadir model brand ambassador kita yaitu Rara! Ia akan bekerjasama dengan perusahaan kita! Bukankah begitu nona Rara?" Tanya tuan Salim ke Rara.

" I-i-iya!" Jawab Rara yg gugup.

" Baiklah! Meeting hari ini selesai! Kalian semua boleh pulang! Happy weekend all!" Perintah tuan Salim.

Ada pesan masuk di hp Salim terlihat pesan dari Ana, Ana meminta Salim agar segera menjemputnya di perpustakaan besar kota sekaligus Ana minta agar Salim barengan dengan kk Rara.

" Rara!" Salim menyapa Rara yg saat itu tengah mengobrol santai dengan Richard.

" Ada apa tuan?" Rara.

" Ayo kita pulang!" Ajak Salim.

" Etttt, tunggu dulu Salim, Rara hari ini biar aku yg anterin pulang!" Sambung Richard.

" Ra, Ana meminta ku untuk membawa kamu ke perpustakaan besar kota!" Salim.

" Oo, gitu yah, Richard sorry yah, gue pergi dgn tuan Salim aja,kapan² kita pulang bareng lagi yah!" Rara segera mengikuti Salim.

Sepertinya mereka berdua sudah saling merasakan sesuatu, dimana mereka begitu jelous dan bahkan tidak mengobrol selama perjalanan, saat mereka telah sampai di perpustakaan kota, Rara segera turun sementara tuan Salim menunggu di mobil, Ana sudah menunggu Rara di lobby perpus, mereka sudah bertemu dan segera masuk ke pusat buku sains, sambil mencari buku Sains Rara dan Ana bersenda gurau hingga mereka tidak sadar bahwa udah hampir 1 jam mereka disana, karena begitu lama tuan Salim jadi khawatir dan menyusul mereka ke dalam perpus.

" Dimana mereka sih?" Tuan Salim kebingungan karena ia mencari Rara dan Ana di gedung yg sebesar ini.

Akhirnya Salim menemukan mereka di sudut ruang baca, Salim akan mengajak Ana untuk pulang.

" Ana, kamu ternyata disini!, Papa udah nyariin, dan nunggu lama bgt!" Salim.

" Hehehe, maaf pa, soalnya kami tadi lama bgt nyari buku sains nya!" Jawab Ana.

" Ayo kita pulang!" Ajak Salim.

" Baiklah, tapi pulang bareng dgn kk Rara yah pa!" Pinta Ana.

" Ana, ngga usah kk ntar pulang naik taksi aj!" Tolak Rara.

" Ayo Ana!" Salim.

" Baiklah kk, Ana pulang dulu yah!" Ana dan Salim sudah pulang terlebih dahulu, sementara Rara masih belum beranjak dari perpus karena ia sibuk membaca beberapa buku sains.

Tak terasa hari sudah mulai sore, Rara memilih pulang dengan memesan taksi online.

Sebelum pulang Rara singgah dulu di Starbucks untuk membeli original Coffe kesukaannya, saat ia akan memesan tak sengaja ia bertemu dengan Lesti yang saat itu sedang memesan Coffe yg sama, yah mereka sepertinya akan memulai obrolan karena Lesti mengajak Rara untuk duduk bersama nya.

Follow, vote, komen, dan share

Thanks 🙏


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dilema Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang