#10 Fix All

502 46 2
                                    

Sebelum berangkat ke tempat pertemuan Rara memperbaiki motor nya terlebih dahulu, ada beberapa komponen yang rusak, kini garasinya sudah penuh dengan segala peralatan kunci Inggris yang berserakan dimana-mana, tumpahan oli semakin membuat garasi khusus motornya tersebut kotor begitupun dengan Rara.

" Non, minumnya udah jadi ni!" Ucap Bik Nima.

" Taruh aja disana bik!" Pinta Rara.

" Baiklah,. Oh ya non jgn lupa kan ada janji hari ini kan?" Bik Nima.

" Iya bik!" Rara.

Akhirnya motor sudah di perbaiki, Rara mencoba menghidupkan motornya, dan berhasil, setelah nya Rara segera pergi untuk bersiap-siap, kini Rara sudah berdiri didepan motornya, ia sedikit ragu untuk menaikinya, ia juga begitu gugup karena tidak bisa melupakan apa yang telah ia alami dulu dengan motor itu.

Karena waktu sudah mepet dan juga tuan Salim telah menghubungi nya berkali-kali dengan perasaan gugup Rara menaiki motornya dan segera menancapkan gasnya.

" Bismillahirrahmanirrahim!" Ucap Rara dalam hati.

Rara telah sampai disebuah restoran sesuai dengan lokasi yang di berikan tuan Salim, Rara segera memasuki restoran tersebut dan melihat tuan Salim tengah menunggu dirinya di sudut restoran itu.

" Sorry, saya agak telat!" Ucap Rara sambil duduk di hadapan tuan Salim.

" Its ok, kita langsung ke point nya!" Salim.

" Maksudnya?" Rara.

" Perusahaan ku menawarkan kerjasama kontrak iklan model dengan dirimu! Apa kamu mau?" Tuan Salim.

" Maksudnya model Iklan gitu? Tapi kenapa harus saya?" Rara heran.

" Bagian pemasaran produk membidik mu untuk jadi model dari produk perusahaan ku karena ini!" Salim menunjukkan potongan majalah terkenal yang terdapat Rara di dalam nya.

" Gimana ya? Sebenarnya...??" Rara gugup dan khawatir.

" Ada apa?" Tuan Salim menatap Rara yang gugup.

" Tidak ada apa-apa!" Jawab Rara.

" Baiklah, ku rasa kamu perlu berfikir dulu untuk menerima kontrak ini, kamu bisa bawa pulang kontrak ini terlebih dahulu dan mempelajari nya, Setelah itu kamu bisa ambil keputusan!, Saya permisi dulu!" Tuan Salim segera pergi karena ia ada keperluan lain.

Saat itu Rara masih termenung menatap kontra tersebut, ia begitu cemas dan khawatir serta kebingungan, dari kejauhan sebelum memasuki mobil tuan Salim menatap Rara, ia berharap agar Rara mau menerima tawaran tersebut.

Saat Rara akan pergi, tuan Salim langsung memasuki mobilnya, Rara segera megambil motor nya dan pergi entah kemana, tuan Salim sedikit kaget dan bingung saat melihat Rara menaiki motocross.

" Astaga, gadis itu benar-benar luar biasa!" Salim memuji Rara dalam hatinya.

Sebelum pulang kerumahnya, Rara pergi ke suatu tempat, tak hanya itu tuan Salim dalam diam mengikutinya, saat itu Rara telah tiba di sebuah arena cross, area itu merupakan tempat prestasi nya diukir, semua kenangan dan kemenangan menyatu dalam tangis Rara yang kini sudah bersiap untuk kembali berlatih melaju di area tersebut, Rara begitu gugup dan sepertinya ia ragu untuk kembali menancapkan gas motornya, padahal area tersebut kosong tidak ada seorangpun di sana terkecuali tuan Salim yang memerhatikan Rara dari balik tribun penonton yang kosong.

" Apa yang akan kau lakukan?" Pikir tuan Salim yang begitu penasaran.

Back to Rara.

" Ayo Rara, apa yang kau tunggu lagi? Semuanya telah ada di depan matamu! Kau tinggal tancapkan gasnya, dan melaju lah!" Ucap Rara dalam hati.

Dilema Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang