" Aduh non, kenapa Non Rara bisa jadi seperti ini?" Bik Nima begitu cemas dan khawatir karena Rara mengalami luka babak belur diwajahnya.
Bik Nima segera mengobati luka yang di derita Rara, Rara merasa sedikit kesakitan karena lukanya lumayan banyak, sehingga bik Nima harus sedikit berhati-hati.
" Bik, jangan kasi tahu ke mama dan papa kalau Rara seperti ini yah?" Pinta Rara.
" Non, nanti orangtuanya Non Rara bakal tahu juga karena lihat kondisi non seperti ini!" Jawab Bik Nima.
" Bik Rara mau kekamar dulu!" Pamit Rara.
" Ada apa dengan mu Rara?" Pikir bik Nima.
Rara segera beristirahat untuk memulihkan lukanya, setelah selesai membersihkan badannya Rara bukannya beristirahat ia malah lanjut belajar karena 1 hari lagi lomba CC Nasional akan di gelar, Rara bergiat untuk belajar hingga ia lupa untuk makan malam bersama.
Mama Rara yang pada saat itu sudah pulang, menghampiri Rara yang kini sedang berada di kamarnya, suara ketukan pintu terdengar, tetapi Rara enggan untuk membukanya, dengan terpaksa mama masuk begitu saja dan menghampiri Rara di meja belajarnya.
" Sayang, ayo makan malam dulu!, Ntar dilanjutin belajar nya!" Pinta Mama.
Saat Rara memalingkan wajahnya untuk berbicara kepada mama, sontak mama kaget melihat wajah anaknya itu penuh dengan luka lebam.
" Nanti aja deh Ma!" Tolak Rara.
" Sayang, kenapa dengan wajahmu? Kok bisa begini?" Mama langsung memeriksa wajah Rara dengan rasa khawatir dan cemas.
" Ma, Rara baik-baik aja!" Rara.
" Gimana baik-baik aja, ni lihat luka lebam mu banyak banget, kenapa bisa seperti ini nak?" Tanya Mama.
Rara terpaksa jujur dengan apa yang terjadi padanya.
" Rara habis berantem disekolah tadi!" Jawab Rara dengan cuek.
" Astaga, sekarang ayo kita kebawah!, Kamu harus makan dulu, turuti apa kata mama!" Perintah Mama.
Dengan rasa malasnya Rara terpaksa ikut turun kebawah untuk makan malam bersama, di meja ruang makan papa sudah menunggu kehadiran Rara, Raras edikit canggung dan gugup disertai rasa takut papa nya akan marah, saat sampai di ruang makan Papa Rara begitu terkejut melihat muka Rara penuh dengan luka lebam, tetapi papa hanya diam saja, hal itu membuat Rara merasa lega karena ia tidak akan dimarahi oleh Papa nya.
Saat semuanya tengah makan bersama, dipertengahan barulah papa angkat bicara dan bertanya kepada Rara mengenai lukanya tersebut.
" Rara, katakan! Apa yang terjadi padamu? Kenapa wajahmu seperti itu?" Tanya Papa dengan sinis.
Seketika Rara terhenti dari makannya, dengan perasaan gugup Rara menjawab pertanyaan dari papa nya itu.
" Maaf Pa, Rara tadi habis berantem dengan beberapa teman disekolah!" Jawab Rara.
" Terus, kenapa lukanya bisa nanya seperti itu?" Sambung Mama.
Rara kini sepertinya tengah diintrogasi oleh kedua orangtuanya.
Rara hanya diam saja tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun.
" Rara ada apa?" Tanya Mama.
" Papa tau, seharusnya kamu tidak seperti ini nak, kamu bisa melawan mereka, setidaknya ada pembelaan dari diri kamu sendiri! Papa dan Mama sudah ajari kamu cara bela diri tetapi kenapa tidak kamu lakukan?" Papa.
" Pa, jangan bicara seperti itu ke Rara!" Tegas Mama.
Rara merasa risih dan kesal atas apa yang telah diperbuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilema Sebuah Rasa
DragosteKisah Cinta ini berbeda dari sebelumnya, Dilema sebuah perasaan yang mengharuskan Rara untuk menikah dini dengan seorang Pria pengusaha besar yang sudah memiliki seorang anak perempuan yang begitu sayang padanya.