Sudah terhitung tiga hari berlalu, Cindy kembali pada rutinitasnya. Sama seperti harapannya sebelum-sebelumnya, semoga kali ini Cindy benar-benar bisa melupakan segala jejak tentang Chandrika.
Lamunannya terhenti saat tepukan di pundaknya terasa.
"Dok," panggil suster Erika yang sejak tadi bersama Cindy.
"Ya?"
"Ngelamun, ya? Dokter, mau istirahat makan siang sekarang bersamaku atau nanti?"
"Hmm, sepertinya kamu duluan saja, Sus. Aku masih ada yang mesti diurus."
"Baik, Dok." Suster Erika berlalu ke luar ruangan.
***
kekosongan perutnya sudah membutuhkan asupan makan siang. Cindy sudah berada di kafe ... yang akhir-akhir ini sering dikunjunginya, entah itu bersama rekan yang lain, atau seperti sekarang ini ... sendiri.
Cindy sudah memesan makanan apa yang akan dia berikan pada perutnya.
Dia menatap ke luar melalui kaca pembatas. Seperti sudah menjadi tempat favoritnya, duduk di pinggir sisi kaca pembatas. Selagi menunggu pesanan, Cindy bisa melihat hiruk pikuknya orang lalu lalang."Permisi. Ini Pesanannya, Mbak," ucap ramah pramusaji.
"Terima kasih," balas Cindy dengan tak kalah ramah.
Pasta!
Ya, untuk makan siangnya kali ini Cindy memesan pasta. Makanan kesukaannya dan Claudya. Namun, tidak dengan Chandrika. Dia sangat tidak menyukai yang namanya pasta dan sejenisnya.
Baru saja Cindy akan menuntaskan rasa laparnya, menyuapkan makan pasta ke dalam mulutnya. Tiba-tiba Satu cup besar minuman dari brand terkemuka mendarat tepat di hadapan Cindy. Minuman berwarna pink dengan beberapa potongan stroberi.
Cindy mendongakkan kepalanya, mencari tahu siapa pelakunya. Dia terkesiap, Cindy sedang tidak berhalusinasi, 'kan? Dokter Bisma sudah berdiri di depannya, dengan minuman yang sama di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cindy & Claudya (Republish)
ФанфикCindy, seorang dokter di salah satu rumah sakit terkenal di Jakarta. Bersama adik kembarnya-Claudya-sejak kecil bersahabat dengan Chandrika yang tak lain tetangganya. Cindy jatuh cinta pada sahabatnya sendiri. Namun, sang sahabat sudah lebih dulu me...