"Lagi apa?" tanya dokter Bisma di seberang sana.
"Lagi di ruang kerja ayah" Cindy menjawab pertanyaan dokter Bisma dengan santainya duduk pada kursi kerja ayah.
Cindy diam sejenak. "Dok," panggilnya.
"Iya, kenapa." Meski terdengar samar, dokter Bisma mengembuskan napas lelahnya.
"Dokter capek?"
Suaranya sedikit terjeda. "Iya, habis operasi. Coba kalau ada kamu."
"Emang kenapa, kalau ada aku?"
"Kan, lelahnya bisa cepat berkurang," celetuknya.
"Apaan, sih, Dok!"
Dokter Bisma tergelak, suaranya terdengar dari speaker ponsel Cindy. Hari ini adalah jadwal Cindy libur. Itu sebabnya ia berada di rumah.
"Dok, aku rindu Claudya," cicit Cindy.
Sekarang Cindy mulai terbiasa, segala sesuatu ia ceritakan pada dokter Bisma. Cindy seperti menaruh kepercayaan pada dokter Bisma.
"Sudah mengajukan surat cuti tahunan?" tanyanya.
"Sudah, tinggal nunggu persetujuan aja."
"Mau dibantu agar cepat disetujui?"
"Nggak perlu. Iya, deh. Tahu yang punya kekuasaan di rumah sakit," ledek Cindy.
Suara tawa dokter Bisma menggema lagi.
"Cindy, aku ada meeting setelah ini."
Jika bukan di lingkungan rumah sakit. Sekarang dokter Bisma tidak pernah memanggilnya dengan panggilan dokter Cindy lagi.
"Hmm, baiklah."
"Bye, kamu jangan lupa makan."
Dokter Bisma tidak pernah lupa mengingatkan hal itu sebelum akhirnya sambungan terputus.
Claudya sudah menjalani pengobatan di Singapura. Sekarang Cindy kembali ke rumah, tidak tinggal di apartemennya. Bang Cakka dan Kak Ina pun untuk sementara tinggal di sini. Kasihan ayah jika harus tinggal sendirian di rumah, karena bunda mendampingi Claudya selama menjalani pengobatan di Singapura.
Sebelum keputusan melanjutkan pengobatan ke luar negeri, ada beberapa opsi rekomendasi rumah sakit, yang bisa dipilih untuk Claudya.
Namun, dokter Bisma merekomendasikan National University Hospital Singapore, Singapura. Karena Kalandra Hospital bekerjasama dengan rumah sakit tersebut. Dan ada adik sepupu dokter Bisma untuk menangani Claudya, ia salah satu dokter ahli hematologi dan kanker di sana.
Chan turut ke Singapura. Selama di Singapura, bunda banyak dibantu oleh keluarga Chan. Mama, ayah sambung Chan, serta adik tirinya menetap di Singapura. Cindy masih di dalam ruangan yang banyak menyimpan kenangan, terutama masa-masa kecilnya bersama Claudya.
Dulunya ini adalah ruang bermain kami saat masih kecil.Cindy bangkit dari kursi kerja ayah. Menyusuri ruangan yang dipenuhi rak-rak buku. Pada sisi dinding tergantung foto kelurga berukuran besar. Ada Cindy di pangkuan ayah, Claudya di pangkuan bunda. Dan Bang Cakka berdiri di tengah. Foto yang diambil saat hari ulang tahun Cindy dan Claudya ke tiga tahun.
Cindy berdiri menatap foto keluarga itu. Ia mengernyitkan dahi, mengingat sesuatu. kenapa aku baru terpikir sekarang.
Cindy pernah melihat fotonya sewaktu bayi. Kata bunda, itu dia yang baru berusia dua hari. Cindy digendong bunda dan jika melihat suasananya pun seperti masih di rumah sakit.
Namun, Cindy tidak pernah menemukan foto Claudya bersama bunda saat Claudya baru lahir. Yang ia temukan foto bunda dan mereka yang sudah berusia beberapa bulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cindy & Claudya (Republish)
FanfictionCindy, seorang dokter di salah satu rumah sakit terkenal di Jakarta. Bersama adik kembarnya-Claudya-sejak kecil bersahabat dengan Chandrika yang tak lain tetangganya. Cindy jatuh cinta pada sahabatnya sendiri. Namun, sang sahabat sudah lebih dulu me...