5. Chan's Feeling

568 91 27
                                    

Pagi sejuk diawali dengan segelas cappucino rasanya menambah kesempurnaan hari seorang Chandrika Alterio. Rasanya sudah menjadi rutinitasnya, mengawali hari tidak hanya dengan senyuman, tapi dengan rasa manis perpaduan dari espresso, susu steamed dan buih susu. Tak lupa juga roti panggang selai nanas buatan omanya, yang rasanya tak tertandingi.

Dan satu lagi, rutinitas yang tak pernah dilewatkan Chan. Menanyakan kabar sang 'mentari'. Diraihnya benda pipih persegi yang disimpan di atas meja kecil, sebelah cangkir cappucino yang barusan saja disesap rasanya.

Chan mengetik kalimat pada salah satu aplikasi chat berwarna hijau dengan logo telepon. Dia kirimkan ke salah satu kontak yang tersimpan pada ponselnya.

Morning Princess. Gimana tidurnya? are you sleep well?

Pesan yang dia kirimkan hanya centang dua hitam.

1 menit.

2 menit.

Belum juga ada tanda-tanda dibalas. Jangankan tanda typing, tanda centang dua berubah warna jadi biru pun belum menunjukkan atensinya.

Chan kembali mengirim pesan ke kontak yang sama, kontak yang diberi nama 'Princess Cla' dan tak lupa dia sisipkan emoticon love dan crown pada akhir nama.

Cla, belum bangun ya? buruan bangun, gih. Lo free, 'kan? gue mau ajak lo jalan, gue traktir.

Lo marah, ya. Sama gue? Iya, deh. Maaf princess. Gue udah ninggalin lo selama dua hari.

Jangan marah dong.

Cla ... balas dong.

Rentetan chat yang Chan kirim ke Claudya. Chan simpan kembali benda pipih canggih itu di tempat semula. Netranya mengamati layarnya sampai menampilkan warna menghitam pertanda terkunci.

Masih sama, tidak ada notification yang masuk.

Selang lima menit berlalu, akhirnya ada notifikasi, pertanda pesan yang masuk. Dengan terburu Chan raih ponselnya cepat, berharap balasan dari Claudya.

Lagi! Harapan yang telah membumbung tinggi runtuh seketika, saat yang tertampil pada layar bukanlah nama Claudya. Melainkan pesan salah satu dari rekannya.

Mengabarkan jika job dia dan timnya garap dua hari lalu, sukses besar. Dan satu minggu lagi, mereka akan kembali mendapatkan pekerjaan lain yang tak kalah besar.

Chan bingung. Haruskah dia senang? Namun, tak bisa dipungkiri ada sesuatu yang mengganjal di sudut hatinya.

Lebih baik gue membersihkan diri dan bergegas menemui princess kesayangan.

Chan pikir Claudya hanya merajuk, Claudya sengaja mengabaikan semua pesan yang dia kirim, bukti bentuk protes karena beberapa hari lalu Chan meninggalkannya ke Bogor. Dan Chan berpamitan hanya lewat telepon.

 Dan Chan berpamitan hanya lewat telepon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cindy & Claudya (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang