Kayla berlari menuju toilet. Ia menangis sejadi-jadinya. Kemudian, membasuh mukanya supaya tidak ada yang tau bahwa ia telah menangis.
Setelah membasuh mukanya, Kayla pergi ke kantin untuk membeli air minum. Setelah membelinya, Kayla berjalan melalui kerumunan para siswa yang tengah kelaparan.
Begitu juga Kenzo. Seperti biasa, ia duduk di kursi kantin bersama 3 temannya. Yaitu Resta, Ananta, dan Alesya. Kenzo yang melihat Kayla sedang berlalu di depan matanya, ia langsung beranjak dari duduknya.
"Ken lo mau kemana?" teriak Alesya.
"Nyamperin Pa-car-nya!" ketus Resta.
Alesya melirik tajam ke arah Resta. Sementara Resta tak peduli, ia fokus kepada bakso yang tengah di lahapnya.
Kenzo berlari mengejar Kayla. Gadis itu menyadari jika sedari tadi Kenzo sedang mengerjarnya, ia mempercepat langkah kakinya.
Kenzo yang menyadari bahwa Kayla mempercepat langkah kakinya, ia langsung mencekal tangan mungil Kayla, hingga membuat langkah gadis itu terhenti.
"Kay gu.. Gue minta maaf" lirih Kenzo
Gadis itu tidak membalikkan badannya sedikitpun. Ia tetap ada di depan Kenzo, dengan posisi membelakangi Kenzo.
"Kay, gue minta maaf. Apa yang gue lakuin tadi pagi itu ga bener. Itu salah Kay. Gue minta maaf" ucap Kenzo.
Kayla tetap tidak membalikkan badannya.
Kenzo melihat pergelangan tangan Kayla yang bengkak. Mungkin efek karena tadi pagi dia mencekal tangan Kayla dengan sangat keras.
"Kay, tangan lo bengkak" ucap Kenzo panik.
Kayla membalikkan badannya, melihat tangannya. Benar saja, tangannya bengkak, dan itu terasa sakit.
"Ayo ke UKS Kay!" ajak Kenzo.
"Ga usah. Aku bisa sendiri" singkat Kayla.
Dilepasnya genggaman Kenzo, dan Kayla pergi meninggalkan Kenzo.
"Kay.." ucap Kenzo
***
Kayla pergi ke UKS, disana tidak ada petugas PMR, karena memang ini adalah jam istirahat jadi mereka pergi untuk makan.
Kayla memasuki UKS, dan mengambil obat merah dan perban, lalu meletakkannya di meja. Ia duduk di tempat tidur pasien.
Ia mengoleskan obat merah kepada tangan kanannya dengan susah payah. Setelah itu, ia kesusahan untuk memasangkan perban pada lukanya, karena tangan kanannya yang terluka.
Ia bersusah payah, mencari cara bagaimana caranya ia bisa memasangkan perban ke tangannya. Kemudian, seseorang tiba-tiba membantu Kayla memasangkan perban di rancangannya. Kayla memandang wajah orang itu. Kayla sangat mengenali wajah orang itu. Ya, Kenzo.
Kenzo membantu Kayla memasangkan perban dengan sangat hati-hati. Sementara Kayla, ia dibuat bisu oleh Kenzo. Kayla tak henti-hentinya menatap wajah tampan Kenzo. Sesekali, Kenzo juga menatap wajah mungil Kayla. Kayla terus saja memandang wajah Kenzo, hingga ia tak sadar jika Kenzo telah selesai memasangkan perban di tangannya.
"Ga sakit?" tanya Kenzo memecah lamunan Kayla.
"Eh.. Emm.. Udah nggak kok" dengan cepat Kayla memalingkan pandangannya
"Kenapa? Udah cukup mandangin gue?" Kenzo tersenyum.
"Ha? Dih, sapa juga yang mandangin kamu? GR deh!" cerca Kayla.
"Serius?" goda Kenzo.
"Kenzo.." Kayla mencubit tangan Kenzo dengan malu.
"Ehh.. Aww.. Sakit tau" rintih Kenzo.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADBOY PENSIUN
Teen FictionBenci - Cinta - Perjodohan Kurang lebih seperti itulah Rantai Perasaan yang di alami oleh KENZO dan KAYLA. Dua orang sahabat sama - sama mencintai seorang pria yang sama. Dan pria itu harus di masukkan ke pesantren karena tingkahnya yang kurang baik...