23

1.9K 310 45
                                    

Pulang dari Yoshinoya, rumah gue rame banget. Taulah siapa. Gue baru buka gerbang aja denger loh mereka teriak dari dalem. Pasti lagi mabar.

Pas gue masuk, langsung pada diem. Kenapa, dah?

"Kirain siapa, njing," kata Kak Doyoung sambil menghela nafas dan megangin dadanya.

"Baru dateng udah dianjingin," protes gue. "Pada nonton film blue ya lo pada? Parah, parah."

"Jungwoo ya, ini kenapa adeknya jadi barbar begini dibiarin?" protes Kak Johnny ke Kak Jungwoo. Kak Jungwoo bingung.

"Om, rukyah, Om." Kak Taeyong ngedorong-dorong pundak Kak Taeil sambil nunjuk gue.

"Ludahin aja selesai," kikik Kak Yuta.

Gue melotot, malah diketawain, dong.

"Tuh, Woo, tuh, mau ndadi dia. Kendangin," celetuk Kak Johnny lagi.

Padahal gue udah mau lepas sepatu dan mau gue timpukin manusia kelebihan kalsium itu, tapi gak jadi karena Kak Taeil nyeletuk, "Sana udah masuk dulu jangan berdiri di tengah pintu."

"Selamet lu," tuding gue ke Kak Johnny sambil berlalu. Yang diancem malah ngakak, emang dasar otaknya kebalik.

"Di dapur ada lapis, Sun, tadi dikirimin sama Mama," kata Kak Jungwoo.

Gue berhenti sebentar, dan ber-oh lalu langsung jalan ke dapur dengan langkah males. Enggak, bukan mau makan lapis kok, gue mau minum aja.

"Allahuakbar!" pekik gue kaget.

"Ohiya, di dapur ada adek gue!" sahut Kak Taeyong dari ruang tengah.

Telat bangsat ngasih taunya. Gue udah terlanjur kayak orang bego bengong di tengah pintu dapur sambil mandangin Haechan yang baru aja ngelepas apronnya.

"Haechan, ngapain di sini?" tanya gue.

"Masak pasta," jawab Haechan. "Buat orang-orang di depan tuh, lagi pada nonton film horor bukan lagi nonton film blue."

"Hehehehe.."

Fak, malu gue. Lagian pada penakut banget nonton film horor sampe teriak-teriak begitu??? Cowok semua kan tadi?

Haechan berlalu gitu aja ngebawa pasta buatannya ke ruang tengah, disambut meriah sama makhluk entah kelaparan atau emang rakus di sana. Gue juga segera ngambil sebotol air mineral di kulkas, setelah itu puter balik mau naik ke kamar.

"Kak, lagi sibuk, gak?" tanya Haechan.

Gue yang baru naik 3 anak tangga nengok. "Kenapa, Chan?"

"Temenin aku, yuk?"

☀☀

Kirain mau temenin makan. Haechan bawa laptopnya ke dapur, mulai buka aplikasi Corel Draw di sana.

"Oh, mau ngerjain desain, ya?" tanya gue.

"Iya, makanya tadi kesini. Kemaren minta tolong Bang Mark buat ngajarin, tapi katanya gak bisa, lagi sakit."

Gue mandang Haechan bertanya.

Mark sakit? Sakit apanya? Tadi sehat-sehat aja perasaan? Oh, apa dia emang kena diare, ya? Kan tadi dia juga mules.

Tau dah.

"Terus?" tanya gue.

"Ya, dikasih tau sama Bang Taeyong kalo Kak Jungwoo juga jago desain, makanya aku diajak kesini. Eh tapi malah pada mabar."

Gue ketawa pait. "Ya samperin lah."

"Gak enak, ah. Belom terlalu kenal juga."

"Kenalan, dong."

[1] Ineffable ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang