"PAKEEEETTTTTT!"
Gue langsung bungkus seluruh badan gue pake selimut waktu Kak Jungwoo gak salam gak apa masuk ke kamar gue.
"BANGOOONNN ADA PAKEEETTTT!" Kak Jungwoo lompat ke kasur gue, ngegoncangin pundak gue sampe rasanya ini tulang malu lepas semua.
"BUSET DAH KAK PAGI-PAGI!" Gue bangun, ngebuang selimut terus natap Kak Jungwoo gak suka.
"Paket paket paket," katanya, ngasih gue sebuah kotak berbungkus coklat dan balutan selotip rapet banget kayak mumi.
"Dari siapa, perasaan gak order apa-apa," kata gue sambil ngambil kotak itu dari tangan Kak Jungwoo. Tapi seketika gue kembaliin ke Kak Jungwoo begitu tau siapa yang ngirim.
Kim Doyeon.
"Ambil aja, paling isinya skin care," kata gue sambil balik baringan dan ngambil selimut. "Gue mau tidur lagi, semalem begadang tugas. Jangan berisik, dikunci mulutnya."
Kak Jungwoo rolling eyes. "Drama teros," omelnya.
Gue berdecak.
"Ini jelas alamat tujuannya tuh Sunny Kim, bukan Jungwoo," kata Kak Jungwoo gemes sambil ngetuk-ngetuk kotak paket itu.
"Ya kan udah gue kasih ke elu. Ambil aja, nolak rejeki gak baik."
"Ambil gak?" tanya Kak Jungwoo dengan nada mengancam.
"Nggak."
"Ambil."
"ENGGAK MAU KAK ISH! Pergi sanaaaaaaaaa," rengek gue. Beneran ngantuk gue anying, gara-gara kemaren Bu Krystal gak masuk kelas, tugas gue numpuk. Disuruh ngerangkum satu bab, gila. Mana pas yang paling susah, pisan.
"Hmmmm ya udah." Kak Jungwoo melengos. Gue kira tuh ya dia bakal pergi, tapi malah nyamanin diri duduk di atas kasur gue terus ngebuka paket itu sambil nyanyi-nyanyi. Lagunya NCT Dream tuh tau gue, kokcheong hajima~
"Bener dong, skin care," kekeh Kak Jungwoo. "Bakat lambe turah sama cenayang nya masih aja."
Gue ngelirik Kak Jungwoo, dia ngeluarin benda ijo dari sana -aloe vera yang Doyeon pernah saranin ke gue karena gue ngeluh kadang gak cocok sama pelembab yang gue beli.
"Gue ambil, nih?" tanya Kak Jungwoo.
"Ambil, dah." Gue melengos.
"Uwu tencuuu~" Tapi bukannya pergi dari kamar gue, Kak Jungwoo malah pergi senderan ke head bed gue -masih sambil nyanyi-nyanyi.
Tiba-tiba Kak Jungwoo naruh secarik kertas di atas jidat gue.
"Iqro' Milea," katanya acuh.
Gue ngambil kertas itu dan gue baca.
"Sorry"
Gue nelan ludah gue kasar, natap tulisan cakar ayam yang gue yakin ini punya Doyeon. Gur gak tau, kayaknya diselipin di paket tadi.
"Gak mau baikan?" tanya Kak Jungwoo.
"Baikan apa, orang gak kenapa-napa," kilah gue sambil naruh kertas bertuliskan 'sorry' itu di atas nakas.
"Gue bisa baca, setiap hari grup rame banget lu kaga pernah baca. Itu artinya lu ngambek," komentar Kak Jungwoo.
Gue nanggepin itu sama dengungan doang.
"Bales dendam?"
"Hah? Bales dendam apa?" Gue nengok Kak Jungwoo sewot.
"Dulu kan lu suka ngirim-ngirim link postingan receh tapi dia gak pernah ngewaro," kata Kak Jungwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Ineffable ✔
Fanfiction[ bahasa | completed ] (adj.) too great to be expressed through words was "Adek ; Lee Haechan" au | non baku winterwoops ©2019