pengakuan

1.9K 156 5
                                    

"tidur lah" seokjin tersenyum manis

"hem kau juga harus istirahat" irene lalu menutup pintu kamar tamu di apartmn seokjin, melirik jam di dinding sudah menunjukan pukul 11 malam

Irene memasuki kamar mandi dan mulai membersihkan diri sebenarnya dia masih ingin berlama lama dengan seokjin nya tapi kelihatan nya dia lelah terbukti dari sejak tadi pria itu menyuruh nya pulang dan menyuruhnya segera tidur

Keluar dari kamar mandi irene kemudian mengenakan kaos milik pria jangkung itu yang lebih terlihat seperti dress jika irene yang mengenakan nya

Mencoba membaringkan tubuh nya mencoba untuk tidur tetap tidak bisa kalau tau akan seperti ini dia akan lebih memilih pulang setidak nya kalau dia tidak bisa tidur ada seulgi yang siap mengobrol dengan nya wanita bermata sipit itu akan dengan senang hati menemaninya mengobrol

'apa dia sudah tidur?' batin irene

Irene melangkahkan kaki nya keluar dari kamar lalu berjalan menuju kamar seokjin

'apa tidak papa aku masuk? Tapi bagaimana kalau dia marah, tidak tidak seokjin bukan tipe pria yang mudah marah'

Irene membuka pintu kamar seokjin pelan menengokkan kepalanya mengintip sebentar lalu masuk, dilihat nya pria itu tengah tertidur pulas terliht sekali kalau dia lelah
Irene berjalan mendekati ranjang pria itu diamatinya wajah tampan seokjin

'kenapa aku marah sekali kau dekat dengan wanita lain? Atau aku mulai menyukaimu? Tapi itu tidak mungkin aku tidak mungkin secepat itu menyukai pria lain' irene duduk di sisi ranjang seokjin lalu ikut merebahkan tubuh nya disana melihat lebih dekat wajah pria itu pria yang 2th lebih muda dari nya tapi nyatanya jauh lebih dewasa dari dia

'ah mungkin aku hanya terbawa perasaan karena waktu itu dia menytakan perasaannya padaku iya pasti karena itu dia bahkan mencium ku waktu itu' jari lentik irene bergerak menyusuri wajah seokjin yang terlihat damai ketika terlelap lalu berhenti di bibir pria itu menyentuh nya pelan lalu tersenyum malu menginggat betapa hebat nya ciuman pria itu

Seokjin mengernyitkan dahi nya merasa ada sesuatu yang mengusik tidur nya membuka pelan mata nya tatapan nya bertemu dengan mata indah milik irene.

"apa yang kau lakukan disini?" suara serak seokjin terdengar seksi di telinga irene

"aku tidak bisa tidur jadi aku kemari" jujur irene "tidur lah lagi aku tidak akan mengganggumu aku hanya akan berbaring disini tidak melakukan apa pun"

"apa kau sedang mengagumi wajah ku dan kenapa wajahmu merah sekali apa kamu demam?" tangan seokjin reflek menyentuh dahi wanita itu "tidak panas"

Irene menyingkirkan tangan pria itu dari dahi nya "jangan berlebihan aku tidak sakit aku hanya merasa malu"

"malu?" seokjin bingung dengan ucapan irene

"jangan bertanya lagi, sinikan tanganmu" ucap irene lalu mengunakan lengan seokjin untuk menjadi bantal nya

"kenapa kau semakin cantik jika tidak mengunakan makeup?" jarak mereka begitu dekat

"tidak juga itu karena kau baru bangun dari tidur jadi tidak melihat dengan baik"ucap irene lalu tersenyum "ceritakan aku sesuatu"

"tadi kau menyuruhku tidur lagi sekarang bercerita?" tangan seokjin menyentuh wajah kecil irene menyingkirkan helaian rambut yang menghalangi wajah nya "wajah mu kecil sekali lihat lah" seokjin membadingkan dengan telapak tangan nya

"jari jari tangan mu yang terlalu panjang, ayo ceritakan aku ingin mendengarmu"

"kau ingin ku critakan apa?" tanya seokjin lembut

love is game (jinrene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang