Andra menggenggam tangan Reisa saat memasuki tempat acara. Mereka berdua nampak serasi sekali saat berjalan bersisian. Andra yang gagah dan Reisa yang cantik. Pasangan serasi, itulah yang akan orang lain ucapkan saat melihat mereka berdua.
Padahal jika semua orang tau di balik pernikahan mereka, pasti tidak ada yang menyangka bahwa semua hanyalah status belaka.
Andra membawa Reisa menuju ke tempat tuan rumah berada. Seorang laki-laki paruh baya sedang berbincang-bincang dengan beberapa orang. Di sebelahnya, nampak seorang wanita cantik dan masih muda sedang bergelayut manja sambil sesekali menatap laki-laki itu dengan pandangan penuh cinta.
"Halo, Chris." Andra menjabat tangan lelaki itu.
"Hai, Andra. Apa kabar?" Lelaki yang bernama Chris itu menyambut uluran tangan Andra, kemudian memeluknya.
"Sehat," Andra membalas pelukan sahabatnya, Christian. "Eh, kenalin nih. Istri gue," Andra memperkenalkan Reisa.
"Reisa." Wanita itu mengulurkan tangan. Menjabat dua orang di depannya. Si lelaki itu dan istrinya.
"Oh, pantas selama ini lu sembunyikan. Istri lu cantik." Wanita yang berdiri di sebelah Christian menyapanya.
Reisa tersipu malu. Canggung. Ber-akting mesra di depan semua orang sebagai pasangan yang akur dan romantis cukup sulit.
Apalagi tangan Andra yang sedari tadi menggenggamnya, kini beralih merangkul pinggulnya. Sesekali mengelus punggungnya.
Kapan lagi bisa menyentuh istrinya seperti ini lagi. Mumpung ada kesempatan. Ya kan?
"Ini Anita, istrinya Christian." Andra memperkenalkan. Reisa mengangguk. Tak banyak berbicara. Sedapat mungkin berusaha menimbulkan kesan yang baik di mata tuan rumah.
"Ayo Andra, Reisa. Dicicipi menu baru yang akan kami launching awal bulan depan." Lelaki itu mempersilakan para tamunya menuju buffet tempat berbagai macam menu tersaji.
Beberapa orang sudah ramai mengantri. Opening restoran ini besar-besaran. Maklum, yang punya gawean, salah satu pengusaha terkenal. Andra sendiri mengenal Christian karena hotel milik keluarganya sering di booking untuk acara keluarga besar mereka.
"Ayo, sayang. Kita coba menunya." Andra merapatkan pelukan. Padahal dalam hati berdebar-debar. Semoga pulang nanti, istrinya tidak marah. Betapa tangan ini sudah lancang menyentuh disembarang tempat yang disukainya.
Biarlah, tidak berdosa juga menyentuh istri sendiri.
Mereka berjalan melihat beberapa menu yang tersaji. Tradisional konsepnya. Selera Nusantara. Ada juga menu luar sebagai tambahan. Semuanya memanjakan lidah.
Andra melepaskan lingkaran tangannya di pinggang istrinya, kemudian mengambil sebuah piring dan mencampur beberapa menu di dalamnya.
"Mau satu piring berdua aja ga?" bisiknya. Lagi-lagi mendekatkan wajahnya. Sedikit saja Reisa lengah, maka otomatis pipinya akan bersentuhan dengan bibir suaminya.
Andra menunggu-nunggu momen itu. Tapi sepertinya Reisa jeli. Dia hanya diam sambil pura-pura kembali melihat-lihat menu yang ingin dicobanya.
Pupus harapan kamu, Ndra. Reisa sudah tau akal bulusmu.
"Ga usah. Masing-masing aja. Aku pengen nyobain yang lain." Jawabnya datar. Sedari tadi rasanya dia ingin menjambak rambut lelaki ini. Bukannya dia tidak tahu, Andra sedari tadi sengaja mengambil kesempatan.
"Yuk." Andra menarik tangan Reisa mencari tempat duduk yang kosong. Setelah mencari kesana-kemari, matanya menangkap sebuah tempat di pojok, agak tertutup dari keramaian karena berdekatan dengan beberapa pot bunga sebagai pajangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabatku, Suamiku
RomansaReisa mengira, kisah cintanya akan berakhir indah dengan menikahi kekasihnya Dimas, cinta pertamanya sejak masih remaja. Segala macam persiapan pernikahan telah rampung, hanya tinggal menunggu harinya tiba. Namun, takdir berkata lain. Dia harus men...