#27. Papa

16 2 0
                                    

Song; Wan One~Pine Tree
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Youngmin membulatkan niatnya untuk kembali ke Busan hari ini juga, bagaimanapun ia juga lahir di Busan hari ini ia punya banyak rencana

>Meminta maaf pada Hyerin
>Bertemu Haein
>Mengunjungi makam orang tuanya

Mana yang harus lakukan terlebih dulu ia bingung tapi lupakan saja itu dulu yang terpenting ia sampai busan dulu kan? Youngmin berangkat sangat pagi setelah berpamitan dengan Donghyun untuk mengejar kereta pertama menuju Seoul agar ia bisa sampai Busan sebelum sore

























***

"Hyerin aku ke toilet dulu ya?" ucap Minhyun

"Ya oppa" sahut Hyerin dan membiarkan Minhyun pergi

"Mama Haein mau es klim" pinta Haein

"Ya udah ayo sini beli ice cream" ucap Hyerin memegang tangan putrinya menuju tempat ice cream

"Pak ice creamnya satu rasanya yang stawberry choco" pesan Hyerin pada pedagang ice cream

"Baik tunggu sebentar ya buk" jawabnya

Pandangan mata Hyerin sedang fokus pada tangan si pembuatan ice hingga tak sadar akan Haein

"Ini bu icenya"

"Ya pak, ini " Hyerin mengambil ice cream dan membayarnya

"Haein sayang ini icenya" Hyerin menoleh ke bawah dan tak menemukan Haein disana

"Loh Haein?" Hyerin otomatis panik anaknya tidak ada dalam pandangannya

"Haein Haein" Hyerin kesana kemari mencari putrinya ia bahkan tak sadar sudah menjatuhkan ice cream yang baru saja ia beli

"Pak buk liat anak saya gak umurnya baru empat tahun" tanya Hyerin disana setiap berpapasan dengan orang lain

"Gak bu" hanya itu jawaban yang ia dapatkan

"Haein" panggil Hyerin lagi

Taman bermain sangat ramai sulit sekali mencari celah untuk menemukan anak sekecil Haein

"Ada apa rin kok disini? Haein mana?" tanya Minhyun

"Oppa Haein hilang" jawab Hyerin panik

"Loh kok bisa kamu tinggal dimana?" tanya Minhyun ikut khawatir

"Tadi dia minta ice cream aku udah ajak dia tapi gak tahu dia kemana?" Hyerin panik

"Makanya kamu jagain anak yang bener" Minhyun jadi emosional

"Ya aku udah jagain" protes Hyerin juga

Mereka masih sibuk mencari Haein bahkan mereka sudah melapor ke bagian panggilan anak hilang namun tak ada yang datang membawa Haein pada mereka






















***

"Akhirnya sampai Busan" ucap Youngmin meregangkan tubuhnya yang pegal duduk seharian

"Baru jam 2 masih ada waktu" ucapnya setelah melihat jam utama di stasiun kereta Busan

Ia keluar dari stasiun untuk mencari bus yang bisa ia tunpangi untuk sampai di rumah Hyerin

Matanya tertuju pada keramaian di salah satu sisi dekat stasiun

"Ohh Busan punya taman bermain baru" ucap Youngmin saat kakinya berdiri tepat di depan pintu masuk

"ayo pak silahkan masuk kami sedang promosi dan hari ini gratis biaya masuk" tawar seorang petugas disana

"Tidak usah mbak" tolak Youngmin

"Masuk aja dulu pak siapa tahu nanti bapak mau ajak istri anak bapak liburan rekomendasi baru tempat liburan di Busan loh pak" tawar sang petugas lagi

Benar juga rayuan itu cukup membuat Youngmin ingin masuk ke tempat itu

"Wah lokasinya ternyata lebih besar dari pada yang ada di dekat mall" ujar Youngmin memperhatikan semua isi taman tersebut

"Papa?" suara panggilan anak kecil sontak membuat Youngmin menoleh ke bawah  melihat seorang anak kecil memegangi celananya

"Loh kok anak cantik sendiri mamanya dimana?" tanya Youngmin berjongkok menatap anak perempuan itu

"Haein mau nyari papa" ucap anak itu langsung melingkarkan kedua tangan mungil nya di leher Youngmin memeluknya

Deggg

Perasaan Youngmin tiba tiba bergetar ia merasakan ada sebuah ikatan yang tak ia mengerti jantungnya berdebar kencang saat anak itu memeluknya

"Haein ini beneran kamu?" tanya Youngmin menatap lekat wajah Haein dan ia pun meyakininya itu memang Haein putrinya anak itu benar benar sama dengan anak yang ada di foto bersama Hyerin

"Ya ini Haein, Haein kangen papa, papa gak kangen sama Haein?" tanya Haein bagaimana bisa anak empat tahun itu tahu siapa ayahnya ini bukan mimpi indah Youngmin kan?

"Haein ini papa, papa kangen banget sama kamu" Youngmin tak percaya ia bertemu putrinya disini bahkan ia tak kuasa menahan tangis harunya sambil memeluk erat Haein dalam pelukan hangatnya

"Papa gendong" pinta Haein

"Ayo papa gendong Haein, Haein mau kemana?" ucap Youngmin bahkan langsung mengangkat putrinya itu

"Kemana aja asal sama papah" sahut Haein

"Sayang kenapa kamu disini sendiri? Mama kamu kamana?" tanya Youngmin khawatir bagaimana bisa Haein lepas dari pengawas begini bagaimana jika orang lain yang bertemu Haein atau berniat jahat pada Haein kan untung saya Youngmin yang bertemu dengan Haein

"Mama tadi lagi beli es klim Haein tinggal " sahut Haein polos

"Sayang lain kali kamu gak boleh gitu mama kamu pasti panik nyariin kamu sekarang, ayo papa anter kamu nyari mama" ajak Youngmin

"Oke nanti papa ikut kan pulang kerumah mama?" tanya Haein dan Youngmin tiba tiba jadi beku

Jujur saja ia ingin kembali namun apakah bisa? Apakah Hyerin masih menerimanya? Youngmin hanya tersenyum lalu mengangguk kecil pada Haein

"Hore asik akhirnya Haein ketemu papa" teriak Haein senang

"Tapi sayang kok kamu tahu ini papa?" tanya Youngmin

"Piling, kata tante Mina ikatan batin itu kuat, Haein yakin pasti papa, papanya Haein" ujar Haein polos

Youngmin tersenyum dan merasa senang ternyata putrinya mengenalinya

"Ternyata papa ganteng juga gak kalah sama papa Minhyun" ucap Hyerin menyentuh pipi ayahnya itu

"Papa Minhyun?" pikir Youngmin ia mungkin tahu bahwa Hyerin selama ini telah bersama pria lain namun ia baru tahu nama pria itu dan Haein juga memanggilnya papa?

"Pupu" ucap Haein menyadarkan lamunan Youngmin

Youngmin pun langsung mencium pipi buah hatinya itu bahkan menghujani putrinya dengan ciuman kasih sayang

"Sayang papa" ucap Haein mencium pipi ayahnya manis

Saat seperti inilah yang paling sangat Youngmin tunggu dan ia sangat berharap bahwa ini bukan mimpi ia hanya takut saja tiba tiba ia terbangun dan melihat pemandangan kosong di depannya ia ingin ini nyata, nyata Haein putrinya ada di pelukannya





***

Happy reading

Don't forget vote+comment

Salm author nara

Maybe Not YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang