"Wae?" tanya Minhyun menatap sebuah amplop di tangannya
"Saya mau berhenti daejang-nim" ucap Hyerin
"Wae? Kau tidak nyaman bekerja denganku? Atau ada alasan lain?" tanya Minhyun
"Haein masih sangat kecil jika saya tinggalkan sendiri saya mau fokus mengurus anak saya" ucap Hyerin
Minhyun sedikit tersenyum
"Kenapa baru sekarang? Dulu saat dia masih dalam kandungan kau seperti cuek pada bayi itu dan lebih sibuk bekerja sampai aku harus memberi surat cuti secara paksa lalu sekarang kenapa? Kau baru menyadari betapa berharganya bayi itu?" tanya Minhyun dengan sedikit senyum di wajahnya
Sedangkan Hyerin hanya menunduk
"Padahal baru saja saya punya sekertaris yang bisa di handalkan dan sekarang kau berhenti, baik lah tidak apa jika ini pilihanmu, kau benar Haein masih sangat butuh perhatian dari ibunya " ucap Minhyun bijak
"Daejang-nim tidak masalah saya keluar?" tanya Hyerin
"Gwaencana saya ngerti kok" balas Minhyun dengan senyum manisnya
"Terimakasih atas pengertiannya daejang-nim" Hyerin sampai membungkuk
"Santai saja, jika perlu apa apa kau bisa telpon aku, dan suatu hari jika kau ingin kembali bekerja lagi kantor ini akan terbuka lebar untuk mu" ujar Minhyun
"Jangan sungkan" sambungnya
"Ne" sahut Hyerin tersenyum senang sebelum akhirnya pergi
"Ahh bagaimana caranya bertemu dengannya jika ia berhenti" sesal Minhyun
"Justru ini bagus daejang-nim" sahut Seongwoo
"Bagus apanya?" tanya Minhyun
"Dia bukan lagi anak buah mu dengan itu kau bisa mendekatinya sebagai teman kan perlahan lebih jauh lebih dari teman, kesempatan kita sedang sangat lebar daejang-nim" ujar Seongwoo
"Kau benar, lalu bagaimana dengan suaminya apa ada kabar?" tanya Minhyun
Seongwoo mengeluarkan sesuatu dari tasnya sebuah amplop coklat dan memberikannya pada Minhyun
Mata Minhyun sangat kaget saat melihat isi amplop itu
"Apa apaan ini? Ini siapa? " Minhyun sedikit kaget melihat foto foto yang ada dalam amplop itu
"Jangan beri tahu dia dulu, dia bisa terpukul, cari waktu yang tepat untuk memberi tahunya" pinta Seongwoo
***
Hyerin keluar dari rumahnya membeli susu dan kebutuhan lain untuk bayi kecilnya namun matanya tersentak kaget melihat barang barang baru di depan rumahnya dan tak tertinggal pria jakung berkaki panjang di hadapannya
"Baru saja aku ingin menekan bel tapi kau sudah keluar duluan" ucap pria itu
"Ya isa-nim kenapa kau kesini? Dan kenapa kau membawa barang barangmu kesini?" tanya Hyerin melihat barang barang khas bayi di hadapannya susu bayi,popok, beberapa baju bayi, dan tak tertinggal boneka dan mainan anak anak lainnya
"Ini barang barang milikmu , bukan milikku, bayi kamu belum lahir pamali beliin beginian lebih awal" sahut Seongwoo yang kini sudah jadi mantan atasannya itu
"Tapi untuk apa ini? Saya bisa beli sendiri nanti" sahut Hyerin
"Ini hadiah dari bos untuk anak kamu, jangan di tolak" sahut Seongwoo lagi