Malkoçoğlu Bali Bey

360 43 0
                                    

Yahyapaşazade Malkoçoğlu Bali Bey adalah putra dari Malkoçoğlu Yaya Paşa, seorang Gubernur Anatolia dan Rumelia yang menikah dengan salah satu putri dari Sultan Bayezid II.Bisa dikatakan Malkoçoğlu Bali Bey adalah keturunan keluarga kesultanan Ustmaniyah.Dia adalah cucu dari Sultan Bayezid II yang juga adalah kakek dari Sultan Süleyman Yang Agung.

Di siang hari yang terik ini, Malkoçoğlu Bali Bey atau mereka memanggilnya Bali Bey menyusuri jalanan batu kota yang sebagian besar telah hancur akibat peperangan.

Sepanjang perjalanannya ia melihat wajah-wajah penduduk kota yang menatapnya dalam diam dengan pandangan benci bercampur takut.Aura penakluk didalam diri Malkoçoğlu membuat siapapun yang memandangnya kembali menciutkan niatnya meski hanya sekedar untuk menghujat atau memaki, melampiaskan amarah atas jatuhnya kota tercinta mereka dan gugurnya para ksatria yang juga merupakan ayah, putra atau sanak saudara lelaki mereka.

Sultan Süleyman memerintahkannya untuk melakukan inspeksi dan mengontrol keamanan kota setelah peperangan selama berbulan-bulan, juga untuk memastikan ketertiban kota dan memastikan para ksatria musuh telah meninggalkan pulau.

Lonceng menara sebuah gereja berdentang, mengumumkan waktu ibadat harian jam keenam atau sextia dimulai.Malkoçoğlu melihat tiga orang janissary yang sedang mengawasi beberapa penduduk yang berlalu lalang di jalanan.Ia menghampiri anggota pasukan elit itu dan berniat akan menyemangati mereka ketika ia mendengar salah seorang dari tentara itu berbicara dengan keras untuk mengalahkan bunyi lonceng gereja yang suara dentangannya memenuhi penjuru kota.

"Kenapa Qanuni Sultan membiarkan gereja itu berdiri dan tidak mengubahnya menjadi masjid? Fatih Sultan Mehmet saja mengubah Ayasofya menjadi masjid!"

Mendengar perkataan prajurit itu, kemarahan Malkoçoğlu muncul.Ia segera menarik pedang dari sarungnya dan berjalan cepat kearah prajurit itu lalu mengarahkan pedangnya tepat di leher sang prajurit.Prajurit itu, yang tidak menyadari kedatangannya terkejut bukan kepalang.Darah seolah menghilang dari wajahnya.Kaki dan seluruh badannya gemetar.

"Berani-beraninya kau mempertanyakan keputusan Sultan yang agung!! Inilah balasan bagi orang yang berani meragukan keputusan Sultan!!"

Dengan sekali tebasan, tubuh prajurit malang itu jatuh menghantam jalan berbatu.Darah segar mengucur dari lehernya yang terkoyak lebar.Kedua prajurit yang tersisa hanya bisa menatap tubuh kaku temannya yang bersimbah darah dengan tatapan ngeri.

"Mandikan jenazahnya dan sholatkan.Makamkan dia bersama dengan pejuang-pejuang kita yang lain." kata Malkoçoğlu pada kedua prajurit itu sambil melangkah pergi meninggalkan mereka diikuti para pengawal setianya.

###

The Commander's Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang