Hilang

198 32 9
                                    

Kompartemen kereta berderak dan bergoyang seirama dengan derap kaki kuda jantan hitam yang menariknya.Alexandra menatap Gülnihar yang sedang tertidur disampingnya, lalu mengalihkan pandangannya pada Daye kalfa yang sedang membaca buku, seperti yang biasa ia lakukan beberapa waktu belakangan, selama dalam perjalanan panjang mereka.

Sudah hari ketiga perjalanan mereka setelah sempat beristirahat selama satu hari di Edirne.Ketika akan meninggalkan kota di perbatasan itu, seluruh rombongan diperintahkan untuk merubah penampilan mereka.

Saat itu Alexandra memperhatikan satu persatu anggota rombongan yang telah berganti penampilan termasuk dirinya.Para janissary tidak lagi memakai pakaian merah kebesaran mereka, tetapi memakai pakaian seperti pengembara, dengan rompi kulit diatas baju kain dan sepatu kulit tinggi sebagai pelindung kaki.Namun pandangan matanya tertuju lebih lama pada Malkoçoğlu Bali Bey, sang pimpinan rombongan.Pria itu tidak lagi mengenakan kaftan sutra seperti biasanya.Ia kini memakai pakaian yang sama ketika pertama kali Alexandra melihatnya di Rhodes.

Meski terlihat sama tetapi ada yang berubah pada situasi kali ini.Alexandra menyadari ia telah melihat pria itu, meskipun sedikit, dengan cara yang berbeda.Ia tidak lagi merasakan kebencian yang membara dihatinya seperti yang ia rasakan di waktu yang ia sendiri hampir melupakannya.

"Apakah semuanya berubah karena aku tinggal dengannya selama beberapa bulan ini ?" batin Alexandra.

Kompartemen itu kembali berderak pelan, membawa mereka jauh menembus hutan di wilayah Kazanlık, sebuah wilayah kecil di kerajaan Hongaria yang berhasil dikuasai oleh pasukan Sultan Süleyman Yang Agung.Setidaknya begitulah yang dikatakan Daye kalfa.

Alexandra melihat dari balik jendela kayu berukir kompartemen, hutan lebat yang tadinya mereka lewati mulai berkurang kerapatan pohon-pohonnya.Daerah terbuka yang disinari cahaya matahari terik kini terhampar di sepanjang jalan yang mereka lalui.

Alexandra merasakan kereta kuda berjalan melambat.

"Kita beristirahat ditempat ini.Bangunkan Gülnihar." perintah Daye kalfa yang telah menurunkan buku dari pandangannya ketika menyadari kompartemen kereta yang telah berhenti sepenuhnya.Ia sendiri lalu turun dari kereta kuda.

Menuruti perintah Daye kalfa, Alexandra membangunkan Gülnihar lalu berdua mereka mengikuti Daye kalfa turun dari kompartemen kereta kuda.Ia merasa senang bisa menjejakkan kaki di tanah datar.

"Kita bangun tenda darurat disini.Didekat sini juga ada sungai." Alexandra mendengar Malkoçoğlu berkata kepada seluruh amggota rombongan yang diikuti gerak cepat para pengawal mendirikan tenda yang sudah dipersiapkan.

Alexandra segera mengikuti Daye kalfa dan Gülnihar yang segera bersiap untuk menyajikan makanan bagi seluruh rombongan.

***

Gülnihar berlari tergopoh gopoh mencari Daye kalfa yang sedang membuat makan siang bagi seluruh rombongan.

"Daye kalfa!!Alexandra menghilang!Ia.. ia tidak ada di tenda!" dengan panik, Gülnihar menyampaikan kabar mengejutkan itu pada Daye kalfa yang juga ikut terkejut.

"Apa maksudmu, Gülnihar?" Daye kalfa langsung menghentikan kegiatannya.Ia berdiri dan menatap tajam gadis muda itu yang wajahnya terlihat panik dan bingung.

"Kami sedang merapikan barang-barang yang akan kita bawa besok lalu aku keluar untuk mengambil sesuatu di kereta kuda.Tapi begitu kembali ketenda, aku tidak melihat Alexandra.." terang Gülnihar cepat," apa dia melarikan diri lagi?!"

"Aku akan memberitahu Bali Bey.Kau tenanglah dan lanjutkan pekerjaanku." perintah Daye kalfa kemudian.Dengan setengah berlari, ia pergi menuju tenda Malkoçoğlu.

Setelah meminta izin untuk masuk ketenda, Daye kalfa memberitahu Malkoçoğlu apa yang sudah dikatakan Gülnihar.

"Aku akan mencarinya sendiri.Daye, kau dan janissary tetap di tenda.Kalian boleh mencariku jika sampai hari gelap aku tidak kembali." perintah Malkoçoğlu segera setelah mendengar penjelasan cepat pengasuhnya itu.

"Tapi Beyim, diluar akan berbahaya jika anda sendirian!" jawab Daye kalfa cemas.

"Aku lebih mengkhawatirkan gadis itu jika aku tidak segera mencarinya."

Dengan tergesa, Malkoçoğlu mengambil pedang dan busur serta beberapa pucuk anak panah.

"Lakukan perintahku, Daye!" perintah Malkoçoğlu lagi ketika melihat Daye kalfa yang masih terdiam di tempatnya sebelum ia menghilang dari tenda.

###

The Commander's Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang