Alexandra ditarik dengan kasar oleh laki-laki muda itu.Ia lalu dibawa masuk keruangan yang sudah ia kenali.
Pria berkaftan hitam itu meninggalkan Alexandra dan mengunci kamar dari luar.
Dalam kepanikan, Alexandra mengelilingi kamar itu, mencari jalan keluar.Ia lalu membuka pintu ganda yang mengarah kebalkon kamar.Ia berlari kebalkon dan melihat kebawah.Balkon ini cukup tinggi.Tapi Alexandra tidak peduli.Ia lebih takut pada apapun yang akan dilakukan pria itu ketimbang bayangan jatuh kebawah menghantam tanah keras.Sesaat tadi Alexandra melihat kemarahan yang terpancar jelas dimata gelap itu.Ada sesuatu dimata itu yang membuatnya bergidik ngeri.
Satu kaki Alexandra sudah diluar batas balkon dan siap melompat ketika pintu kayu ganda menjeblak terbuka.Kemarahan tampak jelas diwajahnya ketika melihat posisi Alexandra yang sudah siap melompat dari balkon.
"Jangan mendekat atau aku akan melompat!" ancam Alexandra penuh kemarahan.
Tapi Malkoçoğlu tak peduli.Ia melangkah lebar penuh keyakinan mendekati gadis itu.Dan dengan gerakan cepat, ia menarik pinggang ramping Alexandra, menyeretnya kedalam ruangan dan menjatuhkannya di lantai, diatas karpet bulu tebal.
Malkoçoğlu menindih tubuh mungil Alexandra yang meronta dibawahnya.Ia memegang kuat kedua lengan Alexandra dan menaruhnya disamping kepalanya.
"Kau bilang ingin mati? Baik! Aku akan menyerahkanmu ke penjara istana.Tapi sebelum itu akan kubuat kau menyesal telah bertemu denganku." Malkoçoğlu berbisik pelan namun penuh ancaman di telinga Alexandra.
Alexandra terdiam ngeri.Ia bisa membayangkan apa maksud dari perkataan penuh ancaman pria itu.
Daye kalfa memasuki kamar dan tampak sedikit terkejut melihat pemandangan ganjil yang ia lihat didalam ruangan tuannya.
"Beyim.." katanya pelan.Tapi Malkoçoğlu tidak menjawab.Seolah tahu apa maksud tuannya, Daye kalfa menaruh tali panjang yang ia bawa di atas ranjang tuannya dan pergi meninggalkannya.
Setelah kepergian Daye kalfa, Malkoçoğlu bangkit dari atas tubuh Alexandra sambil menarik tubuh gadis itu bersamanya.Ia menarik paksa gadis itu, melemparkan tubuhnya di ranjang, dan dengan tali yang dibawa Daye kalfa, mulai mengikat tangan Alexandra di tiang kayu ranjang besarnya.
"Apa yang kau lakukan..?! LEPASKAN AKU..! LEPASKAN AKU..!" Alexandra berteriak putus asa.Ia meronta dan berusaha melepaskan tangannya dari ikatan kencang tali itu.Tapi usahanya sia-sia.Dengan gerakan sangat cepat Malkoçoğlu beralih pada tangan satunya lalu beralih pada kedua kaki Alexandra yang terus menendang, hingga kedua tangan dan kaki Alexandra benar-benar terikat pada tiap sisi tiang ranjang.
Alexandra hampir menangis.Ia kini benar-benar tak berdaya.Pria itu akan melakukan sesuatu yang ia takutkan akan terjadi padanya.
Malkoçoğlu menatap puas Alexandra yang terlihat ketakutan.Ia lalu menunduk memandang Alexandra dan mulai berbaring disisi tubuh gadis itu.
"Sekarang mari kita lihat keberanian yang kau tunjukkan padaku tadi." kata Malkoçoğlu dengan seringai menakutkan di sudut bibirnya.Ia mulai menindih tubuh tak berdaya Alexandra.
"Jangan berani kau menyentuhku, kau pria terkutuk!!" sembur Alexandra dengan kemarahan.Ia terus meronta, berusaha melepaskan diri dan menjauhkan tubuhnya dari Malkoçoğlu.
Malkoçoğlu terus mendekati tubuh Alexandra.Ia mengarahkan kepalanya pada lekukan panjang leher gadis itu.
Alexandra kembali meronta, namun segala usaha yang ia lakukan tidak sanggup melepaskan kaki dan tangannya dari ikatan kuat tali yang mengikat.Tubuh kecilnya terasa lemah.Ia merasakan tangan besar pria itu dipinggangnya, mencengkeram lembut lekukan ramping tubuhnya itu.
"Jangan.. jangan lakukan ini.. aku mohon lepaskan aku..Tolonglah.." isaknya lirih penuh derita.
Malkoçoğlu mengangkat kepalanya dan menatap mata biru itu yang telah basah oleh airmata.Mata yang selalu menatapnya penuh kebencian itu kini memandangnya dengan tatapan permohonan memohon belas kasihnya.
Ia lama menatap mata sebiru lautan itu lalu mengangkat tubuhnya dari tubuh mungil Alexandra.Ia lalu beranjak pergi dan meninggalkan Alexandra yang masih terikat di tiang ranjang.
###
KAMU SEDANG MEMBACA
The Commander's Love Story
Historical FictionSeorang prajurit yang tangannya dipenuhi darah dan hidupnya dipenuhi oleh kebencian musuh-musuhnya. Prajurit tangguh yang tak mengenal belas kasih ketika di medan pertempuran. Namun tatapan mata sebiru lautan penuh dendam itu telah mengusik hidupnya...