Sudah satu minggu setelah hari kelulusan. Aku masih berdiam diri di ruang zona nyamanku. Saat ini aku merasa gagal dan tak berguna. Tes ku untuk masuk perguruan tinggi melalui jalur bidikmisi telah gagal. Harapanku sirna. Aku tak seperti temanku kebanyakan yang memiliki jalan lain untuk meneruskan sekolah ke perguruan tinggi. Ya aku hanya bisa mengandalkan jalur bidikmisi. Tak ada yang bisa kulakukan saat ini. Aku merasa gagal untuk diriku sendiri. Jiwa muda ku bergejolak meronta ingin melakukan hal yang sama seperti temanku yang lain. Aku iri.Bagai anak ayam yang kehilangan induknya. Itulah aku sekarang yang kehilangan pegangan. Aku tak bisa seperti mereka yang dengan mudah meminta pada ayah atau ibunya. Aku hanya memiliki malaikat tanpa sayap. Dialah yang ku sebut mamah. Aku tak ingin memberatkannya dengan permintaanku yang berlebihan. Aku tau ia tak mampu. Aku tak ingin membuatnya sedih dan merasa apa yang di lakukannya untuku selama ini masihlah kurang.
Pikirku mulai berubah. Aku memandanginya yang sedang duduk di ruang tamu sambil melipat cucian yang baru saja di angkat nya. Ku pandangi dalam wajah ya.
" Mah Dira akan mencari kerja!"
Itulah kata yang terucap dalam pikirku saat memandangnya. Aku tak ingin dia kelelahan cukup lama. selama 12 tahun ia berkorban menghabiskan waktu untuk bekerja membiayai sekolahku.
Ku kembali ke dalam kamar. Menutup pintu kamarku yang tadi terbuka sedikit. Aku merenung." Bagaimana caranya mendapat pekerjaan untuk lulusan SMA? sedangkan aku sendiri belom punya pengalaman?" ucap ku sambil merebahkan diri di kasur.
Sesaat aku memeluk guling, pintu kamar ku di buka. Mamah muncul dan menghampiriku.
" Ra si momon datang samperin gih. Nungguin di teras tuh!" ucap Mamah sambil menyentuh lengan atasku. Akupun langsung beranjak menghampiri teman kecilku.
Momon adalah teman kecilku yang paling periang. Dia sangat berbanding terbalik denganku yang tak suka keluar rumah. Si rambut kriting itu kali ini sudah nangkring di teras rumahku,
"apa yang dia lakukan disini? apa juga yang ingin dia sampaikan di pagi-pagi seperti ini?" pikirku semakin bingung.
Aku dengan cepat menghampiri Momon. Ia terlihat begitu rapih. Pakaiannya sangat formal dengan sepatu highheels nya. Aku takjub menatapnya. Ia yang kukenal tak suka bermake up kali ini berubah bak princess. Apakah dia akan mengikuti pentas drama theater? ah pikirku terlalu liar.
" Mon ngapain? tumben pagi kesini?" tanya ku seraya duduk disampingnya.
" Lo nganggurkan? ikut gue kerja yuk!" ajaknya optimis.
" Dimana? emang ada yang mau nerima lulusan SMA?" tanyaku bingung.
" Ada gajinya UMR," sautnya lantang.
" UMR apa mon?" tanyaku polos.
" upah minimum regional kuper. Mangkanya jangan di rumah mulu. Gaul lah. Nih liat gue udah mulai kerja hari ini. Cakep kan gue," ujarnya sambil berdiri memperlihatkan tampilannya.
" Oh sorry mon gue ga tau. by the way kerjanya di kantor apa? kaya gimana?" tanyaku penasaran.
" Ye bukan kantor tapi Mall. Lo tinggal jualan. Nama lainnya Sales Promotion Girl. Disingkat SPG. lumayan gajinya satu bulan bisa sampe empat juta," sautnya meyakinkanku.
" SPG? Mon kan lo tau gue ga biasa ketemu orang banyak. Tiap pulang sekolah aja gue langsung ke rumah," ucapku pesimis.
" Duh ga usah ribet. Lo tinggal jaga di konter. Jual barang. Stok barang. Isi penjualan beres. Tuh lo liat emak lo. Ga kasian tiap hari udah kerja di luar masih ngurusin rumah juga apalagi ngurusin anaknya yang seharusnya udah bisa ngurus emaknya?" sentak Momon sambil memegang kedua pipiku yang di arahkannya tepat ke tempat dimana mamahku duduk sambil melipat pakaian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do you think Of me ? [ Lengkap ] ✔
Teen FictionKisah ini bermula ketika seorang gadis bernama Dira yang mencoba untuk menjalin relationship dengan pria bernama Raga. Hubungan yang sedari awal di sepakati untuk berjalan secara backstreet. Sampai suatu hari muncul perasaan terabaikan dan ingin di...