Coretan 13

24 4 0
                                    

Zona nyaman adalah suatu belenggu. Dimana rasa akan berkali-kali gagal untuk pergi. Aku minta keluarlah!

Tadi malam sungguh membuatku terkena struk. Aku hampir hilang akal menghadapinya. Ini adalah kali pertama ku. Mengapa dia dengan spontan melakukannya? Apa untuk meredakan marahku? Atau karena dia memang ingin? Hatiku sudah tak karuan.

Pagi ini rasanya malu melihat wajahnya. Bisa-bisa pipiku seperti kepiting rebus. Aku tekadkan untuk tidak menatapnya hari ini. Aku tak kuat. Ya aku malu. Pikiranku semakin di penuhi bayang-bayang semalam. Sampai-sampai aku tak sadar sedari tadi ada yang menyapaku.

" DIRA!"

" Eh iya apa Di?"

" Lo ngapain sih? Mikirin apa? Kesambet lo?"

" Apaan sih lo ngaco."

" Nih datang barang. Tadi gue udah simpen barangnya di gudang. Lo bagian rapihin ya. Gue mau balikin falet dulu ke basement."

" Emang ada rak kosong?"

" Tadi gue liat sih ada. Deket rak menswear yah."

Didi pun lantas pergi meninggalkanku. Aku sangat bimbang untuk ke gudang apalagi harus melewati konter Raga. Ya tuhan bantu aku menetralkan rasa gugup ini! Aku harus memberanikan diri.

Saat melewati konter Raga aku sama sekali tidak melihat batang hidungnya,

" Kemana dia? Apa dia di gudang?" Gumamku sambil berjalan.

Sesampainya di gudang aku tak melihat seorangpun disana. Mungkin Raga memang tidak di gudang. Perasaanku sedikit lega. Aku pun mulai menata dus sepatu.

" Ssssssttttttttt!"

Tiba-tiba terdengar suara di balik rak sepatu. Sungguh mengejutkanku. Aku penasaran siapa disana. Pikirku mulai buruk. Jika di Raga atau orang lain aku lega tapi jika itu suara hantu yang tinggal di gudang ini aku mau pura-pura pingsan. Eh tidak-tidak, aku mau ngibrit saja.

Ku beranikan diri untuk mengambil salah satu dus sepatu yang ada di rak agar bisa melihat sumber suara tadi.

" Dor!"

" Ya ampun kamu! Bikin jantungan aja!"

" Kamu pikir aku hantu? Pagi-pagi kaya gini mana ada hantu sih Ra."

" Ya mana aku tau ga. Namanya juga gudang. Kamu lagi apa disini?"

" Lagi nemenin kamu."

" Jangan-jangan kamu bukan Raga ya."

" Hahaha. Mulai ngaco ah kamu. Ya aku bukan Raga tapi aku orang yang nyuri firstkiss kamu semalem."

" RAGA!"

Aku sungguh kesal dia mengingatkanku kejadian semalam. Aku malu. Alhasil aku taruh kembali dus sepatu ke dalam rak aga Raga tak bisa melihat pipiku yang berubah menjadi merah. MEMALUKAN!

" Ra kok di tutup. Nanti di pojokan ada uka-uka gimana?"

" Biarin dari pada di gangguin sama hantu bawel!"

Do you think Of me ? [ Lengkap ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang