Coretan 10

17 5 0
                                    

Rindu seringkali menyesatkan. Ia membawa curiga yang berujung penasaran. Menggerakan hati untuk meneriakan pikiran negatif. Tolong selesaikanlah rindu ini. Aku hanya ingin ingat bahwa aku mencintaimu!

Tiga hari sudah kulewati tanpa melihat Ragaku. Ya hari ini aku sudah melunak.  Bahkan lebih tepatnya saat Raga mengajakku datang ke rumah nya sore ini.  Aku memang sudah memaafkannya soal ia berjalan-jalan ke alun-alun Bandung. Aku sadar aku tidak bisa mendiamkannya terlalu lama. Sangat menyiksa.

Sore ini perasaanku kembali seperti sediakala. Badmoodku sudah hilang. Aku rasa aku tak perlu mencurigainya. Toh buktinya Raga berniat mengenalkanku pada ibunya.

Setelah aku selesai bersiap akupun lantas pergi menggunakan angkot. Raga menungguku di rumahnya. Aku sangat gugup sekaligus bingung dengan apa yang harusku bawa. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk membawa dua buah ' Amanda Brownies ' yang tokonya sedang ngehits di kota Bogor.

Sekitar sepuluh menit angkot yang kunaiki sudah sampai tepat di depan gang yang kutuju. Dari dalam angkot aku sudah melihat Raga menungguku di depan gang. Akupun bergegas turun.

Aku melihat Raga tersenyum. Aku tanpa ragu membalasnya. Pria ini selalu punya cara membuatku terkesima menatapnya walaupun sebenarnya dia sempat membuat moodku hilang.

" Hai yang."

" Hai. Kamu udah lama nunggu?"

" Baru aja. Gimana ga liat aku tiga hari? Rindu?"

" Kamu?"

" Banget yang."

" Aku juga."

" Ya udah yuk! Ibu udah nunggu. Penasaran pengen liat kamu."

" Kamu cerita macem-macem ya?"

" Engga kok. Engga sedikit maksudnya. Hehehe."

" Ih Raga awas ya!"

Akupun berjalan mengikutinya dari belakang. Ya menuju rumah nya memang melewati jalan setapak hanya cukup untuk satu orang saja. Sesekali aku memperhatikannya. Pria ini seringkali membuat perasaanku campur aduk dengan sikapnya.

Kurang dari dua menit aku pun sampai di rumahnya. Terlihat banyak anak kecil yang sedang bermain disana bersama tiga orang wanita. Satu di antara ku yakinin dia adalah ibunya Raga.

" Masuk Ra. Maaf ya banyak anak kecil. Mereka ponakanku."

" Iya Ga ga apa-apa."

" Itu ibuku Ra."

Tepat sekali tebakanku kalau wanita itu adalah ibunya. Aku langsung menghampirinya. Ibunya Raga sangat baik begitupun kedua kakak perempuannya. Mereka menyambut kedatanganku dengan ramah. Baru kali ini aku berada dalam situasi keluarga yang berbeda. Ya jauh dari kata sepi tapi sangat menyenangkan.

" Bu maaf ya Dira cuma bawain ini."

" Loh neng ga apa-apa. Justru ibu yang ga enak jadi ngerepotin. Terima kasih ya."

" Iya bu sama-sama."

" Raga udah cerita banyak sama ibu tentang kamu neng. Maaf ya kalo Raga sering bikin repot kamu. Anaknya memang sedikit cuek. Oh iya ibu gimana kabarnya?"

Do you think Of me ? [ Lengkap ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang